Krisis yang sedang terjadi di Afghanistan membuat banyak generasi mudanya kehilangan akses pendidikan yang layak, terutama bagi wanita.
Banyak sekolah ditutup dan terdapat pembatasan yang sangat ketat pada pendidikan tingkat menengah dan tinggi. Ketidakstabilan kondisi politik dan keamanan di sana membuat semakin banyak perempuan yang putus sekolah.
Sebagai negara yang selalu terlibat aktif dalam misi perdamaian dunia, Indonesia ikut terjun untuk memberikan akses pendidikan lanjutan yang layak bagi masyarakat Afghanistan.
Melalui Kementerian Luar Negeri, Indonesia resmi menandatangani Memorandum Saling Pengertian tentang Penyediaan Beasiswa bagi Mahasiswa Afghanistan.
Dalam hal ini, Indonesia menggandeng negara sahabat yang sama-sama getol dalam memperjuangkan hak-hak serta kesetaraan akses untuk perempuan di dunia, Qatar.
Penandatanganan tersebut dilakukan secara daring pada Kamis (17/10/2024), oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dan Menteri Negara untuk Kerja Sama Internasional Negara Qatar, Lolwah bint Rashid Al-Khater.
Bagaimana Kontribusi Indonesia dalam Pemberdayaan Perempuan di Dunia?
Berikan beasiswa untuk mahasiswa Afghanistan
Memorandum tersebut secara resmi menjadi dasar kerja sama kedua negara untuk memberikan akses pendidikan kepada mahasiswa asal Afghanistan, agar dapat mengenyam pendidikan di beberapa perguruan tinggi di Indonesia.
Menariknya, seluruh biaya perkuliahan mahasiswa Afghanistan itu ditanggung oleh Qatar. Dengan demikian, diharapkan nantinya semakin banyak pelajar asal negara yang juga disebut sebagai “Graveyard of Empires” atau “Kuburan Para Penguasa” itu akan datang dan belajar di Indonesia.
Pemberian beasiswa ini bukan tanpa maksud. Menurut Retno, akses pendidikan dianggap sangat penting bagi rakyat Afghanistan, utamanya para wanita, agar dapat membangun bangsanya kembali.
“Dengan memberikan kesempatan bagi pelajar Afghanistan belajar di Indonesia, kita akan bantu meningkatkan kapasitas mereka, bukan hanya secara akademis, tetapi membangun ketahanan mereka dan juga harapan mereka untuk membangun bangsanya kembali,” tutur Retno dalam keterangan tertulis milik Kementerian Luar Negeri RI.
Kawan GNFI, Indonesia dan Qatar sebelumnya pernah menyepakati Letter of Interest untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan pembangunan bagi rakyat Afghanistan yang sedang dilanda krisis.
Kedua negara ini selalu kompak untuk menyuarakan pentingnya pemberdayaan perempuan-perempuan di seluruh dunia.
Indonesia dan Qatar bahkan pernah bersama-sama menjadi tuan rumah dalam agenda International Conference on Afghan Women’s Education (ICAWE) yang diselenggarakan di Bali tahun 2022 silam.
Pada keketuaannya, Indonesia dan Qatar berhasil menggerakkan dukungan internasional untuk memberdayakan perempuan-perempuan di Afghanistan, utamanya lewat pendidikan.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda tersebut juga menjelaskan, saat ini terdapat lebih dari 20 pelajar asal Afghanistan yang mengeyam pendidikan di beberapa kampus di Indonesia dengan Qatar sebagai donatur utama.
Selain di bidang pendidikan, Indonesia juga sudah memberikan bantuan kemanusiaan lainnya, seperti pemberian 10 juta vaksin polio untuk anak-anak Afghanistan di tahun 2024.
Di sisi lain, Indonesia juga pernah memberikan bantuan bagi masyarakat yang terdampak bencana alam, memberikan workshop psikososial untuk membantu 400 wanita Afghanistan, dan pengembangan bisnis keuangan mikro syariah.
“Politik tidak boleh menghalangi solidaritas kita untuk Afghanistan, dan di atas politik, kemanusiaan harus menjadi yang utama,” tandas Retno.
Kontribusi Retno Marsudi dalam Diplomasi dan Derajat Perempuan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News