Industri manufaktur kembali membuktikan perannya sebagai motor penggerak utama ekonomi Indonesia. Sepanjang tahun 2024, sektor ini menjadi penopang signifikan dalam mencatatkan surplus perdagangan yang mengesankan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor industri pengolahan nonmigas mencapai USD196,54 miliar, memberikan kontribusi sebesar 74,25 persen dari total nilai ekspor nasional sebesar USD264,70 miliar.
“Artinya, sektor industri manufaktur kita konsisten menjadi kontributor tertinggi pada kinerja ekspor Indonesia. Apalagi, di tengah kondisi ekonomi dan politik global yang tidak menentu, pelaku industri nasional tetap agresif menembus pasar ekspor ke berbagai negara,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Kamis (16/1), sebagaimana dikutip dari keterangan resmi.
Ada 3 Pilar yang Jadi Strategi untuk Stabilitas Ekonomi dan Perkuat Pasar Internasional, Apa Saja?
Hilirisasi Sebagai Strategi Utama
Salah satu kunci keberhasilan sektor manufaktur adalah program hilirisasi yang terus digalakkan oleh pemerintah.
Dengan fokus pada peningkatan nilai tambah bahan mentah di dalam negeri, hilirisasi telah menghasilkan produk-produk bernilai tinggi seperti logam dasar hasil olahan nikel, aluminium oksida, serta turunan kelapa sawit.
“Peningkatan ekspor menjadi kunci untuk membangun perekonomian kita. Dalam hal ini, hilirisasi berperan utama dalam mencapai sasaran tersebut, dengan meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri. Apalagi, pemerintah memfokuskan peningkatan nilai tambah di dalam negeri untuk sejumlah komoditas bahan mentah,” tambah Agus.
Selain itu, pemerintah juga terus mengembangkan diversifikasi produk ekspor dengan mendorong produksi barang berkompleksitas tinggi, seperti stainless steel ingot, CRC, kendaraan bermotor, dan pupuk berbasis nitrogen, fosfat, serta kalium.
Indonesia Akan Bangun Kawasan Aerotropolis di Kulon Progo untuk Lipatgandakan Ekonomi, Apa Itu?
Kebijakan Probisnis untuk Mendukung Industri
Agar sektor manufaktur semakin kompetitif, pemerintah berkomitmen menciptakan iklim usaha yang kondusif melalui regulasi probisnis.
Kebijakan strategis seperti menjaga pasokan bahan baku dan harga gas industri yang kompetitif turut memberikan dukungan bagi pelaku industri nasional.
“Saya percaya bahwa ekspor bukan hanya tentang menjual produk, tetapi juga tentang membangun reputasi dan citra baik industri Indonesia,” kata Agus.
Ke depannya, industri manufaktur di Indonesia diproyeksikan terus menjadi pilar utama yang menopang pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Sektor Transportasi dan Logistik Diprediksi Melesat di 2025, Apa Alasannya?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News