Pernahkah Kawan bertanya-tanya bagaimana cara berbaur dengan masyarakat lokal saat liburan ke Lombok? Tidak hanya pantai-pantai memukau dan Gunung Rinjani yang megah, Lombok juga memiliki kekayaan budaya yang tidak kalah menarik, salah satunya adalah bahasa Sasak.
Nah, tahukah Kawan? Bahasa Sasak bukan sekadar alat komunikasi, melainkan juga cerminan dari kearifan lokal yang kaya makna.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas 10 ungkapan bahasa Sasak yang sering digunakan sehari-hari, lengkap dengan konteks penggunaannya. Jangan khawatir, semuanya disajikan dengan ringan, interaktif, dan mudah diingat. Siap menjadi lebih dekat dengan Lombok? Yuk, kita mulai!
1. "Embe taok?" (Di mana?)
Ungkapan sederhana ini akan sangat membantu ketika Kawan sedang mencari tempat tertentu. Bayangkan diri Kawan bertanya kepada para penjual lokal, "Embe taok warung makan halal?" Mereka akan langsung paham bahwa Kawan membutuhkan rekomendasi tempat makan.
Tips: Sebutkan nama lokasi dengan jelas setelah ungkapan ini. Misalnya, "Embe taok Pantai Senggigi?" untuk bertanya arah menuju pantai iconic Lombok.
2. "Ndek taok" (Tidak tahu)
Pernah tersesat dan bingung saat bertanya arah? Jangan heran jika orang lokal menjawab dengan ungkapan ini. "Ndek taok" menunjukan ketulusan mereka saat benar-benar tidak tahu informasi yang Kawan cari.
Menggunakan bahasa Sasak seperti ini akan membuat percakapan Kawan lebih cair dan santai.
Baca juga: Mempelajari Bahasa Sehari-hari di Mamuju Sulawesi Barat
3. "Selamat kelemak" (Selamat pagi)
Memulai hari dengan sapaan hangat adalah cara terbaik untuk menjalin hubungan baik dengan masyarakat lokal. Ucapkan "Selamat kelemak" sambil tersenyum, dan lihat bagaimana orang Sasak menyambut Kawan dengan ramah.
Sapaan sederhana adalah jembatan budaya yang paling ampuh untuk menciptakan keakraban.
4. "Pelungguh" atau "Side" (Kamu)
Kedua kata ini sama-sama berarti "kamu" dalam bahasa Sasak, tetapi memiliki tujuan berbeda. "Pelungguh" sering digunakan untuk orang yang lebih dihormati, sedangkan "Side" lebih santai untuk teman sebaya (dapat disingkat menjadi "de" saja).
Contoh, "Pelungguh datang dari mana?" cocok untuk bertanya kepada tamu, sedangkan "Side apa kabar?" lebih pas untuk teman.
Catatan: Jika usianya itu di bawah Kawan, cukup bilang "Kamu" saja.
5. "Aik putek" (Air putih)
Lombok terkenal dengan cuacanya yang panas. Jangan lupa menghafal ungkapan ini untuk memesan minuman paling simple, yaitu air putih.
Cobalah berkata, "Bisa minta aik putek, de?" di warung lokal, dan lihat betapa mudahnya orang lokal memahami permintaan Kawan.
6. "Matur tampiasih" (Terima kasih)
Ungkapan ini akan membuat orang lokal tersenyum lebar. "Matur tampiasih" adalah cara formal dan sopan untuk mengucapkan terima kasih.
Alternatif: Jika ingin lebih santai, cukup katakan "Tampiasih" saja.
7. "Silak bedahar" (Mari makan)
Kalimat ini sering diucapkan sebagai undangan makan bersama. Jangan kaget jika Kawan mendengar ini saat berkunjung ke rumah orang Sasak. Mereka sangat ramah dalam menjamu tamu.
Undangan makan dalam budaya Sasak bukan sekadar basa-basi, melainkan suatu bentuk penghormatan terhadap tamu.
8. "Berugak" (Saung/Tempat Istirahat)
Jika Kawan melihat bangunan seperti saung di halaman rumah atau tempat wisata, itulah "berugak". Biasanya digunakan untuk bersantai, berbincang, atau bahkan menerima tamu.
"Berugak" adalah simbol kearifan lokal Lombok yang mengedepankan ruang kebersamaan.
9. "Silak" (Silakan)
Kata ini sering diucapkan untuk mempersilakan seseorang. Kawan mungkin mendengarnya saat sedang berbelanja atau makan di warung.
Saat menawarkan sesuatu, Kawan juga bisa berkata, "Silak pelungguh/side, coba dulu."
10. "Jagak angen" (Jaga hati)
Ini adalah ungkapan penuh makna yang sering digunakan untuk mengingatkan orang agar tetap berhati-hati atau menjaga perasaan. Sangat filosofis, bukan?
Ungkapan ini menunjukan bagaimana masyarakat Sasak sangat menghargai perasaan satu sama lain.
Baca juga: Bahasa Ngapak, Bentuk Perlawanan atas Sistem Feodal
Mengapa Kawan Harus Mencoba Belajar Bahasa Sasak?
Belajar bahasa Sasak adalah langkah kecil untuk menghormati budaya Lombok sekaligus menciptakan pengalaman wisata yang lebih mendalam. Menguasai satu/dua ungkapan lokal adalah bentuk penghargaan tertinggi bagi budaya yang kita kunjungi.
Jadi, sudah siap mencoba salah satu ungkapan di atas? Jangan ragu untuk mulai berbicara dalam bahasa Sasak dan rasakan kehangatan sambutan masyarakat Lombok!
Selamat mencoba, atau seperti yang mereka katakan, "Selamat bergaul di Lombok!"
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News