pentingnya edukasi kesehatan sosialisasi pembalut kain di desa seisiur melibatkan mahasiswi kkn iain langsa - News | Good News From Indonesia 2025

Pentingnya Edukasi Kesehatan, Sosialisasi Pembalut Kain di Desa Seisiur, Libatkan KKN KKN IAIN Langsa

Pentingnya Edukasi Kesehatan, Sosialisasi Pembalut Kain di Desa Seisiur, Libatkan KKN KKN IAIN Langsa
images info

Masyarakat Desa Seisiur, Kecamatan Pangkalan Susu, Kabupaten Langkat mendapatkan edukasi penting tentang alternatif produk kesehatan menstruasi yang ramah lingkungan melalui kegiatan sosialisasi pembalut kain.

Acara yang diselenggarakan di tiga titik berbeda ini mendapat dukungan penuh dari mahasiswi program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Langsa.

Tsara Susaya, perwakilan dari Dayu Garment Sanjaya yang berbasis di Kampung Pare, Kediri, Jawa Timur, hadir sebagai narasumber utama dalam kegiatan tersebut.

Wanita asal Bandung ini berbagi pengetahuan komprehensif tentang manfaat pembalut kain dan teknik penggunaannya yang aman.

"Pembalut kain tidak hanya lebih ekonomis untuk jangka panjang, tetapi juga menawarkan solusi yang lebih ramah lingkungan dibandingkan produk sekali pakai," jelas Tsara saat membuka sesi presentasinya.

"Banyak wanita tidak menyadari bahwa pembalut sekali pakai membutuhkan waktu hingga 500-800 tahun untuk terurai di tempat pembuangan sampah."

Manfaat Berkelanjutan untuk Kesehatan dan Lingkungan

Dalam presentasinya yang interaktif, Tsara menekankan berbagai keuntungan penggunaan pembalut kain. Selain aspek ramah lingkungan, dia menyoroti potensi penghematan jangka panjang dan manfaat kesehatan.

"Satu set pembalut kain berkualitas baik dapat bertahan hingga 3-5 tahun jika dirawat dengan tepat," terang Tsara.

Mahasiswa KKN IAIN Langsa Bagikan Tips Makeup dan Hijab di Arisan PKK Desa Sei Siur

"Ini berarti penghematan signifikan dibandingkan pembelian produk sekali pakai setiap bulan. Selain itu, bahan alami yang digunakan dalam pembalut kain berkualitas jauh lebih lembut bagi kulit sensitif dan dapat mengurangi risiko iritasi yang sering dialami pengguna produk sekali pakai."

Peserta sosialisasi mendapatkan panduan praktis tentang cara mencuci dan merawat pembalut kain.

Tsara mendemonstrasikan langkah-langkah pembersihan yang benar, termasuk perendaman awal menggunakan air dingin, pencucian dengan sabun lembut, dan penjemuran di bawah sinar matahari untuk memaksimalkan efek desinfektan alami.

"Kunci penggunaan pembalut kain yang higienis adalah perawatan yang tepat," tegas Tsara.

"Dengan rutinitas pembersihan yang benar, pembalut kain sama amannya — bahkan berpotensi lebih aman — dibandingkan produk sekali pakai yang mengandung bahan kimia.

Respons Positif dari Masyarakat Setempat

Kegiatan sosialisasi yang berlangsung selama tiga hari ini mendapat sambutan hangat dari warga Desa Seisiur. Partisipasi aktif terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan dan antusiasme peserta untuk mencoba produk ramah lingkungan ini.

Nurhasanah, salah satu peserta berusia 42 tahun, mengungkapkan ketertarikannya.

"Selama ini saya tidak pernah tahu ada alternatif selain pembalut sekali pakai. Informasi tentang pembalut kain ini membuka wawasan saya, terutama karena biaya bulanan untuk produk sekali pakai cukup memberatkan keluarga kami," ujarnya.

Sementara itu, Ratna Dewi (35) mengaku tertarik dengan aspek kesehatan dari pembalut kain. "Saya sering mengalami iritasi saat menggunakan pembalut biasa. Mendengar penjelasan tentang bahan alami dalam pembalut kain membuat saya ingin mencobanya," jelasnya.

Peran Aktif Mahasiswi KKN IAIN Langsa

Mahasiswi KKN IAIN Langsa tidak hanya hadir sebagai pendukung kegiatan, tetapi juga berperan aktif dalam mengorganisir pertemuan dan memfasilitasi diskusi antara pemateri dan masyarakat.

Hidayatul Fitriani, Bagian Humas kelompok 1 KKN IAIN Langsa, menjelaskan bahwa program ini sejalan dengan fokus mereka pada peningkatan kesehatan perempuan dan kesadaran lingkungan di Desa Seisiur.

Dari Kekhawatiran hingga Kenangan, Perjalanan Mahasiswa KKN Universitas Lampung di Desa Gunung Keramat

"Kami melihat sosialisasi pembalut kain ini sebagai kesempatan untuk mengedukasi masyarakat tentang pilihan produk kesehatan yang tidak hanya baik untuk tubuh mereka tetapi juga untuk planet kita," terang Fitriani.

"Sebagai mahasiswi, kami juga belajar banyak dari proses ini, terutama tentang bagaimana menyampaikan informasi kesehatan reproduksi dengan cara yang tepat dan menghormati kearifan lokal."

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun mendapat respon positif, Tsara mengakui bahwa mengubah kebiasaan menggunakan produk sekali pakai menjadi pembalut kain membutuhkan waktu dan komitmen.

"Transisi ke pembalut kain memang memerlukan adaptasi. Tantangan terbesar biasanya pada bulan-bulan pertama penggunaan, tetapi setelah terbiasa, banyak wanita tidak ingin kembali ke produk sekali pakai," jelasnya.

Untuk mengatasi tantangan ini, tim sosialisasi memberikan panduan tertulis dan nomor kontak yang dapat dihubungi jika peserta memiliki pertanyaan lanjutan setelah kegiatan berakhir.

Keberlanjutan Program

Melihat antusiasme warga, panitia penyelenggara berencana menindaklanjuti kegiatan ini dengan program pendampingan jangka panjang. Rencana ini mencakup pembentukan kelompok diskusi perempuan yang akan bertemu secara berkala untuk berbagi pengalaman dan tips menggunakan pembalut kain.

"Tujuan kami bukan hanya memberikan informasi, tetapi juga menciptakan komunitas pendukung yang dapat membantu anggotanya bertransisi ke gaya hidup yang lebih berkelanjutan," terang ketua panitia penyelenggara.

Mahasiswa KKN IAIN Langsa Gelar Penyuluhan Anemia lewat Program Posyandu di Pulau Sembilan

Selain itu, mahasiswi KKN IAIN Langsa juga berencana mengintegrasikan edukasi tentang pembalut kain ke dalam program kesehatan reproduksi yang lebih luas di Desa Seisiur.

"Kami percaya bahwa kesehatan reproduksi perempuan harus menjadi prioritas dalam pembangunan masyarakat pedesaan," ungkap Fitriani.

"Memperkenalkan alternatif yang lebih sehat dan terjangkau seperti pembalut kain adalah langkah awal yang penting."

Kegiatan sosialisasi pembalut kain di Desa Seisiur menunjukkan bahwa upaya edukasi kesehatan yang sederhana dapat memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk mahasiswi KKN, inisiatif seperti ini diharapkan dapat terus berkembang dan menjangkau lebih banyak komunitas di masa depan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IZ
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.