laku tubuh melati suryodarmo dalam pertunjukan panjang tanpa kata kata - News | Good News From Indonesia 2025

Laku Tubuh Melati Suryodarmo dalam Pertunjukan Panjang Tanpa Kata-Kata

Laku Tubuh Melati Suryodarmo dalam Pertunjukan Panjang Tanpa Kata-Kata
images info

Nama Melati Suryodarmo sudah lama dikenal di mancanegara. Kiprahnya di dunia seni pertunjukan kontemporer bahkan sudah diakui masyarakat dunia. Ia telah menampilkan performance-nya di berbagai festival internasional dan turut berpartisipasi pada pameran-pameran seni rupa di berbagai negara.

Tidak heran, ia adalah lulusan master bidang performance art di The Hochschule fuer Bildende Kuenste (HBK), Braunschweig, Jerman. Salah satu universitas seni terkemuka di dunia.

Tetapi, uniknya, Melati Suryodarmo justru dulunya lulusan sarjana dari jurusan yang tidak ada kaitannya dengan seni. Melati Suryodarmo merupakan lulusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Padjajaran, Bandung.

Meski demikian, perkenalannya dengan seni sesungguhnya telah dilakukan sejak kecil. Ia yang berasal dari Solo, Jawa Tengah sangat berdekatan dengan seni. Orang tuanya adalah penari dan orang-orang di sekitarnya merupakan pemain teater.

Mak Normah, Maestro Kepulauan Riau yang Gigih Mewariskan Kesenian Mak Yong

Pemaknaan Tubuh dari Melati Suryodarmo

Dalam pertunjukan-pertunjukannya, Melati Suryodarmo memandang tubuh tidak hanya sekedar fisik. Lebih dari itu, ia memaknai tubuh manusia sebagai organ yang menyimpan jutaan memori, bersifat resistensi, dan sesuatu yang terus mencari.

“Dunia yang mengilhami saya untuk menggerakkan pikiran saya adalah dunia di dalam diri saya. Tubuh menjadi seperti rumah yang berfungsi sebagai wadah kenangan,” tutur Melati, sebagaimana dikutip dari ArtAsiaPacific.

Dari konsep itu, Melati memanfaatkan tubuhnya sebagai medium untuk menyampaikan segala sesuatu. Tetapi, ia menceritakan tanpa menggunakan kata-kata (Unspoken Language). Ia menyampaikan segalanya lewat olah tubuh, mimik wajah, hingga pakaian yang juga didukung dengan bantuan aneka properti.

Dalam penyampaiannya itu, ia mengelaborasi pengalaman tubuh dalam pertunjukan berdurasi panjangatau long durational performance. Seberapa panjang? Bisa 3 hingga 12 jam! Bahkan, karyanya “24, 901 Miles,” digelar selama dua hari di Adelaide Art Centre, Australia.

Tari Kanjar dan Tari Ganjur dari Kutai Kartanegara Ternyata Berbeda

Dari tubuhnya, Melati Suryodarmo mampu mengemukakan gagasan atau protes terkait politik, sosial, budaya, hingga keresahan dalam dirinya. Karyanya telah melanglang buana hingga Jerman, Inggris, Italia, Spanyol, Amerika Serikat, dan negara-negara lain.

Misalnya saja “24, 901 Miles,” menceritakan mengenai proses perpindahan atau migrasi manusia ke belahan bumi lain. Karya ini sangat sentimentil sebab dipengaruhi kisah sendiri yang memulai perjalanan dari Indonesia hingga ke Jerman.

Atau misal "The Butter Dance" (2000), karya fenomenal yang ternyata merupakan tugas kuliahnya.

Saat masih di Braunschweig, para siswa diberikan kebebasan untuk membuat pertunjukan dengan anggaran 10 euro. Bukan sebuah halangan, batasan itu justru mampu membuat Melati bereksplorasi.

Melati lantas memilih mentega sebagai mediumnya dalam berekspresi. Di atas mentega yang semakin licin sebab meleleh, Melati menari-menari menggunakan sepatu hak tinggi. Ia mempertunjukkan tarian tradisional Indonesia diiringi genderang Makassar.

Tentu saja, ia tahu bahwa dirinya akan terpeleset dan jatuh. Tapi itulah yang ingin ia sampaikan.

Bahwa seseorang pasti akan terjatuh dan terus jatuh. Akan tetapi, bagaimana seseorang lewat perjuangan tubuh dan ketekunan mampu bangkit itulah yang ingin Melati tunjukkan.

“Setiap orang punya latar belakang masing-masing… Misalnya, jatuh dari tangga lalu merasakan sakit. Kesakitan itu punya konstruksi untuk mengatakan kalau ini sakit. Benar, ada sejarahnya. Kalau ibu Anda mengatakan saat Anda jatuh itu bukan sakit, tapi itu senang, mungkin selama itu jika lingkungan Anda mengatakan kalau jatuh itu senang, ya itu senang,” terangnya, dikutip dari Whiteboard Journal.

Museum MACAN Terbitkan Buku untuk Mengenal Dua Dekade Karya Melati Suryodarmo

Melati Suryodarmo Mendirikan Studio Plesungan

Kecintaan dan prestasi Melati di bidang seni tidak hanya dicecap sendiri. Melati Suryodarmo bahkan sangat mendukung perkembangan kesenian di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya Studio Plesungan di Solo yang didirikannya pada 2012.

Melalui studio ini, Melati memberikan fasilitas bagi para seniman dalam proses penciptaan karya. Studio tersebut juga sangat terbuka untuk kegiatan diskusi, workshop, hingga pelatihan kerja organisasi.

Melati melihat adanya kebutuhan dalam dirinya untuk terlibat langsung dalam kesenian di Indonesia melalui dukungan pengetahuan dan fasilitas, dalam hal ini ruang kreatif.

Sosok Suswaningsih, PNS yang Berjuang Hidupkan Lahan Tandus di Gunungkidul

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.