Terpilihnya Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang baru membawa harapan besar bagi masyarakat. Sebagai pemimpin bangsa, amanah besar kini dipercayakan kepada mereka.
Presiden dan Wakil Presiden baru ini memikul tanggung jawab besar dalam menentukan masa depan bangsa. Kolaborasi antarkeduanya diharapkan dapat membenahi berbagai sektor kehidupan Indonesia dengan sejuta permasalahannya yang semakin kompleks.
Salah satu sektor yang terus mendapatkan perhatian lebih beberapa tahun terakhir ini adalah sektor pendidikan. Walaupun pendidikan digadang-gadang menjadi fokus utama pemerintah. Namun, apakah dalam kenyataanya pendidikan Indonesia semakin membaik dari tahun ke tahun?
Tak dapat dipungkiri bila keluhan mengenai sistem pendidikan Indonesia terus bermunculan. Sebenarnya apa yang menjadi pokok permasalahan pendidikan Indonesia? Lalu bagaimana peran dari presiden dan wakil presiden terpilih dalam menghadapi tantangan ini?
Terdapat beberapa hal yang dianggap masyarakat menjadi pokok permasalahan dalam dunia pendidikan dan diharapkan segera mendapat tindak lanjut dari presiden dan wakil presiden baru.
Inkonsistensi Kebijakan Pendidikan Indonesia
Pergantian presiden dan wakil presiden akan turut memunculkan pergantian kebijakan di berbagai sektor, terutama sektor pendidikan. Hal ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat mengenai apakah kebijakan pendidikan akan kembali berubah atau tidak.
Perubahan kebijakan yang tak disertai dengan sosialisasi yang jelas tentu saja akan membingungkan siswa dan tenaga pengajar.
Hilangnya penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa menjadi salah satu kebijakan yang memunculkan tanda tanya besar bagi masyarakat. Pemerintah beranggapan bahwa kebijakan ini akan membuka kesempatan yang lebih luas bagi siswa untuk mengeksplor minat bakatnya tanpa terikat penjurusan tertentu.
Terbang ke AS dan Temui Joe Biden, Apa yang Dibahas Presiden Prabowo?
Namun, apakah kebijakan ini benar-benar efektif? Ataukah malah menambah kebingungan siswa, karena arah pendidikan yang tidak dapat dipahami dengan mudah?
Siswa yang dituntut dapat menentukan arah minat dan bakatnya sendiri malah terkadang bingung dan ragu terhadap keputusannya. Oleh karena ini, kebijakan ini tentu saja harus mendapat evaluasi mendalam dari pemerintah.
Harapannya, dengan pergantian presiden dan wakil presiden yang akan menunjuk menteri pendidikan baru, kebijakan pendidikan dapat dipertegas kembali. Evaluasi menyeluruh juga sangat penting untuk menguji efektivitas kebijakan yang telah diterapkan.
Perhatian terhadap Kesejahteraan Tenaga Pengajar
Keluh kesah tidak hanya muncul dari masyarakat umum, tetapi juga dari sisi tenaga pengajar. Tidak lagi mengherankan bila banyak tenaga pengajar berstatus pengajar honorer mempertanyakan nominal gaji yang masih jauh dibawah standar.
Nominal tersebut tentu saja tidak dapat menutup kebutuhan sehari-hari. Padahal, beban kerja yang mereka emban sama beratnya dengan tenaga pengajar tetap. Bahkan, tidak sedikit tenaga pengajar di daerah terpencil yang hanya menerima gaji ratusan ribu per bulan.
Banyak dari mereka yang tak punya pilihan lain selain melanjutkan pekerjaan ini. Kekhawatiran besar muncul terkait keberlanjutkan karier mereka sebagai tenaga pengajar.
Disaksikan 16 Ribu Pasang Mata, Presiden Prabowo Gaungkan Persatuan Nasional dalam Peresmian GSN
Di sini, presiden dan wakil presiden baru mendapat tuntutan besar untuk menangani permasalahan ini. Masyarakat berharap kesejahteraan tenaga pengajar yang telah ikut berpartisipasi mencerdaskan anak bangsa lebih diperhatiakan.
Hal ini juga bertujuan agar generasi muda masih bermimpi untuk menjadi tenaga pengajar serta tidak menganggap remeh hal profesi tersebut.
Dengan langkah nyata dari pemerintah, diharapkan tenaga pendidik akan merasa lebih dihargai, dan pada akhirnya pendidikan Indoneisa akan mengalami kemajuan.
Korupsi Dunia Pendidikan
Sudah dianggap menjadi hal yang lumrah ketika orang tua dengan sengaja meberikan sejumlah uang agar anaknya dapat diterima di sekolah atau universitas tertentu. Ini adalah salah satu contoh praktik korupsi dalam dunia pendidikan.
Kasus ini menjadi permasalahan yang memprihatinkan dan memalukan bagi bangsa Indonesia. Bagaimana tidak, sektor yang harusnya mencerdaskan anak bangsa malah ternodai dengan praktik tidak bermoral dari oknum-oknum tertentu.
Generasi muda yang akan memimpin bangsa nantinya tidak hanya membutuhkan gelar bergengsi, tetapi juga perlu dibekali dengan moral yang baik. Oleh karena itu, tindak tegas dari presiden dan wakil presiden sangat dibutuhkan di sini.
Pasangan Prabowo-Gibran tidak boleh menganggap remeh kasus korupsi dalam pendidikan. Indonesia membutuhkan pendidikan yang bersih, adil, dan tidak hanya mengutamakan gelar, namun juga bermartabat.
Siswa SD di Sidoarjo Kirim Surat ke Presiden Soal Bahaya Mikroplastik
Harapan masyarakat terkait pendidikan Indonesia kini berada di tangan presiden dan wakil presiden baru. Dengan kebijakan yang tepat dan langkah yang tegas, diharapkan masalah-masalah klasik dalam dunia pendidikan dapat diatasi dengan maksimal.
Masyarakat percaya, presiden dan wakil presiden baru ini dapat membawa pendidikan Indonesia menuju arah yang lebih baik dari tahun ke tahun.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News