Kawan GNFI, pernahkah kamu berpikir bahwa akar dari banyak masalah sosial di kota besar seperti Medan dapat ditelusuri hingga ke satu isu utama, yaitu kemiskinan? Sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, Medan dikenal sebagai pusat perdagangan dan budaya di Sumatra Utara.
Namun, di balik gemerlapnya, kota ini masih menghadapi tantangan besar berupa tingginya angka kemiskinan dan kriminalitas. Penanganan kemiskinan yang serius tidak hanya menjadi kebutuhan mendesak, tetapi juga kunci utama untuk menekan angka kriminalitas.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Medan, pada tahun 2024, sebanyak 7,94% penduduk kota ini, atau sekitar 187.040 jiwa, hidup dalam kemiskinan. Angka ini memang menunjukkan sedikit penurunan dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 8%. Namun, kemiskinan tetap menjadi masalah signifikan yang berdampak langsung pada tingkat kriminalitas di kota tersebut.
Mengatasi Kemiskinan dan Ketimpangan: Peran Guru Honorer dalam Mewujudkan SDGs di Indonesia
Tidak hanya itu, data lain menunjukkan bahwa Kota Medan juga menjadi penyumbang angka kriminalitas tertinggi di Sumatra Utara pada tahun 2023, dengan 9.753 kasus. Dari angka ini, banyak kasus yang berkaitan dengan faktor ekonomi, seperti pencurian, perampokan, hingga kejahatan jalanan.
Mengapa kemiskinan menjadi Akar Kriminalitas?
Kemiskinan dan kriminalitas memiliki hubungan yang erat. Ketika masyarakat menghadapi keterbatasan akses terhadap pendidikan, pekerjaan, dan kebutuhan dasar lainnya, banyak yang akhirnya merasa tidak memiliki pilihan lain selain melakukan tindakan kriminal untuk bertahan hidup.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan Hidayatullah, SE, dalam sebuah dialog politik, yang menegaskan bahwa akar masalah Kota Medan adalah kemiskinan dan pengangguran.
Ketimpangan sosial juga memainkan peran penting. Perbedaan mencolok antara kelompok masyarakat kaya dan miskin dapat memicu rasa ketidakadilan yang pada akhirnya mendorong tindakan kriminal.
Dampak dari kemiskinan dan kriminalitas tidak hanya dirasakan oleh mereka yang langsung terlibat, tetapi juga oleh masyarakat luas. Warga merasa tidak aman karena tingginya risiko menjadi korban kejahatan.
Para pelaku usaha kecil menengah juga terhambat dalam mengembangkan bisnis karena lingkungan yang tidak kondusif. Hal ini menjadi lingkaran setan yang sulit diputus tanpa intervensi yang tepat.
Masalah ini paling akut terjadi di darah-daerah miskin di Kota Medan, terutama di kawasan Medan Utara yang dikenal sebagai wilayah dengan tingkat kemiskinan tinggi. Penanganan harus dilakukan segera karena semakin lama dibiarkan, semakin sulit untuk mengatasi dampaknya.
Stigma terhadap Kemiskinan Edukasi Menstruasi, Ini Dampaknya
Langkah Proaktif Mengentaskan Kemiskinan
Penurunan kriminalitas hanya akan terjadi jika pemerintah mengambil langkah proaktif untuk mengentaskan kemiskinan.
Langkah pertama yang perlu diambil adalah menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan. Pemerintah Kota Medan dapat bekerja sama dengan sektor swasta untuk mendirikan pusat-pusat pelatihan kerja dan wirausaha. Pelatihan ini harus fokus pada keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini.
Selain itu, program pemberdayaan masyarakat perlu ditingkatkan. Misalnya bantuan modal untuk usaha mikro dapat membantu keluarga miskin keluar dari lingkar kemiskinan. Pemerintah juga harus memastikan bahwa semua anak-anak dari keluarga miskin memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas.
Penyediaan rumah layak huni juga menjadi solusi penting. Banyak penduduk miskin di Medan yang tinggal di kawasan kumuh tanpa fasilitas dasar.
Dengan memberikan akses ke hunian yang lebih baik, mereka dapat hidup dengan lebih layak dan produktif.
Mengapa Penangan Kemiskinan Harus Jadi Prioritas?
Kawan GNFI, dengan menekan angka kemiskinan, kita tidak hanya meningkatkan kesejahteraan individu, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih aman dan stabil untuk seluruh warga Kota Medan.
Ketika masyarakat memiliki akses yang cukup terhadap kebutuhan dasar, mereka cenderung lebih memilih untuk berkontribusi secara positif daripada terlibat dalam tindakan kriminal.
Berantas Kemiskinan, RI Bakal Naikkan Anggaran Perlinsos Jadi Rp493 Triliun
Kemiskinan adalah akar dari banyak masalah, tetapi juga pintu untuk banyak solusi. Pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta perlu bersinergi untuk menyelesaikan masalah ini bersama-sama. Dengan demikian, Kota Medan dapat mewujudkan potensinya sebagai kota yang aman, maju dan sejahtera.
Referensi:
- Badan Pusat Statistik Kota Medan. (2024). Penduduk Miskin Kota Medan Tahun 2024 sebesar 7,94 persen (187,04 ribu jiwa)
- Waspada.id. (2023). Miris, Medan Penyumbang Angka Kriminalitas Tertinggi
- Waspada.id. (2024). Hidayatullah Nyatakan Problem Utama Kota Medan adalah Kemiskinan dan Pengangguran
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News