Di Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Klaten mempunyai tradisi yang unik yaitu memberikan nama jalan tokoh lokal setempat yang sudah meninggal. Hal yang lebih spesifik beberapa nama itu diambil dari mantan kepala desa mereka.
Dimuat dari Detik, saat wisatawan masuk ke desa ini, mulai dari jalan Tegalgondo-Janti, akan ada nama-nama yang unik. Tulisan ada yang memakai huruf alfabet dan di bawahnya huruf Jawa.
Beberapa nama jalan dan gang itu adalah Jalan Harjo Martono, Jalan Wiro Sukamto, Jalan Dahlan, Jalan Iman Mintarjo, Jalan Mangun Direjo, Jalan Harjo Suwignyo, Jalan Suyatno, Jalan Zubaidah PU dan lainnya.
Stasiun Kereta di Klaten yang Masih Beroperasi di 2024
Kades Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Mujahid Jariyanto menyatakan nama-nama ini berasal dari tokoh masyarakat desa yang sudah meninggal dunia, seperti tokoh agama, masyarakat hingga kepala desa.
"Nama perangkat desa, kepala desa yang sudah seda (meninggal), yang masih hidup tidak kita pakai. Ada juga tokoh agama, tokoh masyarakat dan pahlawan perjuangan kemerdekaan dari Sidowayah yang gugur," jelas Mujahid.
Mengenang jasa
Mujahid menjelaskan alasan mengapa nama jalan ini disematkan dari tokoh setempat untuk mengenang jasa mereka. Hal ini, lanjutnya, karena tokoh itu sudah mengabdikan diri untuk desa maupun masyarakat.
"Untuk mengenang jasa-jasa pendahulu kita yang sudah mengabdikan diri untuk Desa Sidowayah dan masyarakat. Kalau untuk mengenang jasa pahlawan nasional itu pemerintah saja, untuk desa ya kita mengenang pahlawan yang di desa saja," ungkap Mujahid.
Tetapi jelas Muhajid, sesuai kesepakatan dengan masyarakat. Nama tokoh daerah yang disematkan hanya kepada orang yang sudah meninggal dunia.
5 Destinasi Wisata Klaten yang Banyak Dicari di Tahun 2024
"Nama jalan itu sesuai pensertifikatan jalan dan gang, karena semua sudah kita sertifikatkan di kantor agraria, jadi itu resmi dan formal. Muhadi Hadi Martono itu lurah ketiga 1980-1984, Mbah Mangun Kasbi itu pahlawan tentara pelajar yang gugur, Dahlan itu pejuang, Abdurahman itu ulama, R. Ng Poerbotani itu lurah 1933-1943, Pak Mangun Surono juga lurah dan lainnya," pungkas Mujahid.
Total sudah ada 50 orang yang telah disematkan kepada nama jalan mulai dari tahun 2023. Untuk papan nama dibuat dengan jumlah 100 plang dari anggaran dana desa sekitar Rp 31 juta.
"Nama-nama itu sudah dipasang sejak Juli 2023 lalu. Kita buat 100 papan nama jalan, karena dari ujung jalan kita kasih nama," sambungnya.
Didukung warga
Desa Sidowayah sendiri menurut sejarah sudah ada sejak dulu sekitar tahun 1912. Sehingga usia sekarang itu sudah 111 tahun dan mulai tahun 2024 di usia 112 tahun akan dirayakan.
Warga setempat, Sri Rahmini (60) mengatakan nama - nama para almarhum tokoh masyarakat dan perangkat desa itu dimulai sejak lima bulan lalu. Mulai dari lurah pertama.
"Mulai lurah pertama, perangkat desa. Ya senang daripada nama bunga, lebih baik nama punggawa desa yang sudah berjasa," katanya.
Klaten Etno Jazz Sawah 2024, Ketika Merdunya Musik Berpadu dengan Syahdunya Alam
Salah seorang warga lain bernama, Rusmini mengatakan senang dengan nama jalan dari tokoh. Dia berharap dengan kebijakan ini warga tidak melupakan jasa para orang tua dulu.
"Ya agar orang sekarang tidak lupa jasa orang tua dulu. Senang pokoknya, jadi ingat para sesepuh," ungkap Rusmini.
Sumber:
Hanya di Klaten, Para Mantan Kades Jadi Nama Jalan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News