pengetahuan pengobatan tradisional masyarakat adat yang tersimpan rapi di dalam hutan - News | Good News From Indonesia 2024

Pengetahuan Pengobatan Tradisional Masyarakat Adat yang Tersimpan Rapi di Dalam Hutan

Pengetahuan Pengobatan Tradisional Masyarakat Adat yang Tersimpan Rapi di Dalam Hutan
images info

Masyarakat adat menyimpan berbagai ilmu pengetahuan di dalam hutan. Banyak khazanah ilmu-ilmu tradisional yang disimpan rapi di alam, seperti pemanfaatan tumbuhan untuk pengobatan tradisional.

Misalnya, di hutan kerangas Pasir Putih, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, ditemukan setidaknya 30 jenis tumbuhan yang berpotensi sebagai obat tradisional (Adawiyah, 2019).

Masyarakat Mului di Kabupaten Paser, Kalimantan Timur bahkan telah memanfaatkan 31 jenis tanaman obat dari Hutan Lindung Gunung Lumut untuk pengobatan tradisional, termasuk untuk penyakit malaria dan diare (Salmitha, 2022).

Oleh karena itu, bagi masyarakat adat, hutan tidak hanya sebagai bentuk kekayaan sumber daya alam yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-sehari dan habis dalam sekali pakai. Lebih dari itu, hutan merupakan bagian dari identitas budaya, spiritualitas, serta bagian dari kelangsungan hidup masyarakat.

Cara Desa Demulih Keramatkan Hutan Adat untuk Jaga Kelestarian Selama Ratusan Tahun

Meskipun masyarakat adat hidup lewat sumber daya alam yang ada di hutan, mereka memanfaatkan secara bertanggung jawab. Ada prinsip-prinsip berkelanjutan yang selalu ditanamkan dalam pengolahan dan pemanfaatan alam.

“Masyarakat Adat bukanlah yang menyebabkan kehilangan keanekaragaman hayati dan perubahan iklim, tetapi mereka adalah garda terdepan pelindung biodiversitas dan sebagai pihak yang akan terdampak langsung terhadap kehilangan biodiversitasnya,” terang Among, Direktur Eksekutif PADI Indonesia.

Nurhayati, perempuan dari Masyarakat Adat Dayak Punan Tugung di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara pun turut menyampaikan mengenai pengetahuan tradisional berbasis kearifan lokal yang tersimpan rapi di wilayah adat, pada ajang COP 16 CBD di Cali, Kolombia. Ia menegaskan bahwa alam memprodukti tanaman yang dapat difungsikan sebagai obat-obatan tradisional atau Ethnobotani dan telah dimanfaatkan secara turun temurun.

Hutan adalah supermarket dan apotek gratis bagi kami. Dari hutan, kami bisa mendapatkan segala kebutuhan yang kami perlukan. Kami tidak bisa dipisahkan dengan hutan adat kami,” jelas Nurhayati.

Hari Masyarakat Adat Internasional: Mereka yang Menjaga Lingkungan Indonesia dengan Adat

Berbagai tanaman herbal di alam dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan, mulai dari panas dalam, penawar racun; hingga kecantikan.

Sayangnya, izin konsesi perusahaan telah masuk dalam kawasan hutan dan merusak tatanan pengetahuan masyarakat adat, terutama Masyarakat Adat Dayak Punan Tugung di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara. Meski demikian, masyarakat adat tetap berkomitmen untuk turut menjaga keanekaragaman hayati yang berada di wilayah adat mereka.

“Kondisi wilayah adat Dayak Punan Tugung cukup memprihatinkan, karena keseluruhan dari wilayah adat berada dalam konsesi yang bergerak pada Hak Pengelolaan (HPH). Baik dalam fungsi produksi maupun lindung, keseluruhan masuk dalam konsesi,” jelas Rahmat Sulaiman dari Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP).

Cara Masyarakat Adat Aru Serukan Peduli Lingkungan di Maluku Saat COP16 CBD Digelar

Kontribusi Masyarakat Adat yang Tidak Diakui

Sebagai aktor utama yang berperan sebagai penjaga keanekaragaman hayati, pengakuan terhadap masyarakat adat hingga saat ini justru masih minim. Data PADI Indonesia dan Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif (JKPP) menunjukkan, pengakuan masyarakat adat di Provinsi Kalimantan Utara hanya ada di 3 Kabupaten, yakni Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan. Dari tiga kabupaten tersebut, masyarakat adat yang diakui hanya 19 komunitas.

Terbatasnya masyarakat adat di Indonesia disebabkan oleh usaha untuk mendapatkan pengakuan atas status dan ruang hidup masyarakat adat yang kerap kali menemukan jalan buntu.

Di Conference of the Parties to the Convention on Biological Diversity (COP16 CBD), proses negosiasi untuk penghoramatan dan pengakuan hak masyarakat adat serta komunitas lokal berjalan dengan cukup alot. Padahal, mereka telah terbukti berkontribusi pada perlindungan keanekaragaman hayati serta secara tidak langsung turut andil dalam pencapaian target 3 KM-GBF.

Pesona Desa Adat Wae Rebo, Kota Kecil yang Masuk Daftar Kota Paling Indah di Dunia

Target 3 KM-GBF (The Kunming-Montreal Global Biodiversity Framework)yang dimaksud ialah target bersama yang memastikan bahwa pada tahun 2030 setidaknya 30% daratan, perairan pedalaman, serta wilayah pesisir dan laut dilestarikan dan dikelola secara efektif.

Di Kalimantan, sedikitnya ada 15,000 jenis tanaman, 288 jenis mamalia, 350 jenis burung, hingga 150 jenis reptil dan amfibi. Hal ini menjadikan Kalimantan sebagai daerah penting bertemunya beragam kebudayaan dengan tingginya keanekaragaman hayati. Dari faktor alam inilah, masyarakat adat terbiasa untuk melakukan pemantauan keanekaragaman hayati (biodiversity monitoring) di wilayah mereka.

“Seluruh Masyarakat Adat di Indonesia harus terus menjaga dan mengelola hutan beserta isinya, karena lebih baik menjaga mata air, daripada meneteskan air mata,” ujar Raymundus Remang, Kepala Desa Batu Lintang/Ketua Gerempong Menuajudan - Sungai Utik.

Deforestasi di Indonesia, Ancaman Serius bagi Hutan dan Masyarakat Adat

Referensi

  • Adawiyah, Rabiatul., dkk., 2019. “Keanekaragaman Tumbuhan Potensi Obat Tradisional di Hutan Kerangas Pasir Putih KHDTK UM Palangkaraya”. Talenta Conference Series: Agricultural and Natural Resources (ANR). Vol. 2, No. 1.
  • Salmitha, Lely & Nafla Maulida. 2022. “Pemanfaatan Tumbuhan Obat di Kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut Dalam Pengobatan Tradisional Masyarakat Mului Kabupaten Paser”. Jurnal Pendidikan Sains dan Matematika Universitas Borneo. Vol. 2, No. 2.

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.