Merayakan pergantian tahun, setiap negara punya tradisi masing-masing dengan beragam makna dan tujuan.
Tahun baru sering kali dijadikan sebagai momen untuk memulai hal-hal baru, momen awal yang penuh pengharapan. Oleh karena itu, banyak tradisi malam tahun baru yang dilakukan dengan membawa semangat dan harapan akan keberuntungan untuk satu tahun kedepan.
Di Amerika Latin, orang-orang yang memiliki keingininan untuk bisa traveling akan melewati malam pergantian tahun dengan berjalan-jalan di sekitar tempat tinggalnya sambil membawa koper.
Di Filipina, orang-orang akan merayakan tahun baru dengan menggunakan pakaian bermotif polkadot. Motif bulat dalam polkadot diyakini sebagai simbol koin yang dapat membawa kemakmuran.
Tidak hanya di mancanegara, warga Aboru, Maluku, Indonesia, juga punya tradisi tahun baru. Berbeda dengan tradisi tahun baru di negara lain, tradisi di warga Aboru memiliki keunikan tersendiri.
Kawan GNFI, warga Indonesia selama ini memang dikenal sebagai bangsa yang identik dengan gotong royong dan kebersamaan, maka tak heran jika tradisi perayaan tahun barunya juga dilakukan bersama-sama.
Asal Usul Tradisi Hela Rotan
Dikutip dari Kemdikbud, asal usul tradisi hela rotan berkaitan dengan terbentuknya negeri Aboru. Tradisi hela rotan digelar untuk menyatukan 4 petuanan, yaitu Petuanan Latu Sinai dari Negeri Aboru, Petuanan Latuconsina dari Negeri Pelauw, Petuanan Latu Marawakan dari Negeri Oma, dan Petuanan Latu Surinai dari Negeri Rohomoni atas perintah Kapitan Aboru Tua Saia dan Nahumury. Semenjak itu, tradisi ini selalu diselenggarakan.
Pada masa awal berdirinya, negeri Aboru kekurangan air. Oleh karena itu, kapitan Saia mengomandoi untuk turun mencari negeri baru.
Dalam proses mencari negeri baru yang memiliki sumber air lebih baik, timbul pro kontra. Setiap sampai di negeri baru, pendatang dan penduduk asli melakukan tanding tarik rotan untuk mendamaikan kekacauan akibat perpindahan negeri.
Tradisi ini kemudian digelar setiap akhir tahun sebagai simbol saling melepaskan kebencian dan memaafkan atas peristiwa yang terjadi setahun sebelumnya. Selain itu, tradisi ini juga sebagai simbol kebersamaan yang akan dirajut kembali oleh masyarakat (Talapessy, 2023).
Rangkaian Pelaksanaan Tradisi Hela Rotan
Pelaksanaan tradisi hela rotan cukup panjang, dimulai dari tahap persiapan. Dibutuhkan waktu 2 minggu. Dalam tahap persiapan pun, tradisi ini dilaksanakan dengan gotong royong. Warga bersama-sama mengambil rotan di Gunung Hatuasa, Wemakel.
Warga yang berangkat ke gunung memulai perjalanan dengan membacakan doa-doa. Di gunung, rotan yang diambil harus sebanyak 500 urat/ruas. Keseluruhan rotan tersebut nantinya akan dianyam atau digabungkan menjadi sepanjang 300 meter.
Setelah dianyam, rotan sepanjang 300 meter tersebut diletakkan di tengah jalan utama Aboru. Pada tanggal 1 Januari, sebagai perayaan tahun baru, warga akan berbondong-bondong ke jalan utama untuk melaksanakan tradisi hela rotan.
Dua kelompok bertempat di kiri dan kanan akan menunjukkan adu kekuatan menarik rotan. Tanda kemenangan dilihat dari kemampuan memindahkan batas kayu yang disediakan di tengah-tengah.
Tradisi hela rotan tidak hanya diisi oleh adu kekuatan. Di tengah adu Tarik rotam, ada juga kapata-kapata yang dilantunkan untuk menambah semangat. Tidak ada batas waktu penarikan rotan, maka bisa saja tarim menarik rotan ini berlangsung dari siang sampai malam.
Keesokan harinya, ada rangkaian acara lanjutan dari hela rotan, yaitu makan bersama. Setelah hari sebelumnya warga adu kekuatan, keesokannya semua tetap berkumpul dann bercengkerama.
Seusai acara makan, panitia memberikan aba-aba agar warga berkumpul dan bersama-sama membawa rotan ke laut. Hal ini merupakan bagian dari peraturan hela rotan, tidak boleh ada rotan yang tersisa, maka semuanya diarak menuju pantai untuk selanjutnya ditenggelamkan di laut.
Kawan GNFI, rangkaian tradisi hela rotan yang cukup panjang ini memiliki berbagai nilai yang terkandung di dalamnya, yaitu sebagai ajang pengikat tali persaudaraan, mempererat persatuan, dan meningkatkan semangat gotong royong.
Tradisi menyambut tahun baru warga Aboru ini merupakan perayaan kebersamaan yang sarat kebersamaan, ciri khas bangsa Indonesia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


