apa itu reaktor nuklir kecil atau small modular reactor smr dan manfaatnya - News | Good News From Indonesia 2024

Apa Itu Reaktor Nuklir Kecil atau Small Modular Reactor (SMR) dan Manfaatnya

Apa Itu Reaktor Nuklir Kecil atau Small Modular Reactor (SMR) dan Manfaatnya
images info

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) dicanangkan akan segera terealisasi dan beroperasi di Indonesia pada 2032 nanti. PLTN itu diproyeksikan beroperasi dengan kapasitas 250 megawatt (MW). Hal ini tercantum dalam peta jalan transisi energi yang tertuang dalam draf revisi Rancangan Peraturan Pemerintah Kebijakan Energi Nasional (RPP KEN).

Sebagai langkah awal, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berencana mengembangkan teknologi reaktor nuklir dengan skala kecil atau small modular reactor. Teknologi ini dinilai lebih praktis, cepat, dan fleksibel dalam pemasangan, serta bisa dibangun secara merata di berbagai wilayah Indonesia.

Satu-satunya di Asia Pasifik, RI Daur Ulang Limbah Plastik Pakai Teknologi Nuklir

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Zulfiandi & Muhammad (2023) yang menjelaskan, teknologi small modular reactor (SMR) biasanya diperuntukkan bagi negara memiliki modal keuangan sedang serta wilayah dengan jaringan listrik yang lebih kecil.

Sebab, reaktor ini dirancang untuk diproduksi di pabrik dan diangkut ke lokasi untuk tahap perakitan. Proses ini memungkinkan adanya pengurangan waktu dan biaya konstruksi jika dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga nuklir besar tradisional.

Tujuan utama teknologi SMR ialah pengurangan biaya yang signifikan melalui modularisasi, yang selanjutnya mengurangi waktu konstruksi. SMR menawarkan keterjangkauan yang lebih baik untuk negara-negara berkembang.

"Karena Indonesia berbentuk kepulauan, jadi kami bisa memasang small modular reactor di beberapa titik ditambah dengan power plant yang besar,” jelas Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN, Rohadi Awaludin, Kamis (7/3/2024).

Terungkap BRIN Pakai Teknologi Nuklir untuk Riset Cagar Budaya, Bagaimana Caranya?

Keunggulan Small Modular Reactor (SMR)

Small Modular Reactor (SMR) dinilai lebih efisien dibandingkan nuklir tradisional. Sebab, Small Modular Reactor (SMR) memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

  1. Small Modular Reactor (SMR) memiliki ukuran 1/10 hingga ¼ dari pembangkit listrik tenaga nuklir tradisional.
  2. SMR dapat diletakkan di lokasi yang tidak begitu luas.
  3. Perakitan komponen reaktor utama SMR memungkinkan dilakukan di pabrik.
  4. SMR dinilai memiliki fitur keselamatan yang cukup canggih.
  5. SMR menawarkan biaya investasi awal yang cenderung lebih rendah.
Dibangun di Bandung Sejak 1965, Ini Perjalanan Sejarah Reaktor Tenaga Nuklir Tertua di Indonesia

Jalan Panjang Penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia

Pembicaraan mengenai penerapan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Indonesia telah dilakukan sejak lama. Akan tetapi, diskursus mengenai penerapan PLTN tidak lagi terdengar beberapa waktu belakangan.

Melalui riset awal yang telah dilakukan, BRIN mencatat ada 28 wilayah potensial di Indonesia yang dapat digunakan sebagai lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Dari sejumlah wilayah tersebut, Kalimantan memiliki potensi tertinggi, salah satunya di Bengkayang, Kalimantan Barat.

Peneliti BRIN, Djarot Sulistio Wisnubroto mengungkapkan, potensi Kalbar sebagai lokasi pembangunan PLTN dilandaskan pada kondisi geologi wilayah tersebut yang stabil dan tidak rawan gempa.

"Potensi gempa rendah dan didukung oleh masyarakat, 87% lebih di Kalbar berbasis pada survei yang dilakukan 2019 mendukung pembangunan PLTN," jelasnya sebagaimana dikutip dari Katadata.

Sah! Indonesia Punya NEPIO, Badan Khusus untuk Implementasi Tenaga Nuklir

Strategi Realisasi Bauran Energi di Indonesia

Pemerintah Indonesia tengah berfokus dan memprioritaskan bauran energi dalam hal pembangkit listrik. Menurut laporan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), realisasi bauran energi primer yang berasal dari energi baru dan terbarukan (EBT), mencapai 13,1 persen atau 238,1 juta barel setara minyak (MBOE) pada 2023.

Meskipun masih dinilai kecil, angka ini menjadi salah satu bukti pemerintah yang cukup serius memulai langkah memanfaatkan bauran energi. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Menteri ESDM, Arifin Tasrif yang mengakui bahwa capaian bauran EBT 2023 meningkat walaupun belum signifikan.

Sementara itu, bauran EBT di Indonesia diharapkan mencapai target 23 persen pada 2025 nanti. Oleh karena itu, diperlukan strategi khusus untuk mencapai target tersebut.

Jurus RI Menuju NZE, Produksi Hidrogen hingga Pakai Energi Nuklir

Salah satunya ialah sejumlah regulasi dan kebijakan energi yang telah disusun oleh Dewan Energi Nasional (DEN) dalam mendukung transisi energi.

DEN tengah menyelesaikan pembaruan Peraturan Pemerintah nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN). Peraturan tersebut menyesuaikan perubahan lingkungan strategis, selaras dengan komitmen perubahan iklim dan mengakomodasi transisi energi menuju net zero emission (NZE) 2060.

Dalam RPP KEN ini, bauran EBT ditingkatkan hingga mencapai sekitar 70 persen pada 2060. Dalam hal ini, nuklir yang semula merupakan pilihan terakhir menjadi setara dengan EBT lainnya. Beberapa energi baru seperti hidrogen dan amonia juga masuk dalam RPP KEN tersebut.

Menghidupkan Kembali Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Pertama di Asia Tenggara

 

 

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.