Industri pariwisata terus berkembang seiring dengan perubahan perilaku wisatawan, tantangan global, serta kemajuan teknologi.
Menyambut tahun 2025, para pakar dari berbagai sektor seperti industri, akademisi, dan pemerintah, telah memberikan pandangan mendalam melalui buku Outlook Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2024/2025.
Beberapa tren utama telah teridentifikasi dan diprediksi akan mendominasi sektor pariwisata.
Destinasi Indonesia Makin Dilirik Wisatawan Dunia, Kunjungan Wisata Makin Melejit
Cultural Immersion: Pengalaman Budaya yang Mendalam
Salah satu tren paling mencolok yang diprediksi berkembang pesat adalah cultural immersion, yaitu pengalaman budaya yang mendalam. Sekitar 58,97% ahli menyatakan bahwa wisatawan semakin mencari pengalaman yang autentik dengan budaya lokal di destinasi wisata.
Tidak hanya sekadar mengunjungi tempat wisata, tetapi mereka ingin benar-benar merasakan kehidupan lokal, mulai dari kuliner, upacara adat, hingga cara hidup sehari-hari.
Tren ini semakin populer, terutama bagi wisatawan yang ingin menghindari turisme massal dan mencari pengalaman yang lebih intim.
Tenggelam dalam Warisan dan Filosofi Budaya Tana Toraja di Desa Kete Kesu
Health and Wellness Tourism: Fokus pada Kesejahteraan
Tren berikutnya yang diprediksi terus berkembang adalah health and wellness tourism, atau wisata kesehatan dan kebugaran. Sebanyak 56,41% pakar mengungkapkan bahwa wisatawan kini semakin peduli terhadap kesehatan fisik dan mental mereka.
Pemulihan pasca-pandemi mendorong individu untuk mencari kegiatan yang mendukung kesejahteraan mereka, seperti spa, yoga, meditasi, dan perawatan kesehatan lainnya.
Destinasi yang menawarkan fasilitas kesehatan dan kebugaran dengan latar belakang alam yang menenangkan, seperti resort di pegunungan atau tepi laut, semakin dicari oleh para pelancong.
Momentum Kebangkitan Pariwisata Indonesia, Capaian Gemilang 2024 hingga Tren Baru di 2025
Eco-Tourism: Wisata Ramah Lingkungan
Kesadaran terhadap isu-isu lingkungan semakin tinggi, mendorong wisatawan untuk memilih destinasi yang menawarkan keberlanjutan. Sekitar 46,15% ahli memprediksi bahwa eco-tourism akan tetap menjadi tren di tahun 2025.
Wisatawan kini lebih selektif dalam memilih destinasi yang memperhatikan pelestarian alam, seperti wisata berbasis konservasi, dan memilih aktivitas yang minim dampaknya terhadap lingkungan.
Inisiatif ini tidak hanya bermanfaat bagi alam, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap masyarakat lokal yang terlibat dalam pengelolaan pariwisata berkelanjutan.
Terkesima dengan Pendar Jernihnya Air di Kali Biru Genyem Papua
Aktivitas Luar Ruang dan Petualangan: Star Bathing hingga Gig-Tripping
Di luar wisata alam yang ramah lingkungan, tren aktivitas luar ruang dan petualangan semakin diminati.
Aktivitas seperti star bathing (menikmati pemandangan langit malam yang dipenuhi bintang) dan coolcations (liburan di tempat sejuk seperti pegunungan atau danau) semakin dicari wisatawan yang ingin merasakan ketenangan serta menikmati keindahan alam yang jarang ditemukan di tempat lain
Indonesia, dengan kekayaan alamnya, menawarkan banyak destinasi untuk aktivitas ini, seperti dataran tinggi Dieng, Gunung Semeru, dan Kaldera Gunung Batur di Bali Utara yang tergabung dalam Global Geopark Network UNESCO.
Selain itu, fenomena Gig-tripping, yaitu mengikuti tur artis favorit sambil menjelajahi destinasi wisata, semakin populer di kalangan penggemar musik. Wisatawan tidak hanya menikmati konser, tetapi juga memperluas pengalaman mereka dengan menjelajahi tempat-tempat baru.
Menyatu dengan Kearifan Lokal di Bawah Teduhnya Bambu di Desa Sanankerto Malang
Hambatan dan Pendorong Pertumbuhan Sektor Pariwisata
Meskipun sektor pariwisata diprediksi akan berkembang, ada beberapa hambatan yang harus dihadapi, seperti kondisi ekonomi global yang tidak stabil, ketidakpastian geopolitik, dan kenaikan harga akomodasi serta transportasi.
Namun, faktor-faktor yang mendukung pertumbuhan sektor ini antara lain stabilitas ekonomi domestik, pengembangan destinasi wisata yang berkualitas, serta promosi pariwisata yang efektif.
Sinergi antar lembaga pemerintah dan sektor swasta dalam memajukan pariwisata Indonesia juga akan menjadi kunci keberhasilan di tahun 2025. Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penggunaan teknologi digital dalam memasarkan destinasi akan mempercepat pemulihan dan pertumbuhan sektor ini.
Jadi Destinasi Wisata Terbaik di Asia, Pulau Sumba Terkenal dengan Apa?
Pasar Potensial Wisatawan Mancanegara
Pemetaan pasar wisatawan mancanegara menjadi krusial untuk mengembangkan sektor pariwisata Indonesia.
Para ahli menilai pasar Asia Timur, terutama Tiongkok, Jepang, dan Korea, serta pasar Asia Tenggara dan Oseania, masih menjadi fokus utama.
Selain itu, pasar baru dari Timur Tengah juga berpotensi besar, dengan durasi tinggal yang lebih lama dan pengeluaran lebih tinggi dibandingkan pasar tradisional ASEAN.
Tren wisata 2025 menunjukkan bahwa industri pariwisata akan semakin berfokus pada pengalaman yang lebih personal, sehat, ramah lingkungan, dan petualangan. Dengan begitu ara pelaku industri pariwisata harus siap beradaptasi dengan perubahan ini dan memanfaatkan teknologi serta kolaborasi antar lembaga untuk mengatasi tantangan yang ada.
Menjaga Petuah Leluhur untuk Keberlanjutan Alam dalam Modernisasi di Kampung Naga Tasikmalaya
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News