Indonesia masuk ke jajaran 10 besar negara yang menghabiskan waktu untuk berselancar di media sosial terlama. Tercatat, Indonesia berada di peringkat kesembilan dengan waktu rata-rata bermain media sosial 3 jam 11 menit.
Angka tersebut mungkin semakin meningkat, sebab data yang dikemukakan We Are Social merupakan data periode Januari 2024.
Berbicara mengenai media sosial, seharusnya tidak selalu dikaitkan dengan aktivitas bersenang-senang, mencari hiburan, dan sekedar main-main. Sebab, media sosial sebenarnya dapat menjadi wadah yang sangat mendukung aktivitas pengembangan diri.
Diplomasi Ekonomi, Cara Indonesia Membangun Jembatan Kerja Sama Global
Lewat media sosial, Kawan dapat menjalin relasi, memperoleh informasi, hingga mem-branding diri. Nyatanya, ada media sosial bernama LinkedIn yang memfasilitasi para perekrut dan pencari kerja berkumpul.
LinkedIn, sebuah platform pencari kerja sebenarnya telah lama diciptakan, yakni pada 2002. Akan tetapi, media sosial asal California itu baru diresmikan pada 2003 dan namanya baru dikenal luas bebrapa tahun belakangan ini.
Meskipun tidak dapat bertengger di jejeran teratas sebagai media sosial paling sering digunakan bersama Instagram – yang bahkan baru dirilis 2010 – jumlah pengguna LinkedIn semakin menunjukkan tren kenaikan dari tahun ke tahun.
Mahasiswa Indonesia Disebut Punya Kesempatan Kerja yang Besar di Luar Negeri, Ini Penyebabnya
Jumlah Pengguna LinkedIn di Indonesia
Di skala dunia, persentase jumlah pengguna LinkedIn hanya meningkat sekitar 2 – 3,6% tiap tahunnya. Pada Januari 2022, jumlah pengguna LinkedIn di angka 808,4 juta dan meningkat menjadi 900,2 juta pada 2023.
Angka tersebut terus naik hingga mencapai 1,026 miliar pengguna LinkedIn pada Januari 2024.
Dari total tersebut, pengguna terbanyak LinkedIn masih terpusat di Amerika Serikat.
Yang menarik, negara-negara dengan jumlah penduduk tertinggi di dunia menjadi pengguna LinkedIn terbanyak:
Ketika Soeharto Jadi Pengangguran, Kesulitan Mencari Pekerjaan hingga Dimarahi Sang Bibi
- Amerika Serikat negara dengan penduduk terbanyak ketiga, menempati jumlah pengguna LinkedIn terbanyak pertama sebesar 220 juta.
- India, negara dengan penduduk terbesar di dunia, menempati posisi pengguna LinkedIn terbanyak kedua dengan jumlah 120 juta.
- Brasil, negara dengan penduduk terbesar ketujuh, menempati posisi ketiga dengan total 68 juta pengguna.
- Cina atau Tiongkok sebagai negara kedua dengan penduduk paling banyak di dunia berada di posisi keempat dengan total 57 juta pengguna LinkedIn.
Pentingnya Pendidikan dan Pelatihan untuk Menekan Angka Pengangguran
Sementara itu, Indonesia sebagai negara dengan penduduk terbanyak keempat menjadi pengguna LinkedIn terbanyak dengan jumlah 26 juta pengguna. Angka ini jelas naik pesat dibandingkan data 2021 lalu yang hanya mencapai 19 juta pengguna.
Bahkan, Data Reportal mencatat, pertumbuhan pengguna LinkedIn di Indonesia pada 2023 – 2024 mencapai 13%. Angka yang cukup tinggi dengan penambahan pengguna sebesar 3 juta dalam satu tahun.
Pengguna LinkedIn Semakin Banyak, Bukti Susah Cari Kerja?
Sebuah fakta menarik didapati bahwa sekitar 65 juta orang menggunakan LinkedIn untuk tujuan pencarian kerja setiap minggunya. Phyllo bahkan mengungkapkan, tiap detik, LinkedIn menerima 77 lamaran pekerjaan dari seluruh penjuru dunia.
Sebenarnya, International Labour Organization (ILO) mencatat bahwa kesenjangan pekerjaan di dunia terus mengalami penurunan pasca pandemi. Bahkan, pada 2023, tingkat kesenjangannya kembali normal seperti sebelum terjadinya pandemi pada 2019 lalu.
Tahun 2019, tingkat kesenjangan berada di angka 14,4% dan memuncak pada 2020 dengan kesenjangan 16,1%. Angka tersebut lantas menurun menjadi 13,7% pada 2023.
Tingkatkan Lapangan Kerja Masuk Daftar, Intip 8 Asta Cita yang Akan Diimplementasikan Prabowo: Siap Kawal!
Sayangnya, ILO juga mencatat bahwa kesenjangan pekerjaan justru terjadi antara negara perpendapatan tinggi dan rendah. Tingkat pengangguran dan kemiskinan tercatat masih lebih tinggi terjadi di negara-negara berpendapatan rendah, termasuk Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data: pada 2023, jumlah pencari kerja di Indonesia tembus di angka 1.819.830. Angka ini jelas tinggi, bahkan meningkat 73,5% dari tahun 2022.
Tahun 2022, jumlah pencari kerja masih berada di angka 1.048.575 orang.
Punya Kualitas Ketahanan Unggul, Produk Lantai Indonesia Jadi Incaran di Pasar Jepang
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News