Pesut mahakam merupakan salah satu jenis satwa yang bisa Kawan jumpai di beberapa muara sungai yang ada di Pulau Kalimantan. Tahukah Kawan bahwa terdapat sebuah legenda yang menceritakan tentang asal usul pesut mahakam tersebut dulunya?
Menurut legenda, pesut mahakam dulunya merupakan jelmaan dari dua orang anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya. Lantas bagaimana kisah lengkap dari legenda tersebut?
Simak cerita terkait legenda pesut mahakam dalam artikel berikut ini.
Legenda Pesut Mahakam
Dilansir dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu terdapat sebuah keluarga kecil yang hidup di sebuah dusun di Rantau Mahakam. Keluarga kecil ini terdiri dari ayah, ibu, anak laki-laki, dan anak perempuan.
Pada suatu hari, ibu dari kedua anak ini meninggal dunia. Berpulangnya sang ibu membuat keluarga kecil tersebut menjadi berantakan.
Sang ayah tidak bisa mengurus kedua anaknya dengan baik. Akibatnya keluarga kecil tersebut menjadi tidak seperti dulunya lagi.
Suatu saat terdapat sebuah pesta adat yang diadakan di desa tempat mereka tinggal. Pesta adat ini menggelar berbagai macam pertunjukan yang bisa disaksikan oleh masyarakatnya.
Sang ayah juga ikut hadir dalam pesta tersebut. Matanya tertuju kepada salah seorang penari yang juga tampil dalam acara adat tersebut.
Selepas acara, sang ayah kemudian menghampiri penari tersebut. Dirinya menyampaikan bahwa memiliki ketertarikan terhadap penari itu dan ingin menikahinya.
Ternyata niat dari sang ayah disambut dengan baik oleh penari tersebut. Akhirnya mereka berdua sepakat untuk melangsungkan pernikahan.
Sejak saat itu, ibu tiri dari kedua anak tersebut ikut tinggal di rumah mereka. Namun beberapa bulan kemudian, sifat asli dari sang ibu tiri akhirnya mulai terlihat.
Sehari-hari ibu tiri selalu menyuruh kedua anak tersebut untuk melakukan berbagai hal. Kadang mereka mesti melakukan pekerjaan yang sebenarnya jauh di luar kemampuannya masing-masing.
Pada suatu hari, ibu tiri ini menyuruh kedua anak tersebut untuk mencari kayu bakar. Kedua anak ini kemudian berangkat ke dalam hutan untuk melakukan perintah ibu tirinya tersebut.
Saat sedang mengumpulkan kayu bakar, kedua anak ini tiba-tiba jatuh ke tanah. Kedua anak ini tersungkur karena kelaparan dan tidak membawa bekal makanan saat mencari kayu bakar.
Untungnya ada seorang kakek yang sedang melintas di dalam hutan dan menyelamatkan kedua anak tersebut. Ketika sadar, sang kakek mengajak kedua anak tersebut untuk pergi ke tempat yang banyak buah-buahan.
Tempat ini cukup jauh dari hutan tersebut. Oleh sebab itu butuh beberapa waktu bagi mereka untuk pergi di sana.
Sesampainya di tempat tersebut, kedua anak ini langsung memakan buah-buahan tersebut sepuas-puasnya. Setelah kenyang, mereka kemudian pamit kepada kakek tersebut untuk kembali pulang ke rumah.
Tanpa sadar ternyata mereka sudah meninggalkan rumah berhari-hari lamanya. Saat kembali ke rumah, kedua orang tuanya ternyata sudah meninggalkan mereka.
Kedua anak ini kemudian memutuskan untuk mencari ayah dan ibu tirinya. Setelah berjalan selama berhari-hari, sampailah kedua anak ini di sebuah pondok kecil yang diyakini milik orang tua mereka.
Mereka kemudian langsung masuk ke dalam pondok tersebut. Namun tidak ada seorang pun di dalamnya.
Kedua anak ini kemudian masuk ke dalam dapur untuk mencari makan. Sebab mereka kelaparan dan belum makan sejak memulai perjalanan.
Untungnya terdapat bubur dalam sebuah panci di dalam dapur tersebut. Kedua anak tersebut langsung memakan bubur tersebut begitu saja.
Namun tidak lama kemudian, kedua anak ini langsung merasakan panas di dalam tubuhnya. Mereka langsung lari dan terjun ke dalam sungai akibat rasa panas tersebut.
Ketika masuk ke dalam sungai, tiba-tiba tubuh kedua anak ini berubah menjadi ikan. Namun bentuk ikan ini berbeda dengan pada umumnya.
Ikan tersebut memiliki kepala yang mirip seperti kepala manusia. Kedua anak ini tidak bisa berbuat apa-apa terhadap hal tersebut.
Tidak lama kemudian, sang ayah diketahui kembali pulang ke pondok tersebut. Ketika memasuki dapur, dia melihat dua mangkuk bekas makan bubur yang diyakini milik anaknya.
Dirinya kemudian mengikuti langkah kaki yang menuju ke sungai. Sesampainya di sungai, dia hanya bisa melihat dua ekor ikan yang diyakini sebagai jelmaan anaknya.
Sang ayah akhirnya hanya bisa menyesal karena sudah menelantarkan kedua anaknya tersebut. Konon kedua ikan jelmaan anak inilah yang diyakini sebagai asal usul pesut mahakam.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News