Kawan GNFI, ada kabar menarik dari Kementerian Kebudayaan RI. Menteri Kebudayaan (Menbud), Fadli Zon, mengungkap bahwa pihaknya ingin melakukan pemerataan jumlah layar kaca di seluruh wilayah Indonesia.
Menurut Menbud, saat ini jumlah bioskop di Indonesia masih tergolong sedikit. Hal tersebut tidak sebanding dengan jumlah penduduknya yang sudah menembus 282 juta jiwa.
Alasan di balik keinginan untuk menambah jumlah layar tancap di Indonesia ini adalah pemerataan. Fadli menjelaskan bahwa saat ini sarana untuk menonton film masih banyak terkonsentrasi di perkotaan, utamanya Pulau Jawa.
Pemerataan bioskop di seluruh daerah di Indonesia menjadi salah satu kunci untuk mendorong kemajuan industri film tanah air.
Penambahan jumlah bioskop, khususnya untuk masyarakat kelas menengah ke bawah yang memiliki harga tiket murah akan dapat mendongrak jumlah penonton sinema lokal.
"Ini perlu ada suatu solusi supaya di dalam menyiarkan film-film Indonesia ini ada tempatnya dan bisa diakses dengan mudah oleh publik," ujarnya di Jakarta, Senin (4/11/2024), seperti yang diwartakan oleh ANTARA.
Ia menekankan bahwa pihaknya ingin terus berupaya mendukung pengembangan industri film dan mengupayakan penambahan jumlah bioskop di Indonesia.
Kontribusi Anak Bangsa di Kancah Internasional dalam Film Animasi
Targetkan jumlah penonton yang lebih besar
Kawan, Menbud menargetkan jumlah penonton sebanyak 70 juta hingga akhir tahun 2024 ini. Pihaknya sangat mendukung upaya untuk menyiarkan sinema lokal kepada masyarakat.
“Lalu juga jumlah penonton kita, meskipun tahun ini mungkin memecahkan rekor, tadi disampaikan 66 juta, mungkin bisa di atas 70 juta sampai akhir tahun," harapnya.
Per Februari 2024, data dari Badan Perfilman Indonesia menunjukkan, terdapat 517 lokasi bioskop dengan jumlah layar sebanyak 2.145 layar yang tersebar di sekitar 115 kota/kabupaten di Indonesia.
Meskipun ingin membangun banyak bioskop agar semakin merata di seluruh wilayah Indonesia, Kementerian Kebudayaan akan menentukan skala prioritas, apakah bakal mendahulukan pembangunan infrastruktur pendukung atau menumbuhkan pasar.
Selain memetakan kebutuhan layar bioskop di daerah, pemerintah akan berkolaborasi dengan pihak swasta untuk menyediakan sarana edukasi dan hiburan untuk masyarakat.
Di sisi lain, pemerintah masih akan mengupayakan solusi untuk mendukung pengembangan industri film yang berkelanjutan.
"Untuk penambahan layar akan seperti apa? Kita akan mencari jalannya, mungkin bekerja sama dengan pemerintah kabupaten, kota, atau pemerintah provinsi, dan juga tentu saja dengan korporasi," sebut Fadli.
Sejarah Film Indonesia pertama, Loetoeng Kasaroeng
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News