Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-44 dan ke-45 yang digelar di National Convention Center, Vientiane, Laos, pada 6-11 Oktober 2024 menjadi forum kawasan terakhir yang dihadiri Retno Marsudi.
Menteri Luar Negeri yang sudah menjabat sejak 2014 ini akan purna tugas setelah kabinet baru bersama Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto, dilantik pada 20 Oktober 2024.
Pada Pertemuan Tingkat Menteri untuk Pilar Politik-Keamanan ASEAN (APSC) yang digelar Selasa (8/10/2024), Menlu hadir bersama Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto.
Hadi menyoroti penegakan hukum, pengelolaan perbatasan, dan kerja sama ASEAN dalam mengatasi kejahatan lintas negara.
Sementara itu, Menlu Retno yang juga merupakan alumni Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada tersebut menyoroti dua isu penting di kawasan. Apa saja?
Angkat isu Laut China Selatan dan penguatan HAM
Isu Laut China Selatan yang terus membara beberapa waktu belakangan menjadi topik khusus yang disampaikan Retno.
Menurutnya, selama ini, Indonesia terus memantau perkembangan situasi Laut China Selatan dan berharap bahwa eskalasi tidak akan terjadi.
Utusan Khusus PBB untuk Isu Air itu juga menegaskan dan mendorong seluruh pihak yang terlibat konflik untuk menghormati UNCLOS 1982.
Bagaimana Kontribusi Indonesia dalam Pemberdayaan Perempuan di Dunia?
Selain itu, ia juga mendesak penyelesaian Perundingan Kode Etik (COC) Laut China Selatan secepat mungkin.
Di sisi lain, Menlu turut menegaskan penguatan perlindungan hak asasi manusia (HAM). Ditambah lagi, pelaksanaan hak asasi ini merupakan salah satu pilar untuk mewujudkan perdamaian dunia.
“Di mana-mana kita menyaksikan berbagai tantangan terkait isu HAM. Ini menegaskan bahwa isu pelindungan Hak Asasi Manusia sangat rentan,” tukasnya seperti dalam pers rilis yang diterima pada Selasa (8/10/2024).
Srikandi kelahiran Semarang itu menyuarakan pentingnya seluruh pihak di ASEAN untuk memperkuat dan memajukan pembahasan isu HAM, khususnya melalui penguatan AICHR.
Kemudian, ia juga membahas pentingnya kelanjutan kerja sama dengan mitra negara-negara anggota ASEAN, demi menghadapi tantangan tradisional dan non-tradisional di kawasan.
Selain dua isu tersebut, pada forum pertemuan seluruh Menteri Luar Negeri ASEAN, Retno juga menyinggung soal Myanmar.
Selama masa jabatannya, Retno menyebut bahwa Indonesia telah menginisiasi pertemuan para stakeholders terkait isu Myanmar dan mengadakan pertemuan para Utusan Khusus Myanmar di Jakarta.
Lagi, Retno Marsudi Terima Penghargaan dari MUI dan Baznas Berkat Suara Lantangnya untuk Dukung Palestina
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News