Julukan Yogyakarta sebagai daerah yang istimewa memang betul-betul sangat tepat. Semua orang pasti mengenal Yogyakarta dengan kualitas pendidikannya, keindahan kotanya, dan kebesaran budayanya. Bahkan, keistimewaan tersebut juga menyeluruh hingga ke desa-desanya. Seperti desa yang satu ini, yaitu Desa Pentingsari, sebuah desa wisata yang masuk ke dalam pemeringkatan 100 besar destinasi berkelanjutan versi Global Green Destinations Days (GGDD).
Desa Pentingsari merupakan sebuah desa yang berlokasi di Kecamatan Cangkringan, salah satu kecamatan di Sleman yang paling rawan terkena dampak jika Gunung Merapi erupsi. Desa tersebut berada pada ketinggian 700 mdpl dan hanya berjarak sekitar 12,5 kilometer dari puncak gunung aktif tersebut.
Baca juga: Bertemu Pesut, si Ikon Kota Samarinda di Desa Wisata Pela
Berawal dari Desa yang Miskin
Pada tahun 90-an, Desa Pentingsari menjadi salah satu dari sekian banyak desa di kaki Gunung Merapi yang masuk kategori miskin. Hal itu disebabkan terbatasnya lapangan pekerjaan dan rendahnya tingkat perekonomian masyarakat. Apalagi, desa tersebut juga memiliki akses masuk yang susah karena wilayahnya yang terpencil. Penduduknya kebanyakan menggantungkan diri dari sektor pertanian dan perkebunan di atas tanah yang saat itu kurang subur.
Perjalanan Menjadi Desa Wisata
Pada tahun 2008, awal yang baru dari Desa Pentingsari dimulai. Latar belakangnya bermula dari para warga yang merasa malu akan kondisi kehidupan di desanya sendiri. Hal itu mendorong mereka untuk menggali potensi yang bisa dikembangkan untuk menaikan taraf perekonomian desa tersebut.
Setelah dilakukan negosiasi, akhirnya warga sepakat untuk menciptakan sebuah desa wisata. Bukan tanpa alasan, pemilihan desa wisata didasarkan pada sebuah tujuan agar seluruh lapisan masyarakat dapat ikut serta berkontribusi untuk kemajuan mereka bersama. Masyarakat tidak hanya menjadi objek, tetapi juga subjek yang menentukan gerak dari desa tersebut.
Pada awal berdirinya, Desa Wisata Pentingsari belum mampu benar-benar menaikkan taraf kehidupan masyarakat. Saat itu baru berdiri 5 rumah inap, lapangan seadanya sebagai tempat untuk berkemah, dan outbond. Jumlah tamu yang berkunjung dalam satu tahun juga belum mampu menginjak angka 1000 orang.
Dengan dukungan dan pendampingan dari berbagai pihak, pada tahun 2009, akhirnya desa wisata tersebut mengalami kenaikan pengunjung, yaitu 5000 orang, dan juga pemasukan yang cukup besar. Pada tahun 2010, desa tersebut berkembang semakin pesat dengan memiliki 30 rumah inap, aneka kuliner, pelayanan yang semakin tertata, dann beragam atraksi pertanian.
Walaupun sempat mengalami keterpurukan pada saat terjadi erupsi Gunung Merapi 2010, tetapi Desa Wisata Pentingsari terus berbenah dan terus mengalami perkembangan pesat setelah itu. Pada tahun 2011, wisatawan yang berkunjung mencapai 20.000 orang dan hampir 25.000 orang pada tahun berikutnya. Hingga sekarang, desa wisata tersebut terus menunjukkan eksistensinya dengan mendatangkan puluhan ribu wisatawan setiap tahunnya.
Baca juga: Menengok Uniknya Budaya Megalitikum dan Harmoni Warisan Leluhur di Desa Wisata Tebara NTT
Apa Saja yang Ada di desa Wisata Pentingsari?
Setiap berkunjung di desa wisata ini, wisatawan dijamin tidak akan pernah bosan. Hal itu karena Desa Wisata Pentingsari menawarkan banyak sekali destinasi yang bisa dinikmati. Saat pertama kali masuk ke sana misalnya, pengunjung bisa menambah wawasan tentang obat-obatan herbal dengan mengunjungi Joglo Herbal.
Selain itu, jika ingin merasakan berbagai permainan dan kegiatan seru, pengunjung dapat mencicipi outbond yang disediakan. Pilihan aktivitasnya pun dapat disesuaikan dengan keinginan pengunjung, seperti team building dan fun game.
Bahkan, pengunjung juga bisa merasakan sensasi kegiatan ala warga lokal, seperti menanam padi danmembajak sawah. Selain itu, tersedia juga flying fox untuk pengunjung yang ingin menikmati panorama desa tersebut dari ketinggian.
Baca juga: Harmoni Alam, Budaya, dan Manusia yang Membawa Desa Jatiluwih Jadi Desa Wisata Terbaik Dunia
Beberapa Penghargaan Bergengsi yang Pernah Didapat Desa Wisata Pentingsari
- Apreciation as Best Practise of Tourism Ethics at Local Level dari WCTE-UNWTO (Juni 2011)
- Green Bronze Indonesian Sustainable Tourism Award (ISTA) Benefit Economic Catagory di Kementerian Pariwisata RI (September 2017)
- Green Destiantion Award Top 100 – Netherland (September 2019)
- Asean Sustainable Tourism Award (ASTA) - Cambodia (Februari 2022)
- Asean Tourism Award Category Community Base Tourism (5 Februari 2023)
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News