Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia mencatat, hingga tahun 2024 jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia mencapai lebih dari 65 juta unit usaha. Maka tidak heran apabila UMKM berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto lebih dari 60%.
Hal ini menjadikan UMKM sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia. UMKM di Indonesia tersebar dalam berbagai jenis usaha, mulai dari kuliner, fesyen, kerajinan, jasa, hingga industri kreatif.
UMKM tidak hanya berperan sebagai penyokong perekonomian Indonesia pada masa-masa stabil, tetapi menjadi sektor yang kuat dan tangguh dalam menghadapi krisis ekonomi. Ketangguhannya telah teruji pada saat pandemi Covid-19 kemarin. Walaupun menjadi sektor yang terdampak akibat berbagai pembatasan, UMKM berhasil bertahan dan bahkan dapat tetap berkembang melalui inovasi dan adaptasi.
UMKM dapat menjadi sektor yang tangguh dalam menghadapi pandemi Covid-19 karena beberapa faktor, seperti fleksibilitas dalam usaha, mengadopsi pemanfaatan teknologi, ketangguhan sumber daya manusia (SDM), hingga dukungan dari kebijakan pemerintah.
Selain sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia, UMKM juga turut serta dalam upaya penyerapan tenaga kerja. Data Kadin Indonesia, menunjukan bahwa UMKM mampu menyerap sekitar 97% dari total tenaga kerja di Indonesia.
Hal ini juga menunjukan bahwa UMKM menjadi sektor utama dalam mengurangi angka pengangguran dan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Untuk itu, keberadaan UMKM tidak hanya sebagai tulang punggung perekonomian, tetapi juga memberikan dampak bagi sosial dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, UMKM berperan besar dalam mendorong pemerataan ekonomi di berbagai daerah, khususnya di wilayah perdesaan dan kota-kota kecil. Dengan keberadaan UMKM, masyarakat dapat terlibat dalam aktivitas ekonomi tanpa harus bersusah payah mengakses pusat ekonomi di kota-kota besar.
UMKM yang berada di perdesaan dan kota-kota kecil cenderung lebih bisa memanfaatkan bahan baku dan tenaga yang tersedia di sekitarnya, sehingga manfaat ekonominya pun dapat langsung dirasakan oleh masyarakat setempat.
Meskipun peranan UMKM sangat besar, pada faktanya UMKM masih menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat kegiatan usahanya. Beberapa tantangan tersebut mulai dari akses permodalan hingga kemampuan manajemen keuangan yang rendah.
Oleh karena itu diperlukan dukungan dari berbagai pihak untuk dapat membantu UMKM mengatasi hambatan tersebut supaya UMKM terus dapat berkembang sebagai tulang punggung perekonomian negara.
UMKM di Indonesia menghadapi berbagai kendala dalam pengelolaan keuangan yang dapat menghambat keberlanjutan dan pertumbuhan. Salah satu tantangannya adalah pencampuran keuangan pribadi dengan keuangan usaha. Selain itu, rendahnya literasi keuangan menjadi masalah serius, di mana pelaku usaha kurang memahami pentingnya pencatatan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan usaha.
Sebagian besar UMKM juga tidak memiliki sistem pencatatan yang baik, sehingga transaksi keuangan sering kali tidak terdokumentasi dengan baik. Akibatnya, pelaku usaha kesulitan memonitor arus kas, mengelola utang-piutang, serta menghitung kebutuhan modal secara akurat.
Akuntansi hadir sebagai solusi yang dapat membantu UMKM mengatasi masalah ini sekaligus mendukung keberlanjutan bisnis. Akuntansi memiliki fungsi utama untuk mencatat, mengelola, dan menganalisis data keuangan guna memberikan informasi yang relevan bagi pengambilan keputusan.
Dengan penerapan akuntansi yang baik, UMKM dapat mengukur kinerja usaha secara teratur, mengelola arus kas dengan lebih efektif, serta mempermudah akses pendanaan dari lembaga keuangan. Selain itu, akuntansi juga membantu UMKM memenuhi kewajiban perpajakan dengan menyediakan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Namun, penerapan akuntansi di UMKM sering kali menghadapi berbagai tantangan, seperti minimnya pengetahuan pelaku usaha mengenai akuntansi, keterbatasan sumber daya untuk menyusun laporan keuangan, serta pandangan keliru bahwa akuntansi hanya diperlukan oleh perusahaan besar.
Untuk mengatasi hambatan ini, Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) menjadi pedoman yang dapat membantu UMKM. SAK EMKM dirancang khusus oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk UMKM dengan format laporan keuangan yang sederhana, sehingga mudah dipahami dan diterapkan oleh pelaku usaha kecil.
Dalam SAK EMKM, laporan keuangan terdiri dari tiga jenis, yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan. Dengan panduan ini, UMKM dapat memiliki gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan tanpa memerlukan sistem yang rumit.
Langkah sederhana yang harus dilakukan adalah UMKM harus bisa memisahkan antara keuangan usaha dan keuangan pribadi. Jangan sesekali berpikir untuk seenaknya mencampuri keuangan usaha dengan keuangan pribadi.
Dengan begitu, UMKM dapat secara akurat menentukan apakah usahanya menghasilkan laba atau malah rugi. Selanjutnya, UMKM juga harus bisa memulai untuk mencatat keuangan usaha, seperti mencatat pengeluaran harian dan pemasukan harian.
Hal ini juga dapat membantu UMKM untuk menentukan kinerja usaha. Terakhir, apabila UMKM kerepotan dalam mencatat transaksi keuangan, UMKM dapat mengadopsi beberapa software akuntansi, seperti Wafe, Mekari Jurnal, Sage, Zoho Books, dan masih banyak lagi.
Penerapan akuntansi yang baik tidak hanya membantu UMKM dalam menjaga keberlanjutan bisnis, tetapi juga mendorong pertumbuhan dan daya saing. Dengan pengelolaan keuangan yang lebih profesional, UMKM dapat menarik kepercayaan kreditur, memperluas pasar, serta berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Oleh karena itu, penerapan akuntansi harus menjadi prioritas bagi setiap pelaku UMKM yang ingin berkembang dan bersaing secara berkelanjutan.
Sumber:
Administrator. (2024). UMKM Indonesia Makin Kuat: Program Level Up 2024 Siap Dorong Digitalisasi Bisnis. Retrieved from https://indonesia.go.id/kategori/editorial/8587/umkm-indonesia-makin-kuat-program-level-up-2024-siap-dorong-digitalisasi-bisnis?lang=1
Azra, F. E. A. A. (2020). 7 Kendala UMKM Di Indonesia Yang Paling Banyak Dialami. Retrieved from https://idntrepreneur.com/7-kendala-umkm-di-indonesia-yang-paling-banyak-dialami
Sarfiah, S. N., Atmaja, H. E., & Verawati, D. M. (2019). UMKM SEBAGAI PILAR MEMBANGUN EKONOMI BANGSA. Riset Ekonomi Pembangunan, 4(2), 161–173. Retrieved from https://jurnal.untidar.ac.id/index.php/REP
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News