tari kanjar dan tari ganjur dari kutai kartanegara ternyata berbeda - News | Good News From Indonesia 2024

Tari Kanjar dan Tari Ganjur dari Kutai Kartanegara Ternyata Berbeda

Tari Kanjar dan Tari Ganjur dari Kutai Kartanegara Ternyata Berbeda
images info

Tari Kanjar Ganjur merupakan salah satu kekayaan budaya Kabupaten Kutai Kartanegara tak lekang oleh masa. Bahkan, tarian masyarakat yang kerap ditunjukkan saat ada acara di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ini mendapat sertifikat Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) dari Kemenhumham RI, pada Selasa (20/6/2023).

Tari Kanjar Ganjur merupakan tarian yang istimewa mengingat tarian ini biasanya ditampilkan oleh kerabat kesultanan saat acara tertentu, seperti penyambutan tamu penting, perayaan pernikahan, pengangkatan putra mahkota, pemberian gelar, hingga acara pesta rakyat Erau.

Oleh karena itu, tarian ini tidak dapat dibawakan oleh sembarangan orang.

Fakta Unik Suku Aneuk Jamee, Pendatang dari Minangkabau yang Kini Tinggal di Aceh

Tari Kanjar dan Tari Ganjur Itu Berbeda

Sebenarnya tari Kanjar dan tari Ganjur merupakan dua jenis tarian yang berbeda.

Tari Ganjur biasanya dilakonkan oleh pria istana dan berpasangan dengan seorang penari wanita. Tari ini dilengkapi dengan menggunakan alat yang disebut ganjur, yakni gada yang terbuat dari kayu berlapiskan kain. Gada sendiri merupakan alat untuk memukul yang pada bagian ujungnya membesar.

Menariknya, dilansir dari Kutaikartanegara.com, tari Ganjur ini sedikit mendapat pengaruh unsur-unsur tari Jawa, terutama Solo dan Yogyakarta.

Mengenal Mesikhat, Motif Unik Khas Suku Alas yang Jadi Hiasan di Berbagai Benda

Dilansir dari Kemendikbud, tari Ganjur yang dipertunjukkan saat upacara Erau adat Kutai Kartanegara Ing Martadipura memiliki tiga bagian tari, yaitu bagian pertama langkah, kedua adu Gadan, dan yang ketiga pupus. Ketiga bagian tari ini cukup jelas jika dilihat dari perpindahan iringan tarinya.

Dalam upacara Erau di Kutai Kartanegara Ing Martadipura, kehadiran tari Ganjur mempunyai peranan yang sangat penting, terutama pada saat acara Bepelas Sultan. Bepelas Sultan merupakan salah satu ritual sakral yang wajib dilaksanakan oleh Kesultanan Kutai Kartanegara setiap malam pada saat pelaksanaan upacara Erau.

Saat Bepelas Sultan, tari Ganjur memili prosesi khusus, yakni didahului pembacaan mantra (memang) oleh dewa (wanita pengabdi ritual).

Tari Bedhaya Ketawang di Keraton Kasunanan Surakarta, Berpadunya Aroma Mistis dan Romantis

Pembacaan mantara sebelum pertunjukan tari Ganjur ini bertujuan untuk menurunkan sangyang Sri Gamboh dan Pangeran Sri Ganjur untuk menjaga keamanan di sekeliling Tiang Ayu, sebuah tiang yang berbentuk tombak dan terbuat dari kayu ulin. Tiang Ayu juga bisa disebut sebagai Sangkoh Piatu.

Tiang Ayu dipercaya sebagai tombak pusaka yang digunakan oleh raja pertama Kutai, Aji Batara Agung Dewa Sakti. 

Tari Ganjur termasuk ke dalam kesenian yang sakral mengingat tarian ini hanya di hadirkan dalam upacara-upacara tertentu dan tertutup. Begitu pun penari dan pemusiknya tidak yang harus berasal dari keturunan atau kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura.

Tari Topeng Betawi: Sejarah, Makna, Properti, dan Pola Gerak

Sementara itu, tari Kanjar memiliki konsep yang sebagian besar sama dengan tari Ganjur. Akan tetapi, pembawaan pada tari Kanjar sedikit lebih lincah daripada tari Ganjur.

Tari Kanjar juga tidak memiliki pakem tarian yang ketat layaknya tari Ganjur. Komposisi Tari Kanjar lebih fleksibel, bebas, dan tidak terikat pada suatu pola. Oleh karena itu, tari Kanjar kerap disebut sebagai tari pergaulan.

Tari Serampang XII: Sejarah, Makna, Properti dan Gerakannya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.