Legenda putri ular adalah salah satu cerita rakyat yang berasal dari daerah Simalungun, Sumatra Utara. Legenda ini menceritakan kisah tentang seorang putri cantik yang mendapatkan hukuman menjadi seekor ular besar.
Bagaimana cerita lengkap dari legenda putri ular tersebut?
Legenda Putri Ular
Dikutip dari buku Irwan Rouf dan Shenia Ananda yang berjudul Rangkuman 100 Cerita Rakyat Indonesia: dari Sabang sampai Merauke, dikisahkan pada zaman dahulu di Simalungun terdapat sebuah kerajaan yang berdiri di sana. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana.
Raja yang memimpin Simalungun ini diketahui memiliki seorang putri yang cantik jelita. Kecantikan dari putri tersebut bahkan tersebar hingga ke seluruh pelosok negeri.
Kecantikan tentang putri raja Simalungun ini ternyata sampai di telinga seorang raja muda yang memerintah kerajaan yang tidak jauh dari sana. Raja muda ini juga dikenal dengan ketampanan yang dia miliki.
Raja muda ini kemudian berniat untuk melamar putri tersebut. Kabar ini kemudian diketahui oleh raja yang memimpin Simalungun.
Keesokan harinya, rombongan raja muda mulai bergerak ke arah Simalungun. Sesampainya di sana, raja muda ini kemudian menyampaikan niatnya kepada Raja Simalungun.
Raja Simalungun menerima lamaran dari raja muda ini. Raja mudah merasa bahagia dan kembali ke kerjaannya sembari mempersiapkan pesta pernikahan dengan sang putri.
Lamaran dari raja muda ini kemudian disampaikan Raja Simalungun kepada putrinya. Dengan malu-malu, sang putri ternyata juga menerima lamaran dari raja muda tersebut.
Raja Simalungun kemudian berpesan agar sang putri bisa menjaga dirinya dengan baik. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi sesuai yang bisa membatalkan pernikahan tersebut nantinya.
Pada suatu hari, sang putri pergi ke kolam pemandian yang ada di belakang bagian istana. Sang putri pergi mandi ke kolam pemandian tersebut bersama dayang-dayangnya.
Sang putri kemudian duduk di sebuah batu besar yang ada di tepi kolam. Di sana sang putri mulai mengkhayal dan mulai memikirkan pernikahannya dengan raja muda.
Putri tersebut merasa bahwa pernikahannya akan berakhir bahagia dengan raja muda. Sang putri hanya bisa merasa riang sendiri membayangkan hal yang akan dia alami nantinya.
Namun pada saat sedang asik mengkhayal, ternyata tiba-tiba sebuah angin bertiup dengan kencang. angin tersebut membuat ranting yang berada di kolam pemandian tersebut jatuh dan menimpa sang putri.
Ranting tersebut ternyata tepat mengenai hidung sang putri. Kejadian ini membuat hidungnya terluka karena terkena bagian tajam dari ranting yang jatuh.
Sang putri langsung panik setelah mengetahui apa yang tengah dia alami. Dirinya kemudian teringat dengan pesan sang ayah agar dia mesti menjaga kondisi badannya dengan baik.
Putri tersebut kemudian mulai membayangkan bahwa pernikahannya dengan raja muda akan gagal. Pikirannya terus berkecamuk hingga membuat dirinya putus asa atas apa yang sudah dia alami.
Sang putri kemudian berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar bisa menghukum dirinya. Sang putri merasa menyesal karena tidak bisa menjaga dirinya dengan baik.
Dalam sekejap, tiba-tiba muncul sebuah petir yang menyambar. Tidak lama kemudian, kaki dari sang putri tiba-tiba mulai mengeluarkan sisik.
Lama kelamaan, sisik ini mulai menjalar ke seluruh badan sang putri. Dayang-dayang yang kaget melihat hal ini langsung lari ketakutan dan menyampaikan kejadian ini kepada sang raja.
Setelah mengetahui informasi dari para dayang, sang raja langsung bergegas pergi ke kolam pemandian. Namun sesampainya di sana, dia tidak bisa menemukan putrinya.
Sang raja hanya melihat sebuah ular besar di atas batu tempat sang putri duduk sebelumnya. Ternyata ular tersebut merupakan jelmaan dari sang putri yang meminta hukuman.
Ular besar tersebut kemudian pergi menghilang di tengah semak belukar. Sang raja hanya bisa pasrah dan menyesali nasib yang dialami oleh putrinya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News