dibalik kesopanan berbahasa di daerah jakarta selatan - News | Good News From Indonesia 2024

Di balik Kesopanan Berbahasa di Daerah Jakarta Selatan

Di balik Kesopanan Berbahasa di Daerah Jakarta Selatan
images info

Tahukah Kawan GNFI kalau kesopanan berbahasa sangat berpengaruh ketika berinteraksi dengan orang lain, terlebih di daerah dengan aktivitas yang padat seperti Jakarta Selatan? Yuk, baca tulisan ini biar makin tahu!

Sekilas Mengenai Daerah Jakarta Selatan

Jakarta Selatan atau yang biasa disapa jaksel merupakan salah satu kota administrasi yang berada di bawah naungan DKI Jakarta. Sebagai bagian dari ibu kota, Jakarta Selatan tentunya menjadi salah satu kota yang sibuk karena banyak terjadi aktivitas di dalamnya, baik yang bersifat pemerintahan maupun non pemerintahan.

Buktinya, ketika berada di Jakarta Selatan, kita akan dengan mudah menemukan gedung-gedung pencakar langit bertebaran di mana-mana. Selain itu itu, seringnya macet juga menunjukkan bahwa Jakarta Selatan merupakan kota yang padat.

Tak heran jika padatnya Jakarta Selatan sangat memengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain yang tentunya memiliki latar belakang budaya yang berbda.

Apa Itu Variasi Bahasa?

Padatnya kegiatan di Jakarta Selatan menyebabkan tingginya populasi yang hidup di sana, dan pada akhirnya mengarah pada keragaman variasi bahasa. Variasi bahasa merupakan bagian dari disiplin ilmu sosiolinguistik, yakni ilmu yang mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam masyarakat.

Sosiolinguistik memandang bahwa bahasa tidak hanya sebagai sebuah struktur saja, tetapi lebih dari itu juga sebagai sistem sosial dan komunikasi sebuah masyarakat. Bahasan dalam sosiolinguistik pun mencakup pola-pola pemakaian bahasa atau dialek, campur kode, alih kode, variasi bahasa, dan lain sebagainya.

Dalam sosiolinguistik, variasi bahasa merujuk pada perbedaan penggunaan bahasa, tetapi tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah kebahasaan. Menurut Ranendra, variasi bahasa dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, seperti umur, jejaring sosial, status sosial, hingga gender penutur dan lawan tutur.

Variasi bahasa tentunya berkaitan erat juga dengan kesopanan berbahasa. Kesopanan sendiri biasa diartikan sebagai aturan tidak tertulis yang mengatur kelakukan seseorang dalam berkomunikasi dengan orang lain di satu lingkup tertentu. Perbedaan budaya tentunya akan berpengaruh terhadap norma kesopanan yang berlaku.

Kesalahan dalam menggunakan kata ganti ketika berkomunikasi dengan orang lain dapat menyebabkan kesalahpahaman yang tidak diinginkan Berikut merupakan variasi kesopanan bahasa yang Kawan GNFI dapat gunakan ketika sedang berada di daerah Jakarta Selatan.

Variasi bahasa sopan

Variasi bahasa sopan merupakan variasi yang memiliki tingkat kesopanan paling tinggi. Pada variasi ini, kata ganti yang biasa digunakan adalah ‘saya’ dan ‘anda’. Variasi ini umumnya digunakan di lingkup formal, seperti lingkungan pekerjaan dan akademis.

Pada lingkup pekerjaan, kedua kata ganti ini biasa digunakan ketika interview, saat bawahan berbicara kepada atasan, ataupun ketika situasi formal lainnya. Kata ganti tersebut digunakan untuk menyatakan rasa hormat kepada seseorang yang memiliki jabatan lebih tinggi.

Adapun pada lingkup akademis, variasi bahasa ini cenderung muncul di tempat-tempat pendidikan, sepeti sekolah dan kampus. Kedua kata ganti tersebut secara tidak langsung digunakan untuk menyimbolkan bahwasanya mereka merupakan orang berpendidikan, sehingga bahasa yang digunakannya pun harus sopan. Maka dari itu, Kawan GNFI bisa menggunakan dua kata ganti tersebut ketika berada dalam situasi formal, seperti pekerjaan dan akademis.

Variasi bahasa biasa

Variasi kedua ini biasa diwakilkan dengan kata ganti ‘aku’ dan ‘kamu’. Variasi ini digunakan dalam situasi yang netral, tidak formal dan juga tidak informal. Kawan GNFI dapat menggunakan kedua kata ganti tersebut dalam konteks keluarga hingga percintaan.

Dalam konteks kekeluargaan, kata ganti tersebut digunakan untuk menghormati satu sama lain, baik kepada orang tua atau saudara. Hal ini disebabkan kata ganti ‘aku’ dan ‘kamu’ merupakan kata ganti yang paling tepat, tidak terlalu kasar dan tidak terlalu kaku.

Adapun dalam konteks percintaan, anak-anak muda di Jakarta Selatan ketika berbicara dengan pasangannya, cenderung menggunakan kata ganti ‘aku’ dan ‘kamu’. Hal ini juga disebabkan kedua kata ganti tersebut dirasa paling tepat karena tidak terlalu sopan, dan juga tidak terlalu kasar.

Variasi bahasa kasar

Variasi bahasa terakhir yang biasa digunakan di Jakarta Selatan adalah variasi bahasa kasar. Variasi bahasa ini diwakilkan oleh penggunaan kata ganti ‘gua’ dan ‘lu’.

Penggunaan kedua kata ganti tersebut biasa digunakan dalam lingkungan pertemanan yang lebih akrab. Meskipun kebanyakan orang mengganggap penggunaan kata ganti ‘gua’ dan ‘lu’ merupakan bahasa kasar, kebanyakan anak muda di Jakarta Selatan terbiasa menggunakannya untuk berinteraksi satu sama lain.

Oleh karena itu, jika Kawan GNFI ingin mengakrabkan diri dengan orang lain yang sepantaran di daerah Jakarta Selatan, Kawan GNFI dapat menggunakan dua kata ganti tersebut ketika berinteraksi.

Sumber:

https://journal.unipdu.ac.id/index.php/diglosia/article/view/2885

https://www.gramedia.com/literasi/norma-kesopanan/?srsltid=AfmBOoqGPxIxOAZkyEJc-qjI6Npp1tq8Sww25Bn5M2ehWap1XXoKjoRJ

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.