Seorang ilmuwan dari Irak melakukan penelitian dengan menjadikan mi instan Indomie sebagai sampel. Hasilnya, Indomie dinyatakan aman dari ambang batas maksimal radioaktif yang terkandung pada makanan.
Sebenarnya, apa itu radioaktif?
Dari Indomie Wagyu hingga Diplomasi Kuliner, Ini Dia Resto Haryanto di Dubai
Penelitian Kandungan Radioaktif pada Mi Indomie di Irak
Indomie, mi instan asal Indonesia memang telah mendunia. Merek yang diperkenalkan sejak 1972 ini tercatat telah mejeng di etalase di lebih dari 100 negara.
Kelezatannya pun telah diakui dari berbagai benua, mulai dari Australia, Afrika, Asia, hingga Eropa. Bahkan, merek dagang ini telah diakusisi dan mendirikan pabrik di lebih dari 5 negara, salah satunya Saudi Arabia.
Maka, tak heran jika Indomie turut menjadi sampel penelitian di dunia yang berfokus pada mie instan.
Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan Irak, mencoba mendeteksi kandungan radioaktif pada Indomie dengan menggunakan spektrometer sinar gamma.
Al-Hamidawi dalam kajiannya “NORM in Instant Noodles (Indomie) Sold in Iraq” melakukan uji kandungan radionuklida (salah satu isotop yang memancarkan zat radioaktif) dengan mengambil 13 sampel mi instan dari 5 merek dagang yang tersedia di supermarket Irak. Dari 13 sampel tersebut, 4 di antaranya merupakan merek Indomie yang diproduksi di pabrik Saudi Arabia dan 1 sampel adalah Pop Mie yang diproduksi di Indonesia.
14 Indomie Khas Nusantara yang Jarang Ditemui, Mana Favoritmu?
Hasil Uji Kandungan Radionuklida pada Indomie
Hasil uji coba menunjukkan, 13 sampel mi Instan tersebut mengandung radionuklida lebih rendah dari batas yang direkomendasikan oleh Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD).
Rata-rata kandungan radionuklida pada mi instan berkisar antara (0,052) hingga (0,268).
Indomie mengandung radionuklida yang berada di nilai tengah, artinya tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu besar.
WNI Asal Padang Jualan Indomie Rebus di China, Laris Manis!
Misalnya, pada radionuklida 226Ra varian Chicken Flavor asal China memiliki nilai terendah, sedangkan merek Superman dengan varian Vegetables Flavor asal Saudi Arabia tertinggi.
Kemudian, pada 232Th, mi varian Chicken with Onions asal Uni Emirat Arab memiliki radionuklida terendah, sedangkan varian Vegetables Flavor asal Saudi Arabia lagi-lagi menempati posisi tertinggi.
Sementara itu, pada radionuklida 40K, Indomie varian Beef Flavor yang diproduksi di Saudi Arabia memiliki kandungan terendah dan Indomie varian Special Chicken Flavor mengandung nilai maksimal.
Dua Varian Indomie jadi Mi Instan Terenak Versi New York Magazine
Apa Itu Radionuklida?
Secara umum, radionuklida merupakan isotop radioaktif yang memiliki kemampuan untuk memancarkan radiasi dalam bentuk partikel atau gelombang elektromagnetik. Dalam konteks makanan, radionuklida berarti isotop radioaktif yang terkandung pada makanan.
Begum (2024) dalam skripsinya menuturkan bahwa radionuklida, yang merupakan inti atom tidak stabil yang mampu memancarkan radiasi, telah hadir di alam sejak bumi terbentu.
Oleh karena itu, keberadaan radionuklida pada makanan merupakan hal yang lumrah.
Radioaktif dapat terakumulasi dalam produk pangan melalui proses alami. Akan tetapi, saat ini, kandungan radionuklida dalam makanan semakin memprihatinkan sebab adanya kontaminasi lingkungan, termasuk saat pengolahan makanan.
Paparan radioaktif berlebihan dan dalam jangka panjang dari konsumsi makanan yang terkontaminasi dapat meningkatkan risiko kanker dan gangguan kesehatan lainnya.
Tak Sembarangan, Begini Cara Indonesia Mengelola Limbah Radioaktif
Apalagi, dalam situasi normal, manusia telah terpapar sumber radiasi alami maupun buatan manusia setiap hari, termasuk manusia menghirup dan menelan radionuklida dari udara.
Jika ditambah dengan habit mengonsumsi makanan olahan yang berpotensi mengandung radionuklida, tubuh akan terus-terusan menghimpun radioaktif sehingga berdampak cukup besar.
Sebab, dikutip dari WHO, yodium radioaktif baru akan mengurangi setengah radioaktivitasnya membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni 8 hari. Kandungan tersebut berhenti menjadi radioaktif (meluruh) setidaknya butuh waktu beberapa minggu.
Oleh karena itu, sangat perlu bagi Kawan untuk selalu memperhatikan makanan yang dikonsumsi.
Apa Itu Reaktor Nuklir Kecil atau Small Modular Reactor (SMR) dan Manfaatnya
Referensi:
Al-Hamidawi, A. A. (2015). NORM in Instant Noodles (Indomie) Sold in Iraq. Journal of Environmental Analytical, 2-4.
Begum, Ellen Soleha. 2024. Analisis Radionuklida Alam (238u, 226ra, 232th, Dan 40k) pada Sayuran dari Pangalengan, Bandung Menggunakan Spektrometer Gamma. Skripsi. Program Studi Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News