mengunjungi kampung buddha di tengah hutan pegunungan banyumas berdiri sejak zaman voc - News | Good News From Indonesia 2024

Mengunjungi Kampung Buddha di Tengah Hutan Pegunungan Banyumas, Berdiri Sejak Zaman VOC

Mengunjungi Kampung Buddha di Tengah Hutan Pegunungan Banyumas, Berdiri Sejak Zaman VOC
images info

Kampung Plandi yang berada di Banyumas, Jawa Tengah terletak di daerah yang cukup terpencil. Tetapi daerah ini menjadi wajah yang berbeda karena masyarakatnya mayoritas menganut Agama Buddha.

Agar bisa mencapai kampung ini memerlukan waktu 30 menit menggunakan sepeda motor dari pusat kota kecamatan. Pengunjung harus melewati lebatnya hutan pinus dan jalan berbukit yang penuh kelokan. 

Hal ini ditambah beberapa ruas jalan menuju ke perkampungan belum beraspal. Dipastikan jalanan gelap gulita saat malam karena tidak ada penerangan sepanjang 12 kilometer mendekati dusun itu. 

Menilik Kembali Rajawali, Bioskop Legendaris di Purwokerto

Tetapi ketika masuk ke perkampungan pengunjung disambut dengan bangunan megah dengan cat kuning dan ornamen khas rumah peribadatan agama Buddha. Adalah Vihara Graha Bhavana yang merupakan pusat peribadatan masyarakat setempat.

“Dusun ini sudah ada sejak lama, saat perang melawan VOC," kata Ketua Vihara Metta Bhumi Tukiran saat ditemui di kediamannya yang dimuat Detik.

"Kalau dibilang awal mungkin itu awalnya, saya tidak bisa menyebut tahun pasti berdirinya," lanjut dia.

Dari Kejawen

Kampung Buddha/Youtube
info gambar

Dimuat dari kanal YouTube Tedhong Telu, sebelum menganut ajaran Buddha, warga Kampung Plandi menganut ajaran kejawen Kawruh Naluri. Di kampung ini ada sebuah makam tua.

Dipercaya oleh warga, makam ini bersemayam Keluarga Sawintanom, pendiri kampung itu. Konon keluarga Sawintanom-lah yang membabat hutan untuk mendirikan kampung di tengah hutan pinus itu.

Misteri Sabtu Pahing, Mengapa Ada Larangan Pergi di Banyumas?

Ilmu agama Buddha yang ada di kampung itu pertama kali dibawa oleh menantu dari keluarga tersebut. Dia memperoleh ilmu agama Buddha saat tinggal di daerah Kebumen. 

"Kalau orang pertama yang tinggal adalah keluarga Sawitanom, kebetulan saya keturunan keempat. Makamnya ada di depan Graha Bhavana itu kalau rumah aslinya di depan Vihara Metta Bhumi," ungkapnya.

Dirinya juga tidak bisa menjelaskan siapa sebetulnya sosok Sawitanom itu. Namun, yang dia tahu orang pertama itu dipercaya punya kemampuan membantu menyembuhkah orang sakit.

"Pertapa atau bukan saya kurang paham, tapi konon beliau orang yang cukup disegani sering membantu orang yang sedang sakit dan membutuhkan bantuan saat itu," jelasnya.

Berdiri sebuah vihara

Warga Kampung Buddha/Youtube
info gambar

Di tengah kampung itu, terdapat vihara yang cukup megah. Warga setempat menyebutnya sebagai “candi”. Salah seorang warga setempat mengatakan kalau awalnya kampung itu bernama Candi.

“Diberi nama ‘Plandi’ karena kalau besok kampung ini sudah dihuni banyak orang akan muncul sebuah candi. Nah sebenarnya itu sudah muncul candinya,” kata salah seorang warga sambil menunjuk vihara yang megah itu saat diwawancarai tim Tedhong Telu.

Melihat Lebih Dekat Makam Unik di Tengah Jalan Purwokerto

Di dusun yang dihuni 42 kepala keluarga itu saat ini memiliki dua Vihara. Yaitu Vihara Metta Bhumi dan Vihara Graha Bhavana, kedua tempat itu pembangunannya dibiayai secara swadaya masyarakat dan donatur yang membantu.

"Pertama itu cuma ada satu Vihara Metta Bhumi dan ini (Graha Bhavana) pengembangan karena butuh yang lebih luas. Pembiayaan swadaya hanya dibantu para donatur warga sini yang sudah sukses di luar," lanjutnya

Untuk penganut Kejawen kepercayaan Naluri menurutnya sudah tidak ada lagi. Seluruh masyarakat telah menganut Agama dan meninggalkan aliran kepercayaan.

"Sejak tahun 1965 aliran kepercayaan sudah tidak ada lagi, dari 42 KK yang menghuni Plandi mayoritas Agama Budha, hanya dua KK yang Agamanya Islam," tutur nya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.