Tahukah Kawan GNFI kalau ada masa di mana otak manusia sangat kritis sehingga mampu menguasai bahasa dengan cepat? Yuk, baca tulisan ini biar makin tahu!
Pemerolehan Bahasa
Sebelum mengenal lebih jauh mengenai periode kritis, alangkah baiknya kita berkenalan terlebih dahulu dengan pemerolehan bahasa. Menurut Maksan, pemerolehan bahasa atau dalam bahasa Inggris disebut language acquisition merupakan proses seseorang dalam menguasai bahasa secara tidak sadar, implisit, dan informal.
Pemerolehan bahasa berbeda dengan pembelajaran bahasa, atau ketika seseorang mempelajari bahasa secara formal di dalam kelas. Jikalau pemerolehan bahasa dilakukan oleh seseorang dalam keadaan tidak sadar, pembelajaran bahasa justru dilakukan secara sadar.
Lebih dalam lagi, menurut Yasir dalam penelitiannya, ada empat tahap yang harus dilalui seseorang dalam pemerolehan bahasa. Tahap pertama yang disebut dengan pemerolehan kompetensi dan performansi, dilakukan untuk memperoleh hal-hal abstrak dalam bahasa. Tahap kedua yang disebut pemerolehan semantik, mencakup pemerolehan mengenai makna-makna yang diterima oleh seseorang di sekitar lingkungannya.
Tahap ketiga yang dinamakan tahap sintaksis, mencakup bagaimana seseorang menyusun sebuah kata-kata dalam benaknya. Adapun tahap terakhir yang disebut pemerolehan fonologi, mencakup bagaimana seseorang mempelajari bagaimana mengucapkan bunyi-bunyi dasar sebuah bahasa yang tepat.
Periode Kritis
Dalam disiplin ilmu psikolinguistik, ada sebuah periode yang dinamakan periode kritis atau dalam bahasa Inggris biasa disebut critical period. Gagasan ini pertama kali disebutkan oleh Eric H. Lenneberg, seorang ahli bahasa dan saraf kelahiran Jerman.
Periode kritis diartikan sebagai periode di mana seseorang sangat sensitif terhadap stimulus lingkungannya, sehingga dengan cepat menyerap hal-hal di sekitarnya. Periode ini diyakini terjadi sejak manusia lahir hingga masa pubertasnya.
Periode kritis tentunya sangat berkaitan dengan pemerolehan bahasa. Jika seorang anak ketika pertumbuhannya sering mendapatkan stimulus bahasa yang baik, maka ketika sudah dewasa, ia akan menggunakan bahasa yang baik.
Sebaliknya, jika masa pertumbuhan anak senantiasa dihadapkan pada bahasa–bahasa yang buruk, maka ia akan tumbuh dengan lebih mudah berbahasa buruk.
Atau yang lebih buruk lagi, ketika anak tumbuh dalam lingkungan yang terisolasi dari manusia lainnya. Akibatnya, anak tersebut tidak dapat berbahasa dengan baik ketika dewasa. Hal ini disebabkan ketika seseorang mengalami masa pubertas, kemampuan kritis pada otaknya mulai menurun, sehingga lebih sulit dalam memeroleh bahasa.
Salah satu contoh kasusnya terdapat di Los Angeles pada tahun 1970-an. Dikatakan bahwa di sana ada seorang anak perempuan bernama Genie. Sejak kecil ia dikurung dan disiksa oleh ayahnya sendiri selama 13 tahun lamanya.
Akibatnya, tidak ada interaksi bahasa sama sekali yang ia alami. Setelah dewasa, kemampuan berbahasa Genie sangat buruk. Ia hanya dapat mengucapkan beberapa kalimat saja, dan bahkan kalimat tersebut tidak terstruktur dengan baik.
Selain itu, terdapat kasus serupa yang terjadi pada tahun 1800-an di sebuah hutan di Perancis. Pada saat itu ditemukan seorang anak yang diperkirakan berusia 11 hingga 12 tahun di pedalaman hutan. Ia ditemukan dengan kondisi yang menyedihkan, hanya terbalut sisa kain saja di tubuhnya dan tidak dapat berbicara dengan bahasa manusia dengan baik.
Setelah diajak berkomunikasi, ia hanya dapat mengerang seperti layaknya hewan buas yang ada di hutan. Beberapa pelatihan pemerolehan berbahasa pun dilakukan oleh para ahli. Namun, ia tampak tidak mengalami perkembangan yang signifikan dalam keterampilan berbahasanya.
Sumber:
https://hafecs.id/pemerolehan-bahasa-pertama-pada-anak-anak/
https://ojs.unimal.ac.id/kande/article/download/12406/5131#:~:text=hal%20yang%20berbeda.-,Pemerolehan%20bahasa%20merupakan%20proses%20yang%20terjadi%20di%20alam%20bawah%20sadar,bahasa%20dan%20pemerolehan%20bahasa%20kedua.
https://www.neliti.com/id/publications/384406/korelasi-antara-periode-kritis-dan-pemerolehan-bahasa
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News