Desa Alur Cempedak, Pangkalan Susu. Sebuah nama tidak pernah lahir tanpa makna, setiap tempat memiliki kisahnya sendiri, tersimpan dalam jejak sejarah dan kenangan masyarakatnya.
Begitu pula dengan Desa Alur Cempedak, sebuah permukiman yang terletak di Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara.
Di tahun 2025, Tim KKN IAIN Langsa Kelompok 3 mendapatkan kesempatan berharga untuk menjalankan pengabdian di desa ini, sekaligus menelusuri jejak sejarah yang tersembunyi di balik namanya yang unik.
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di desa ini, kami disambut dengan kehangatan warga setempat. Namun, satu hal menarik perhatian kami nama desa ini terdengar begitu khas.
Mengapa dinamakan Alur Cempedak? Apakah ada kisah berharga yang tersimpan di balik penamaan ini? Atau hanya sekadar nama tanpa ikatan dengan sejarah yang nyata?
Keingintahuan itu membuat kami bertekad menggali lebih dalam. Kami memutuskan untuk berbincang dengan para tetua desa, mengamati lingkungan sekitar, dan merangkai kembali kepingan cerita yang hampir terlupakan.
Hasilnya, kami menemukan kisah yang tidak hanya menarik, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana perubahan zaman dapat menggeser identitas suatu tempat.
Mengapa Alur Cempedak? Menelusuri Jejak Sejarah yang Hilang
Dalam beberapa hari pertama menjalani KKN, kami bertanya kepada warga setempat mengenai asal-usul nama Alur Cempedak. Beberapa orang mengaku tidak terlalu memahami sejarahnya, sementara yang lain menyebut bahwa dahulu desa ini memiliki banyak pohon cempedak.
Mahasiswa KKN Alur Cempedak Perbaiki Navigasi Desa, Pemasangan Plang Penanda Gang Tingkatkan Aksesibilitas Warga
Kami terus mencari sumber yang lebih kredibel hingga akhirnya berbincang dengan seorang sesepuh desa yang telah tinggal di sana kami memanggilnya dengan sebutan 'Mbah.'
"Dulu, hampir setiap rumah di desa ini memiliki pohon cempedak," kenangnya. "Buahnya yang harum dan lezat menjadi kebanggaan masyarakat. Ketika musim panen tiba, udara di desa ini dipenuhi aroma khas cempedak yang matang."
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa pohon cempedak tidak hanya menjadi sumber makanan, tetapi juga bagian dari kehidupan sosial masyarakat. Warga desa terbiasa berbagi hasil panen dengan tetangga, anak-anak menikmati manisnya cempedak sembari bermain di halaman, dan aroma buah ini seakan menjadi penanda waktu di desa tersebut.
Keberadaan pohon cempedak yang melimpah ini akhirnya menjadi alasan utama mengapa desa ini dinamakan Alur Cempedak. Kata "alur" merujuk pada aliran atau jalur tempat pohon-pohon tersebut tumbuh, menjadikannya ciri khas yang membedakan desa ini dari daerah lain.
Pergeseran Zaman, ketika Pohon Cempedak Tak Lagi Mendominasi
Namun, saat ini, pemandangan yang kami lihat berbeda dari cerita yang kami dengar. Pohon cempedak yang dulu tumbuh di hampir setiap pekarangan kini semakin jarang ditemukan.
Seiring berkembangnya zaman, banyak lahan yang beralih fungsi menjadi perumahan, perkebunan sawit, dan ladang tanaman lain yang lebih bernilai ekonomi.
Seorang ibu rumah tangga yang kami wawancarai mengungkapkan bahwa banyak warga lebih memilih menanam tanaman yang lebih cepat panen dan menghasilkan keuntungan lebih besar.
"Sekarang sudah jarang yang menanam cempedak. Banyak yang beralih ke kelapa sawit atau tanaman lain yang lebih menguntungkan," ujarnya.
Perubahan ini tentu dapat dimengerti, mengingat kebutuhan ekonomi yang terus berkembang. Namun, hal ini menimbulkan pertanyaan: Jika pohon cempedak sudah tidak lagi mendominasi, apakah nama desa ini masih memiliki relevansi? Apakah generasi mendatang masih akan mengenal asal-usul nama tempat tinggal mereka?
Refleksi, Bagaimana Cara Menjaga Identitas Desa?
Sebagai mahasiswa KKN, kami menyadari bahwa menjaga sejarah tidak selalu berarti mengembalikan sesuatu seperti semula, tetapi yang lebih penting adalah mempertahankan esensinya.
Dengan mendokumentasikan kisah ini, kami berharap dapat membantu menjaga ingatan masyarakat akan asal-usul desa mereka.
Transformasi Taman PKK di Tangan Mahasiswa KKN IAIN Langsa 2025 Kelompok 1 Sei Siur
Kami juga berbincang dengan beberapa pemuda desa dan menemukan bahwa tidak semua dari mereka mengetahui makna di balik nama desa mereka sendiri. Hal ini membuktikan bahwa sejarah perlahan mulai pudar, tergantikan oleh modernisasi dan perkembangan zaman.
Dalam diskusi bersama perangkat desa, muncul beberapa gagasan tentang bagaimana warisan sejarah ini dapat dipertahankan.
Salah satunya adalah melalui kegiatan budaya yang dapat memperkenalkan kembali sejarah desa kepada generasi muda, seperti festival kuliner berbasis cempedak atau acara edukasi tentang sejarah desa.
Kami menyadari bahwa menanam kembali pohon cempedak bukan satu-satunya cara untuk mempertahankan identitas desa ini. Yang lebih penting adalah bagaimana masyarakat menyadari pentingnya sejarah dan terus mewariskannya kepada generasi berikutnya.
Nama Bukan Sekadar Sebutan, tetapi Warisan yang Harus Dijaga
Dari pengalaman kami selama KKN di Desa Alur Cempedak, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, kami belajar bahwa nama sebuah tempat bukan sekadar label, tetapi menyimpan makna, sejarah, dan nilai budaya yang perlu dijaga.
Meskipun perubahan zaman telah menggantikan banyak hal, sejarah seharusnya tidak ikut terkikis. Pohon cempedak mungkin tidak lagi mendominasi seperti dahulu, tetapi semangat kebersamaan dan nilai-nilai yang dulu terjalin karena pohon ini masih bisa dilestarikan dengan cara lain.
Kami berharap, di masa depan, Desa Alur Cempedak tetap menjadi sebuah nama yang memiliki makna, bukan sekadar sebutan tanpa identitas. Jika tidak dalam bentuk pohon yang berdiri tegak di pekarangan rumah, setidaknya dalam bentuk kesadaran kolektif bahwa identitas suatu tempat adalah warisan berharga yang harus tetap dijaga.
Sebagai mahasiswa KKN, kami mungkin hanya singgah sebentar di desa ini. Namun, pengalaman dan pelajaran yang kami dapatkan akan terus membekas dalam ingatan kami. Harapan kami sederhana agar suatu hari nanti, ketika orang bertanya, "Mengapa dinamakan Alur Cempedak?", masih ada generasi yang bisa menjawabnya dengan penuh kebanggaan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News