Dua mahasiwa asal Indonesia baru saja didapuk menjadi wisudawan terbaik Universitas Al-Azhar, Mesir. Mereka adalah Muhammad Sakho Fairuz Adabi dan Ihya Muthmainna Fathillah Hanafi.
Keduanya menjadi bagian dari tiga besar wisudawan terbaik di antara 1.500 wisudawan yang berasal dari 39 negara, dalam Wisuda Internasional ke-2 untuk Mahasiswa Asing Universitas Al-Azhar yang diselenggarakan Markaz Tathwir di Al-Azhar Conference Center, Cairo,
Muhammad Sakho Fairuz Adabi, mahasiswa lulusan sarjana Jurusan Syariah Islamiyah ini mengungkapkan keberhasilannya menjadi wisudawan terbaik tidak terlepas dari usaha dan doa yang dilakukan selama ini.
“Alhamdulillah, haru karena perjalanan ini penuh dengan doa, usaha, dukungan dari keluarga sama temen-temen, (sehingga) akhirnya bisa mencapai titik ini,” jelas pria berusia 27 tahun.
Muh. Fadhil Taswin, Petugas Lapas yang Baru Berusia 24 Tahun Juarai MTQ KORPRI
Jalannya meraih titel ini juga tidak singkat. Sebab, jauh sebelum ke Kairo, ia terlebih dahulu menuntut ilmu di pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati, Jepara, Jawa Tengah. Oleh karena itu, ia telah memiliki bekal serta pondasi keilmuan yang dibutuhkan saat di Kairo dalam dirinya.
Setelah lulus dari Universitas Al Azhar, Muhammad Sakho Fairuz Adabi mengungkapkan akan segera kembali ke Indonesia untuk berkontribusi di dunia pendidikan. Ia akan mengajar di pesantren atau lembaga pendidikan serta turut menyebarkan pemahaman Islam yang moderat dan mendalam di masyarakat.
"Saya juga ingin membangun badan usaha yang mandiri bagi pesantren saya, sehingga bisa meringankan biaya para santri dan memberikan beasiswa bagi mereka yang berprestasi," imbuhnya.
Penerima LPDP Tidak Wajib Pulang ke Indonesia, Bisa Berkontribusi dari Mana Saja
Barokah Doa dan Dukungan dari Orang Tua
Muhammad Sakho Fairuz Adabi sadar, kesuksesannya didapuk menjadi wisudawan terbaik mengalahkan 1.500 wisudawan dari 39 negara tidak terlepas dari dukungan dan doa orang tuanya. Sebagai orang yang taat, orang tuanya kerap kali mengirimkan surat Al-Fatihah untuk keberhasilannya.
“Paling penting dan paling powerfull menurut saya adalah doa dari ibu dan abah saya. Bahkan, saya tau sendiri bahwa ibu dan abah saya mendoakan anaknya setiap hari dan mengirimkan (surat) al fatihah 40 kali untuk kesuksesan anak-anaknya,” imbuh Muhammad Sakho Fairuz Adabi.
Bukan Biasa Saja, Hendy Gilang Syahputra Dapat Tiga Gelar di Usia 21 Tahun
Hal senada juga diungkapkan oleh Ihya Muthmainna Fathillah Hanafi, perempuan yang juga menyabet gelar wisudawan terbaik. Menurut penuturannya, kedua orang tua perempuan ini kerap mendoakannya di sepertiga malam.
“Hadiah ini saya persembakan untuk orang tua saya yang selalu men-support setiap langkah yang saya ambil dan senantiasa mendoakan (saat) siang dan malam untuk kebahagiaan anak-anaknya,” jelasnya.
Ia pun mengaku, usahanya selama menjadi mahasiswa tidak mudah. Ia harus memiliki tekad yang kuat dan sistem yang tepat dalam mengatur waktu.
“Cara untuk bisa mendapatkan hasil seperti ini pastinya dengan belajar yang sungguh-sungguh, tekun, dan punya tekad yang kuat. Selain itu, berusaha untuk bisa me-manage waktu dengan baik antara belajar dan kegiatan lainnya. Dan hal yang paling penting adalah adab terhadap ilmu dan guru, serta menjadikan belajar itu sesuatu yang menyenangkan dan disukai,” paparnya.
Muhammad Farras Mumtaz, Mahasiswa Termuda Telkom University dengan Usia 15 Tahun
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News