kisah si bungsu dan cerita sebuah beduk dari sulawesi selatan - News | Good News From Indonesia 2024

Kisah Si Bungsu dan Cerita Sebuah Beduk dari Sulawesi Selatan

Kisah Si Bungsu dan Cerita Sebuah Beduk dari Sulawesi Selatan
images info

Di Sulawesi Selatan terdapat sebuah cerita rakyat yang berkisah tentang Si Bungsu bersama saudara-saudaranya. Dalam kisah tersebut, Si Bungsu memiliki sebuah cerita yang menarik terkait sebuah beduk.

Cerita yang dimiliki oleh Si Bungsu ini jauh lebih menarik dibandingkan kisah yang diceritakan oleh kakak-kakaknya. Lantas apa cerita sebuah beduk yang diceritakan dalam kisah Si Bungsu tersebut?

Kisah Si Bungsu dan Cerita Sebuah Beduk

Dinukil dari buku Marina Asril Reza yang berjudul 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi, diceritakan pada zaman dahulu di daerah Sulawesi Selatan hiduplah enam orang bersaudara. Mereka semua sudah yatim piatu setelah kedua orang tuanya meninggal dunia.

Keenam bersaudara ini memperebutkan harta warisan yang ditinggalkan oleh sang ayah. Harta warisan yang ditinggalkan tersebut berupa lima petak sawah.

Jumlah petak sawah yang tidak sesuai dengan mereka yang berenam bersaudara kemudian memunculkan perebutan harta warisan tersebut. Akhirnya untuk mencegah perselisihan, mereka bersepakat untuk menentukan cara mendapatkan harta warisan tersebut.

Mereka bersepakat untuk memberikan sebuah cerita yang unik dan menarik. Cerita yang paling menarik di antara mereka nantinya akan mendapatkan seluruh harta warisan yang ditinggalkan oleh sang ayah.

Anak pertama mendapatkan giliran awal untuk menceritakan cerita yang dia miliki. Anak pertama ini bercerita bahwa dia pernah menemukan sebuah pohon yang sangat besar.

Saking besarnya, dibutuhkan waktu satu hari penuh untuk mengelilingi pohon tersebut. Para saudaranya kemudian menyimak cerita tersebut dengan seksama.

Anak kedua tidak mau kalah dengan cerita sebelumnya. Dia bercerita bahwa pernah bertemu sebuah pahat yang sangat besar.

Pahat tersebut menancap ke tanah dan tangkainya menjulang hingga ke langit. Saudaranya yang lain kembali mengangguk-angguk mendengar cerita tersebut.

Anak ketiga kemudian maju menyampaikan cerita yang dia miliki. Anak ketiga bercerita bahwa dia pernah bertemu sebuah kerbau yang sangat besar.

Kerbau tersebut memiliki tanduk yang sangat panjang. Bahkan tanduk kerbau tersebut bisa dipakai untuk tempat bermain bola.

Anak keempat tidak mau kalah. Dirinya bercerita pernah sebatang rotan yang sangat panjang. Saking panjangnya, batang rotan tersebut bisa melingkari bumi dan seisinya.

Cerita dari anak kelima juga tidak kalah menariknya. Dirinya berkata bahwa pernah melihat sebuah masjid yang sangat besar.

Besarnya masjid tersebut membuat orang-orang yang salat di dalamnya terlihat sebesar kuman. Para saudara yang lain kembali mengangguk-angguk mendengar cerita tersebut.

Kini tiba kesempatan bagi Si Bungsu untuk bercerita. Dirinya memulai cerita dengan santai dan tidak menggebu-gebu seperti saudaranya yang lain.

Si Bungsu berkata bahwa dirinya pernah melihat sebuah beduk yang sangat besar. Bahkan saking besarnya, bunyi dari beduk tersebut bisa terdengar hingga sekarang.

Para saudaranya kemudian bertanya bagaimana cara mendengarkan bunyi beduk tersebut. Si Bungsu kemudian menyuruh saudaranya untuk menutup telinga dengan kencang.

Ketika menutup telinga, para saudaranya mendengarkan bunyi dengung angin. Mereka kemudian percaya dengan cerita dari Si Bungsu.

Para saudaranya kemudian bertanya apa saja bahan yang digunakan untuk membuat beduk tersebut. Si Bungsu kemudian menjawab bahwa bahan dasar beduk itu berasal dari pohon besar yang dilihat oleh anak pertama.

Kemudian pahat besar yang dilihat anak kedua digunakan untuk mengukir kayu tersebut. Sementara itu, kulit kerbau yang dilihat oleh anak ketiga digunakan sebagai bahan agar beduk tersebut mengeluarkan suara.

Si Bungsu melanjutkan cerita bahwa rotan-rotan yang dilihat oleh anak keempat digunakan untuk mengikat beduk tersebut. Terakhir, beduk ini bisa ditemukan di masjid besar yang dilihat oleh anak kelima.

Para saudaranya saling melihat satu sama lain dengan seksama. Para saudara ini tidak percaya bahwa Si Bungsu bisa merangkai cerita dari kisah-kisah yang mereka buat.

Akhirnya mereka bersepakat bahwa cerita Si Bungsu lah yang paling menarik dari semua kisah yang diceritakan. Sesuai dengan kesepakatan di awal, harta warisan yang ditinggalkan sang ayah akhirnya diberikan seutuhnya kepada Si Bungsu.

Sumber:
- Reza, Marina Asril. 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara: Cerita Kepahlawanan, Mitos, Legenda, Dongeng, & Fabel dari 33 Provinsi. Visimedia, 2010.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.