Gerry Utama, alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) jadi orang Indonesia sekaligus ASEAN pertama yang menjelajah ke Antartika lewat Russian Antarctica Expedition (RAE). Pria berusia 31 tahun itu berhasil menjalankan misinya di Antartika selama lima bulan, yakni sejak Februari – Juli 2024.
Sebagai informasi, RAE merupakan salah satu ekspedisi ilmiah yang dikelola oleh Arctic and Antarctic Research Institute (AARI), sebuah lembaga penelitian Rusia. Dalam ekspedisi RAE, para staf ekspedisi, termasuk Gerry akan melakukan pemantauan perubahan alam.
Gerry dan tim ekspedisi lainnya juga akan melakukan berbagai penelitian terkait lingkungan, seperti peran Antartika dalam proses perubahan iklim global, studi cuaca luar angkasa, studi dampak antropogenik terhadap lingkungan Antartika, dan masih banyak lagi.
Es di Kutub Lebih Banyak Mencair pada Februari, Ini Alasannya
Tawaran Ekspedisi Saat Masih di Awal Perkuliahan
Ada hal yang menarik dari kisah Gerry. Tawaran untuk bergabung dalam RAE datang ke Gerry sejak ia baru memasuki awal kuliah di Saint Petersburg State University, Russia.Selain kecerdasannya, di kampus itu, Gerry memang mengambil program Magister Paleogeografi, sebuah ilmu yang mempelajari bentang alam, iklim, dan lingkungan Bumi di masa lampau.
Bisa dikatakan, Paleogeografi mempelajari sejarah dari geografi di muka bumi. Oleh karena itu, latar belakang Gerry memiliki persamaan dengan tujuan ekspedisi yang dilakukan oleh RAE.
Lewat paleogeografi yang dikuasai Gerry, ia mampu melakukan penelitian terkait perubahan bentang alam, iklim, dan lingkungan Antartika di masa lampau, hingga dampaknya di masa sekarang.
“Sejak awal perkuliahan saya sudah ditawari untuk ikut program tersebut, hanya saja memang saat ikut program tersebut, kami sudah harus tahu akan meneliti apa,” jelas Gerry, dikutip dari UGM.
Pendaki Muda 17 Tahun, Khansa Syahlaa akan Taklukkan Seven Summit Gunung Aconcagua
Temuan Gerry di Stasiun Mirny
Dengan bekal kemampuan dan pengetahuannya, Gerry akhirnya turut serta dalam RAE yang telah digelar lebih dari 60 kali itu. Ia berangkat bersama dengan tim RAE menggunakan kapal riset Akademik Tyroshnikov milik Rusia.
Pada ekspedisi itu, Gerry memilih menekuni bidang geomorfologi. Dari lima stasiun di Antartika, Gerry ditugaskan di Stasiun Mirny. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun pemantauan tertua di Antartika, yang terletak di Queen Mary Land di pantai Laut Davis (sektor Samudera Hindia di Samudera Selatan).
Dalam ekspedisi ini, Gerry melakukan riset berkaitan dengan rekonstruksi atlas baru wilayah Pulau King George untuk pemerintah Rusia. Selain itu, Gerry dan tim juga menemukan sebuah fosil kayu berusia 130 juta tahun lalu. Dari hasil temuan itu, diduga Antartika juga pernah ditutupi tanaman hijau, sama seperti kawasan-kawasan bumi lainnya.
“Hal ini bisa membuktikan bahwa dulunya Antartika pernah ditutupi tanaman hijau seperti bagian bumi lainnya,” jelas alumnus prodi Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi UGM ini.
Keren! Prestasi Gemilang Putri Handayani, Taklukkan Puncak Gunung Vinson di Antartika
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News