Bendungan Jatigede yang terletak di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat disebut memiliki peran strategis dalam mendukung ketahanan pangan dan energi nasional.
Dalam peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Jatigede pada 20 Januari 2025, Menteri Pekerjaan Umum (PU), Dody Hanggodo, menyebutkan bila bendungan inin nantinya akan memiliki berbagai manfaat yang tidak sekedar penampungan sumber air saja.
"Pemanfaatan bendungan tidak berhenti untuk menampung sumber air saja, namun akan terus dilanjutkan oleh Kementerian PU dan Pemda dengan membangun jaringan penyaluran air ke masyarakat untuk air minum, peternakan, dan pertanian yang menunjang ketahanan pangan," ungkap Dody dalam keterangan resminya.
Pembangunan Berkelanjutan Jadi Fokus Utama Perencanaan Nasional, Apa Upaya Mewujudkannya?
Ketahanan Pangan yang Semakin Kuat
Sebagai sarana irigasi, Bendungan Jatigede menjadi tulang punggung bagi Daerah Irigasi (DI) Rentang yang meliputi Kabupaten Majalengka, Cirebon, dan Indramayu.
Dengan mengairi area pertanian seluas 87.840 hektare, bendungan ini berhasil meningkatkan produksi padi hingga 2,5 kali lipat.
Data Dinas Provinsi Jawa Barat 2023 mencatat lonjakan signifikan hasil panen: Majalengka dari 3,6 ribu ton menjadi 11,6 ribu ton, Cirebon dari 121 ribu ton menjadi 266 ribu ton, dan Indramayu dari 450 ribu ton menjadi 1,2 juta ton.
Hal ini membuktikan bahwa peran Bendungan Jatigede tak hanya mengurangi ketergantungan impor pangan, tetapi juga mendukung target swasembada pangan nasional.
Selain itu, kebutuhan air baku sebesar 3.500 liter per detik untuk wilayah Sumedang, Indramayu, Cirebon, Kota Cirebon, dan Majalengka turut memperkuat akses terhadap sumber daya air bersih.
Menuju Swasembada Garam, Indramayu Jadi Pusat Produksi Utama
Dorongan Baru untuk Ketahanan Energi
Selain berfungsi sebagai irigasi, Bendungan Jatigede juga memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan energi nasional. PLTA Jatigede yang baru diresmikan memiliki kapasitas 2 x 55 megawatt (MW), mampu menghasilkan energi bersih yang stabil dan ramah lingkungan.
Tidak berhenti di situ, pemerintah juga merencanakan pembangunan PLTS Terapung sebesar 100 MW yang akan terhubung ke Gardu Induk (GI) Jatigede.
Pemanfaatan energi terbarukan seperti ini sejalan dengan visi pemerintah dalam meningkatkan bauran energi terbarukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kombinasi antara PLTA dan PLTS memberikan solusi energi bersih sekaligus mendukung penurunan emisi karbon nasional.
Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo Akan Bangun 17 Bendungan, di Mana Saja?
Kontribusi pada Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata
Dalam peresmian PLTA Jatigede, Presiden RI Prabowo Subianto menekankan pentingnya kolaborasi lintas kementerian dalam pembangunan infrastruktur pangan dan energi.
Menteri PU, Dody Hanggodo, juga menyampaikan bahwa inisiatif seperti ini berkontribusi pada penurunan Incremental Capital Output Ratio (ICOR) di bawah 6 persen, pengentasan kemiskinan hingga 0 persen, dan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen.
Selain manfaat di sektor pangan dan energi, Bendungan Jatigede juga memiliki potensi besar dalam pariwisata.
Lanskapnya yang indah telah menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara, membuka peluang pengembangan destinasi wisata berbasis ekowisata yang dapat memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat sekitar.
Pemanfaatan optimal dan berkelanjutan dari Bendungan Jatigede dapat menjadi model pengelolaan sumber daya air di masa depan untuk mendukung visi Indonesia sebagai negara maju dan mandiri.
Bendungan Sepaku Semoi, Sumber Air Utama IKN yang Bisa Pasok Air Sampai 10 Tahun
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News