ekspedisi sabang penyelamat hutan jaboi - News | Good News From Indonesia 2024

Ekspedisi Sabang: Penyelamat Mahkota Hutan Lereng Gunung Api Jaboi

Ekspedisi Sabang: Penyelamat Mahkota Hutan Lereng Gunung Api Jaboi
images info

Pada awal September 2024, kami berkesempatan mengunjungi Sabang, dimulai dari Pelabuhan Ulee Lheue di Banda Aceh menuju Pelabuhan Balohan. Seperti biasa, pergi menyebrang menggunakan transportasi kapal cepat.

Perjalanan laut ini menawarkan pemandangan indah Selat Malaka, dengan deretan pulau kecil dan ombak biru yang menyegarkan. Sesampainya di Sabang, suasana tenang pulau serta keelokan alamnya segera menyambut, membuat siapa saja siap untuk menjelajahi lebih dalam keelokan tersembunyi di ujung barat Indonesia ini.

Biasanya, tiket kapal cepat bisa dipesan melalui aplikasi ataupun dibeli langsung di pelabuhan. Namun, disarankan untuk memesan melalui aplikasi supaya lebih aman, karena tiket sering cepat habis, terutama saat musim liburan. Dengan memesan lebih dini, perjalanan menuju Sabang bisa lebih tenang serta terencana, sehingga wisatawan dapat lebih fokus menikmati keindahan alam yang menanti di pulau tersebut.

Jika membawa kendaraan pribadi seperti motor atau mobil, disarankan untuk menggunakan kapal lambat, karena kapal cepat tidak menyediakan tempat untuk kendaraan. Berdasarkan pengalaman yang telah mencoba kedua jenis kapal, baik kapal cepat maupun kapal lambat, ada beberapa perbedaan mencolok dari segi waktu tempuh dan tarif.

Kapal cepat mematok tarif sekitar Rp100.000 dengan waktu tempuh kurang lebih 45 menit, sedangkan kapal lambat bertarif Rp35.000 dengan waktu tempuh hampir 2 jam.

Apabila ditanya kapal mana yang lebih "seru", jawabannya bergantung pada preferensi masing-masing. Beberapa orang mungkin merasa lebih berkesan saat menggunakan kapal cepat, karena sensasi terombang-ambing mengikuti alunan ombak memberikan perjalanan yang lebih menantang serta mendebarkan.

Selain itu, kapal cepat menawarkan pemandangan laut yang mengesankan selama perjalanan, membuat setiap momen terasa dinamis dan tidak terlupakan.

Menjelajah Desa Jaboi

Tak jauh dari Pelabuhan Balohan, sekitar 7 kilometer ke arah timur, terdapat sebuah desa bernama Gampong Jaboi. Dalam bahasa Indonesia, "gampong" berarti desa. Ini adalah istilah yang digunakan di Aceh sebagai bagian dari pembagian wilayah administratif. Jika pertama kali mengunjungi desa tersebut maka, mengira Jaboi hanya desa biasa, Anda salah besar! Desa ini menyimpan kekayaan alam yang luar biasa.

Jika kita menoleh ke arah barat daya, kita akan melihat hutan yang masih sangat asri. Hutan ini masih terjaga dengan baik karena memiliki potensi wisata besar, baik untuk wisatawan lokal maupun mancanegara. Potensi wisata tersebut dipertahankan berkat peran seorang tokoh bernama Mahmudi, Ketua Hutan Kemasyarakatan (HKm) Lindung Gampong Jaboi.

Tidak lupa di Desa Jaboi berkesempatan bertemu Mahmudi pada Rabu, 11 September 2024. Dalam wawancara tersebut, Mahmudi menceritakan perjuangannya mempertahankan hutan dan mengembangkan potensi wisata di wilayah tersebut. Ia menjelaskan bahwa pengembangan pariwisata di Hutan Jaboi diharapkan dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat setempat, meningkatkan pendapatan warga, serta membantu mengentaskan kemiskinan.

Mahmudi juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam sambil memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Hutan Jaboi untuk menarik wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri. Di balik keindahan alam yang masih asri, tersimpan harapan besar untuk masa depan ekonomi desa.

Pelestarian dan Pengembangan Hutan Kemasyarakatan

Kesuksesan Desa Iboih di Kecamatan Sukamakmue, Kota Sabang, yang memanfaatkan wisata snorkeling, menjadi inspirasi bagi Mahmudi dan warga Jaboi. Mereka berharap Desa Jaboi juga dapat mengembangkan potensi wisata alam, salah satunya melalui Hutan Kemasyarakatan Lindung yang ada di wilayah mereka.

Kesadaran kolektif warga Desa Jaboi untuk menjaga hutan mendorong mereka berorganisasi dan berinisiatif melestarikan kawasan tersebut. Mahmudi telah memperjuangkan izin untuk pengelolaan hutan sejak tahun 2021, dan pada Agustus 2023, izin tersebut akhirnya keluar dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Kini, Hutan Kemasyarakatan Lindung Gampong Jaboi resmi diakui dengan luas total 88 hektare dan dikelola oleh 21 orang, sesuai dengan SK Menteri LHK-RI: SK.7952/MENLHK-PSKL/PKPS/PSL.0/8/2023.

Mahmudi menyebutkan bahwa salah satu alasan utama memperjuangkan izin tersebut adalah untuk membantu meningkatkan perekonomian Desa Jaboi. Fokus utama pengembangan saat ini adalah memaksimalkan potensi wisata di Hutan Kemasyarakatan.

Tanaman seperti cengkih (Syzygium aromaticum) dan pinang (Areca catechu) memang ada, namun hasilnya bersifat musiman, sehingga tidak cukup untuk menopang ekonomi desa secara jangka panjang.

Salah satu daya tarik wisata utama di Hutan Kemasyarakatan Lindung Gampong Jaboi adalah kawah Gunung Berapi Jaboi. Berdasarkan data dari Sistem Informasi Perhutanan Sosial, sebagian besar kawah tersebut masuk dalam kawasan Hutan Kemasyarakatan. Selain menjaga kelestarian hutan, pengelola juga mengupayakan peningkatan ekonomi masyarakat melalui pengelolaan wisata.

Saat ini, kawah Gunung Berapi Jaboi dikunjungi sekitar 300 orang per bulan. Berdasarkan survei dan wawancara, harga tiket masuk untuk pengunjung lokal adalah Rp5.000, sementara untuk turis mancanegara tarifnya Rp25.000. Pembangunan fasilitas wisata dilakukan secara bertahap melalui gotong royong warga setempat.

Ke depan, Mahmudi berharap potensi wisata di Hutan Kemasyarakatan Lindung Gampong Jaboi tidak hanya berfokus pada kawah Gunung Berapi, tetapi juga mengembangkan wisata alam lainnya, seperti outbound, taman wisata alam, dan budidaya lebah madu untuk mendukung UMKM.

Wawancara dengan Mahmudi (Sebelah kanan) ketua Hutan Kemasyarakatan (HKm) Lindung Gampong Jaboi. (Dokumentasi Pribadi, Rabu 11/09/2024)
info gambar

"Alhamdulillah, perjuangan selama tiga tahun untuk memperoleh izin tidak sia-sia. Sekarang kami sedang perlahan-lahan mengembangkan potensi wisata lainnya. Kami tidak hanya ingin memanfaatkan hutan, tetapi juga menjaga dan melindunginya dari kegiatan ilegal seperti penebangan liar dan kebakaran hutan," ungkap Mahmudi saat ditemui pada Rabu, 11 September 2024, pukul 14.20 WIB.

Upaya perlindungan hutan terus dilakukan, termasuk menjaga hutan dari ancaman kegiatan ilegal yang dapat merusak ekosistem. Kami percaya bahwa hutan yang dijaga dengan baik akan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Selain kawah Gunung Berapi Jaboi, desa ini juga memiliki potensi wisata alam lain yang menunggu untuk dikembangkan. Salah satunya adalah ekowisata, di mana pengunjung dapat belajar tentang konservasi hutan dan berpartisipasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan. Wisata alam lainnya yang sedang dijajaki adalah pembukaan jalur trekking dan penjelajahan hutan yang masih asri.

Budaya lokal juga menjadi salah satu daya tarik yang potensial. Masyarakat Desa Jaboi bisa memperkenalkan wisata budaya kepada pengunjung, seperti tari-tarian tradisional Aceh dan kuliner khas desa. Potensi UMKM di desa ini juga cukup besar, terutama dengan adanya produk lokal seperti madu hutan dan kerajinan tangan.

Dalam rangka mendukung pariwisata, infrastruktur penunjang juga terus dibangun, seperti fasilitas umum dan homestay yang dikelola oleh warga. Mahmudi dan warga Jaboi berharap, dengan peningkatan infrastruktur ini, desa mereka bisa menjadi destinasi wisata unggulan di Aceh, sekaligus membantu meningkatkan perekonomian desa.

Sumber: Mahmudi ketua Hutan Kemasyarakatan (HKm) Lindung Gampong Jaboi
Bersama: Aradi Iwan Tona

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

LC
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.