PSSI menggelar acara Partner Summit 2024 untuk menggandeng sponsor baru untuk kemajuan sepak bola nasional. Hal ini juga bentuk apresiasi PSSI kepada para sponsor yang telah memberikan dukungan selama setahun ini.
Acara yang digelar di Hotel Park Hyatt, Jakarta, Senin (16/12). Ini dihadiri banyak sponsor, kolaborator salah satunya Good News From Indonesia hingga juara dunia dari ajang eFootball dan Futsal.
"Partner Summit 2024 ini adalah laporan ke publik bahwa dalam membangun sepak bola itu tidak mungkin stakeholder tidak bersatu. Kita bisa lihat, banyak dari sektor swasta juga yang dukung. Brand-nya juga luar biasa," kata Ketua PSSI, Erick Thohir.
Timnas Putri Naik Peringkat ke Rangking 97 FIFA, PSSI Harap Jadi Momentum Positif di Tahun 2025
Erick menekankan PSSI dan pemerintah tak bisa bergerak sendiri dalam memajukan sepak bola Tanah Air. Peran sektor swasta dan semua stakeholder lain diperlukan untuk mengangkat Marwah sepak bola nasional.
"Sepak bola punya value luar biasa," ujarnya.
“Sepak bola punya nilai tak terlihat sebagai alat pemersatu bangsa. Sepak bola bisa mengangkat marwah kita."
“Sepak bola juga mendorong kebaikan dan saling menghormati."
“Di sisi lain, sepak bola juga menjadi alat menjaga kesehatan dan sekarang juga sebagai entertainment."
Butuh dana 1 Triliun
Pada acara itu PSSI tidak hanya menampilkan beragam prestasi dari sepak bola nasional selama satu tahun ini. Tetapi juga program federasi ke depannya, seperti pembinaan usia muda.
Federasi juga menekankan bahwa mereka tidak hanya mengurusi Timnas Indonesia putra dan putri senior serta kelompok umur tetapi juga ada antara lain sepak bola elektronik (Esports), sepak bola amputasi, sepak bola tunawisma, dan lain-lain.
Piala ASEAN 2024, Anomali Lini Belakang Tim Garuda
Erick menyatakan angka yang dibutuhkan untuk mengelola itu pun dikatakan sangat luar biasa, lebih dari setengah triliun rupiah. Angka yang tidak sedikit bagi sebuah federasi.
"650 miliar lebih adalah angka yang fantastis, saya juga tidak pernah berpikir mengelola sepak bola itu, angkanya sebegitu besar."
“Kalau dulu di bola basket 30-40 (miliar) cukup gitu. Di badminton, mungkin 80. Ini benar-benar hampir bisa tujuh sampai 10 kali lipat," lanjut pria yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut.
“Artinya ya memang peran Pemerintah, private sector harus menjadi kesatuan. kalo enggak, tidak mampu kalo tidak (didukung) semuanya."
Berkompetisi di ASEAN
Bagi Menteri BUMN ini angka 650 miliar tersebut masih tergolong rendah dari negara-negara di ASEAN yang dikatakan bisa mempunyai bujet hingga 1 triliun lebih. Erick juga mengatakan bagaimana pergerakan negara-negara tetangga juga membuat PSSI tidak bisa diam.
“Saya baru dengar tadi di media sosial, Malaysia juga mau membangun sepak bola mereka," ujarnya.
Fakta-Fakta Timnas eFootball Indonesia Juara FIFAe World Cup 2024
“Ada pelatih baru, mereka mau hire CEO baru. Ini kembali apapun yang sudah kita lakukan, harus terus maju. Harus jaga mimpi."
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News