terungkap brin pakai teknologi nuklir untuk riset cagar budaya bagaimana caranya - News | Good News From Indonesia 2024

Terungkap BRIN Pakai Teknologi Nuklir untuk Riset Cagar Budaya, Bagaimana Caranya?

Terungkap BRIN Pakai Teknologi Nuklir untuk Riset Cagar Budaya, Bagaimana Caranya?
images info

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memanfaatkan teknologi nuklir dalam penelitian cagar budaya. Tapi, bagaimana caranya?

Kepala Pusat Arkeometri BRIN Sofwan Noerwidi mengatakan, BRIN bersama 19 negara Asia Pasifik dan Timur Tengah lainnya menggunakan teknologi nuklir untuk karakterisasi, konsolidasi, dan preservasi warisan budaya, melalui proyek kerja sama teknis International Atomic Energy Agency (IAEA) RAS 1027.

Sofwan menjelaskan bahwa untuk karakterisasi dalam mengetahui umur atau usia cagar budaya, teknologi nuklir yang bisa dimanfaatkan adalah carbon dating dan pertanggalan uranium series

Teknologi nuklir juga bisa digunakan untuk mendeteksi komposisi mineral silika, maupun unsur lainnya dalam menentukan keaslian cagar budaya berupa fosil.

“Karena fosil adalah suatu tulang atau sisa jasad yang sudah mengalami proses fosilisasi (perubahan material), ini bisa dideteksi dengan teknologi nuklir. Misalnya, mengetahui komposisi mineral,” kata Sofwan, dikutip dari brin.go.id

Mengetahui keaslian cagar budaya

Lalu untuk mengetahui keaslian benda cagar budaya, bisa dimanfaatkan teknologi nuklir seperti pemindaian micro CT-scan. Misalnya, dari kerapatan tulang, komposisi karakter struktur tulang dan gigi.

Karakterisasi juga dilakukan untuk mengetahui bahan dari cagar budaya, misalnya bahan lontar (manuskrip kuno). Jenis daun yang digunakan sebagai media tulis bisa diketahui dengan pemindaian micro CT dan XRF. 

Selanjutnya, teknologi nuklir digunakan untuk konsolidasi atau menguatkan cagar budaya. Hal ini dikarenakan sifat dari cagar budaya yang biasanya fragmentaris atau tidak utuh, dan umumnya ditemukan dalam keadaan terpecah-belah.

Baca juga Ada Negara Punya Senjata Nuklir, Bagaimana Sikap Indonesia?

Mengawetkan cagar budaya

Sementara untuk preservasi atau pengawetan cagar budaya, teknologi nuklir digunakan untuk mengawetkan agar bisa diteliti dan disimpan dalam jangka waktu lama. 

Dalam hal ini, BRIN bekerja sama dengan Museum Nasional Indonesia, Museum Sangiran, dan Perpustakaan Nasional untuk mengawetkan cagar budaya tersebut dalam beberapa proyek, di antaranya proyek fosil, tembikar, dan manuskrip.

“Bagaimana misalnya manuskrip yang terbuat dari bahan organik yang sangat rentan ditumbuhi jamur, atau batu candi dan arca yang ada lumutnya karena lembab dan basah, dan sebagainya, dengan ‘ditembak’ gamma iradiasi pada dosis tertentu bisa meminimalisasi kemungkinan jamur yang tumbuh tapi tidak merusak bendanya,” jelas Sofwan.

Kedepannya, teknologi nuklir juga dapat digunakan untuk monitoring. Dengan iklim tropis seperti Indonesia, monitoring diperlukan agar bisa mengoptimalkan lingkungan sekitar dalam mengawetkan cagar budaya yang ada di dalamnya.

Baca juga Satu-satunya di Asia Pasifik, RI Daur Ulang Limbah Plastik Pakai Teknologi Nuklir

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.