Tahukah Kawan bahwa setiap tanggal 25 Januari diperingati sebagai Hari Gizi Nasional? Hari ini diperingati untuk menyebarkan kesadaran akan pentingnya nutrisi dalam mendukung kesehatan masyarakat. Namun, apa sejarah di balik diperingatinya Hari Gizi Nasional ini?
Sejarah Hari Gizi Nasional
Sejarah Hari Gizi Nasional telah dimulai sejak masa kolonial Belanda dengan dibentuknya Instituut Voor Volks Voeding (IVV) pada tahun 1934. Institusi ini bertugas melakukan penelitian dan penyuluhan gizi serta memberikan masukan kepada pemerintah kolonial terkait masalah gizi yang dihadapi masyarakat pribumi.
Setelah merdeka, Indonesia masih dilanda masalah gizi. Di sejumlah daerah, 3-5% anak-anak mengalami malnutrisi. Bahkan, sebuah publikasi ilmiah dari luar negeri menyebutkan bahwa konsumsi kalori dan protein masyarakat Indonesia terendah di antara lima puluh negara yang diteliti.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah Indonesia mendirikan Lembaga Makanan Rakyat (LMR) pada tahun 1950. Lembaga yang merupakan hasil nasionalisasi IVV bentukan Belanda ini mengemban tugas untuk melakukan riset dalam rangka mencari solusi dari masalah gizi di Indonesia.
Baca Juga: Bahan Pangan Lokal Bisa Jadi Solusi Pemenuhan Gizi Anak dengan Maksimal
LMR dikepalai Dr. Poorwo Soedarmo yang dikenal sebagai Bapak Gizi Indonesia berkat jasanya dalam mengembangkan dan menyebarkan ilmu gizi di Indonesia. Sebelum memelopori ilmu gizi di negara ini, beliau berprofesi sebagai dokter di masa kolonial Belanda dan pendudukan Jepang.
Hatinya tergerak ketika membaca sebuah publikasi ilmiah dari negara asing yang menunjukkan betapa buruknya kondisi fisik dan gizi masyarakat Indonesia di awal kemerdekaan. Berbekal ilmu dari Sekolah Kesehatan Masyarakat di London, beliau bertekad untuk memperbaiki gizi masyarakat Indonesia melalui lembaga yang ia pimpin.
LMR menyadari bahwa persoalan gizi di Indonesia tidak hanya kurangnya ketersediaan pangan, tetapi juga rendahnya pemahaman soal gizi di masyarakat. Oleh karena itu, lembaga ini mengalihkan fokus mereka pada pengembangan sumber daya manusia untuk meningkatkan kesadaran gizi masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, Sekolah Juru Penerang Makanan didirikan pada 25 Januari 1951. Sekolah ini bertujuan untuk mencetak sumber daya manusia yang akan memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat.
Sejak berdirinya sekolah ini, sekolah-sekolah gizi lain mulai didirikan di berbagai tempat di Indonesia. Tidak hanya itu, ilmu gizi pun mulai masuk ke berbagai universitas di Indonesia. Salah satunya adalah Jurusan Ilmu Gizi di Universitas Indonesia yang dibuka pada tahun 1961.
Sekolah Juru Penerang Makanan dianggap berjasa dalam mengembangkan ilmu gizi di Indonesia. Atas dasar itu, tanggal berdirinya sekolah tersebut—25 Januari—diperingati sebagai Hari Gizi Nasional.
Baca Juga: Sosialisasi Gizi Seimbang Berbasis Budaya Lokal
Peringatan Hari Gizi Nasional 2025
Hari Gizi Nasional 2025 mengusung tema “Pilih Makanan Bergizi untuk Keluarga Sehat.” Seperti yang kita ketahui, gizi adalah elemen penting dalam membangun sumber daya manusia. Namun, pemerintah masih menghadapi berbagai masalah gizi seperti tingginya angka stunting, rendahnya konsumsi protein hewani, dan kurangnya kesadaran gizi di masyarakat.
Melalui peringatan Hari Gizi Nasional 2025, pemerintah mengajak Kawan semua untuk menerapkan pola makan sehat sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari. Dengan begitu, Kawan telah turut berkontribusi dalam mendukung terciptanya generasi emas Indonesia di masa depan.
Baca Juga: Pendidikan Gizi, Kunci untuk Perubahan Perilaku Makan Remaja
Akhir kata, Hari Gizi Nasional 2025 bukan hanya acara seremonial tahunan belaka, melainkan juga pengingat akan pentingnya menjaga asupan nutrisi untuk kesehatan diri dan keluarga. Bersama-sama, mari kita wujudkan terciptanya generasi emas Indonesia dengan menerapkan pola makan yang bergizi dan sehat. Selamat Hari Gizi Nasional, Kawan!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News