Pagi yang cerah di Desa Seisiur, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, menjadi saksi bisu pertemuan dua generasi yang berbeda. Mahasiswa IAIN Langsa dan para lansia bersatu dalam gerakan senam kesehatan yang rutin diselenggarakan setiap bulan. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu pagi, 5 Februari 2025 ini membawa semangat baru bagi kedua belah pihak.
Semangat Kolaborasi Lintas Generasi
Halaman Balai Desa Seisiur dipenuhi oleh sekitar 40 lansia dan 15 mahasiswa IAIN Langsa yang bergerak mengikuti instruksi Ibu Aminah, instruktur senam yang telah berpengalaman membimbing kegiatan ini selama tiga tahun terakhir. Gerakan-gerakan yang didesain khusus untuk kesehatan lansia ini fokus pada peningkatan kelenturan tubuh dan kesehatan jantung.
"Kami sangat senang bisa bergabung dalam kegiatan senam lansia ini. Selain bisa berolahraga bersama, kami juga belajar banyak dari pengalaman hidup para lansia," ungkap Hidayatul Fitriani, mahasiswa yang bertanggung jawab dalam bidang Hubungan Kemasyarakatan program pengabdian masyarakat tersebut.
Program pengabdian masyarakat ini bukan sekadar formalitas akademik, melainkan upaya nyata untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan warga lanjut usia di desa yang terletak di pesisir timur Sumatera Utara ini. Kolaborasi ini memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak.
Menyuntikkan Energi Baru ke Program Desa
Kepala Desa Seisiur, Bapak Muhammad Arifin Syamsyudin, menyambut baik inisiatif para mahasiswa. Beliau mengamati perubahan signifikan pada semangat para lansia sejak hadirnya mahasiswa dalam kegiatan rutin tersebut.
"Kehadiran mahasiswa membawa semangat baru bagi kegiatan rutin kami. Para lansia menjadi lebih bersemangat karena ada yang menemani mereka berolahraga," jelasnya dengan wajah berbinar.
Program senam lansia yang telah berjalan selama tiga tahun ini mendapatkan nafas baru dengan keterlibatan mahasiswa. Selain aktivitas fisik, para mahasiswa juga membagikan pengetahuan mereka tentang pola hidup sehat dan gizi seimbang yang sangat bermanfaat bagi kesehatan lansia.
"Kami berharap kolaborasi antara mahasiswa dan lansia ini dapat terus berlanjut. Selain manfaat kesehatan, kegiatan ini juga mempererat hubungan antargenerasi di desa kami," tambah Bapak Muhammad Arifin Syamsyudin.
Pertukaran Nilai dan Pengalaman
Ibu Supainah Nasution, S.Pd.I, salah satu peserta senam berusia 68 tahun, tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya ketika berbicara tentang kehadiran para mahasiswa dalam kegiatan tersebut.
"Rasanya jadi lebih bersemangat kalau ada anak-anak muda yang ikut senam. Mereka juga sangat perhatian dan suka mendengarkan cerita-cerita kami," katanya dengan senyum hangat.
Bagi para lansia, kehadiran mahasiswa tidak hanya memberikan motivasi untuk bergerak aktif, tetapi juga menciptakan ruang bagi mereka untuk berbagi pengalaman hidup dan kearifan yang telah mereka kumpulkan selama puluhan tahun.
Di sisi lain, mahasiswa IAIN Langsa mendapatkan pembelajaran yang tidak dapat mereka peroleh di ruang kuliah. Silvia Salsabila, salah satu mahasiswa peserta program, mengakui bahwa interaksi dengan para lansia memberikan perspektif baru dalam memahami kehidupan.
"Kami belajar tentang kesabaran, ketekunan, dan bagaimana menyikapi hidup dengan bijaksana dari para lansia. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga," ungkapnya.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2023, lansia yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan olahraga memiliki risiko demensia 30% lebih rendah dibandingkan mereka yang terisolasi secara sosial.
Pembelajaran Berharga
Bagi mahasiswa IAIN Langsa, program pengabdian masyarakat ini menjadi laboratorium kehidupan yang mengajarkan mereka tentang empati, kepedulian sosial, dan penghargaan terhadap kearifan lokal.
"Kawan GNFI perlu tahu bahwa pengalaman berinteraksi dengan lansia telah mengubah cara pandang kami tentang proses penuaan. Kami tidak lagi melihat lansia sebagai kelompok yang lemah dan tergantung, tetapi sebagai sumber kebijaksanaan dan inspirasi," kata Intan Ariska, Bagian Humas kelompok 1 KKN IAIN Langsa.
Sementara itu, para lansia menemukan kembali semangat hidup dan perasaan berharga ketika mereka bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan generasi muda.
"Anak-anak muda ini mendengarkan kami dengan sungguh-sungguh, membuat kami merasa dihargai. Saya jadi ingat ketika masih menjadi guru dulu," kenang Ibu Wati , mantan kepala sekolah yang kini berusia 75 tahun.
Kolaborasi intergenerasi ini membuktikan bahwa jembatan antara generasi dapat dibangun melalui aktivitas sederhana namun bermakna. Di tengah arus modernisasi yang kadang membuat jurang pemisah antargenerasi, inisiatif seperti ini menjadi fase yang menyegarkan dan mengingatkan kita tentang pentingnya saling menghargai dan belajar satu sama lain.
Semoga semangat kolaborasi ini dapat terus berkelanjutan dan menginspirasi lebih banyak program serupa di berbagai daerah di Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News