Kawan GNFI, dewasa ini, media konvensional bukan lagi satu-satunya cara menyebarkan informasi. Terlebih lagi di era digital. Sudah banyak sekali platform independent yang bermunculan dengan tujuan sama-sama menginformasikan berita kepada pembacanya, sesuai dengan value yang diusung masing-masing.
Namun, tentunya, para platform tersebut menghadapi tantangan yang sama, yaitu bagaimana caranya bertahan dan menghasilkan pendapatan?
Well, salah satu konsep menarik yang mulai berkembang saat ini adalah homeless media, yakni media tanpa kantor fisik, tanpa tim besar, tetapi tetap bisa menjangkau ribuan, bahkan jutaan orang, seperti @infopadang. Sebagai salah satu homeless media terbesar di Padang, tentu ada banyak hal menarik yang bisa dibahas.
Lantas, bagaimana cara kerja model bisnis ini? Apa rahasia monetisasinya?
Berikut ringkasan Good Live “Membangun Ekosistem Bisnis, Mengulik Rahasia Monetisasi Homeless Media” yang telah ditayangkan pada Selasa (18/3/2025) lalu di kanal Instagram GNFI. Acara ini dipandu oleh Yossie (Community and Partnership GNFI) berkolaborasi dengan Firdaus (PT Padang Digital Group dan Social Media Specialist, @infopadang).
@infopadang, Homeless Media di Padang
Dituturkan oleh Firdaus, akun Instagram @infopadang telah berdiri sejak 10 tahun yang lalu. Kemudian, di tahun 2023, media lokal besar di Padang tersebut lebih berkembang setelah didirikannya PT Padang Digital Group.
@infopadang sebagai homeless media, diakuinya perlu strategi cerdik dalam pengembangannya. Termasuk dalam penyebaran berita dan monetisasinya.
"Nah, karena akun ini tidak termasuk dalam media penyiaran berita yang ‘legal’, maka yang kami lakukan adalah bekerja sama dengan media lokal. Misalnya juga meminta izin kalaumaurepost atau mau bikin berita dari sana. Kami tentunya juga menjalin perkenalan dengan media-media lokal dan nasional," sebut Firdaus dalam live.
Sebagai informasi, sebuah media jurnalistik memerlukan berbagai persyaratan khusus agar bisa dilegalkan sebagai platform berita.
Namun, diakui Firdaus, @infopadang belum menuju ke arah sana, dengan pertimbangan kuantitas berita yang mungkin belum terlalu seramai sebagai media nasional.
Akan tetapi, tentunya untuk ke depannya, @infopadang akan memberlakukan adanya kontrak legal secara tertulis.
Peluang Bisnis Homeless Media dan Persaingan antarmedia
Homeless media mempunyai banyak sekali keuntungan, misalnya mampu menjangkau audiens yang luas, penyampaian informasi yang cepat dan fleksibel, hingga pengelolaan platform yang cenderung efisien. Sebab, selain biasanya relatif tidak 'memerlukan' banyak staf, tidak perlu juga ada website atau 'tempat tradisional'.
Pertanyaannya, bagaimana homeless media dapat mempertahankan loyalitas audiens?
"Kalau @infopadang, ada dua yang menjadi kunci. Yang pertama adalah kualitas konten. Kita sendiri (@infopadang) selalu memprioritaskan konten yang kualitasnya kami samakan dengan media nasional, termasuk GNFI. Yang kedua adalah harga bisnis yang masih terjangkau meski followers akun terbilang sudah banyak dibandingkan (media lokal) lainnya di sini (Padang)," terang Firdaus.
Dengan demikian, homeless media, tak hanya loyalitas audiens yang terjaga, tetapi juga monetisasi akan datang dengan sendirinya.
Selain itu, yang perlu terus diperhatikan oleh homeless media adalah algoritma yang mana sangat terikat dengan sosial media. Karena itu, perlu ada strategi khusus untuk terus berpacu dalam arus persaingan digital ini.
Firdaus memberikan sedikit tipsnya pada acara live Good Talk GNFI. Baginya, 'pelaku' industri digital perlu bisa beradaptasi dengan cepat oleh perubahan trend dan algoritmanya. Pun juga dengan mempelajari audiensnya.
Sebagai contoh, masyarakat Indonesia cenderung senang dengan media yang sifatnya tidak hanya informatif, tetapi juga menghibur. Sehingga, konten yang dibuat bisa disesuaikan dengan kesukaan audiensnya.
Hanya saja, untuk media lokal, kontennya harus difilter lebih spesifik lagi, sebab di beberapa daerah, mungkin akan menjadi lebih sensitif dan mempunyai adat yang berbeda.
Tantangan @infopadang dan Monetisasi
Menurut Firdaus, ia dan tim merasa bahwa tidak ada tantangan yang berarti selama mengelola @infopadang. Hanya saja, dengan keterbatasan jumlah personil yang tergabung, membuat akun media lokal ini masih lebih banyak mengandalkan undangan atau permintaan dari client untuk hal peliputan berita.
"Tentunya kami akan ada planning jangka panjang. Termasuk dengan kelas-kelas pelatihan untuk anak muda karena banyak permintaan juga," tambahnya ketika menjawab pertanyaan dari audiens.
Adapun untuk monetisasinya, media lokal ini lebih banyak mengandalkan paid promote dan iklan. Untuk itu, pria tersebut menyarankan untuk pengelola homeless media untuk mempunyai produk turunan yang bisa dikembangkan menjadi support bisnis juga.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News