kresna manusia bijak setengah dewa - News | Good News From Indonesia 2024

Kresna, Manusia Bijak Setengah Dewa

Kresna, Manusia Bijak Setengah Dewa
images info

Kresna adalah salah satu tokoh wayang yang popular. Ia dikenal sebagai manusia setengah dewa. Manusia pilihan yang didalam dirinya bersemayam Dewa Wisnu. Selain bijaksana, ia juga memiliki kemampuan untuk mengetahui kejadian di masa datang.

Kawan GNFI, janganlah heran jika gambar Kresna, digunakan sebaga logo Satuan Intelkam Polri. Menarik bukan?

Masa Muda Kresna

Semasa muda, ia bernama Narayana/Noroyono. Tahukah Kawan GNFI, kalau nama Noroyono ini juga digunakan sebagai nama perusahaan produsen rokok terkenal asal Kota Kudus?

Noroyono adalah putra raja Basudewa dari Kerajaan Mandura. Raja Basudewa adalah kakak dari Dewi Kunti, ibunda para Pandawa. Ia memiliki seorang kakak laki laki bernama Kokrosono (setelah dewasa bernama Baladewa) dan adik perempuan yang bernama Bratajaya (dikemudian hari dikenal sebagai Rara Sembadra, yang menjadi isteri Raden Arjuna).

Semasa muda, Narayana berguru kepada Resi Padmanaba di Gunung Giripura. Karena ketekunannya, ia dianugerahi pusaka berupa senjata pemusnah yang dikenal dengan nama Cakra serta sebuah bunga hidup bernama Wijayakusuma yang dapat menghidupkan orang yang telah mati sebelum ketentuan ajal.

Setelah semua ilmu Resi Padmanaba tuntas diwariskan pada Narayana, maka sang resi pun manunggal dengan dirinya. Tahukah Kawan, ternyata sang brahmana adalah Hyang Wisnu.

Sebagai titisan Wisnu, ia juga mampu bertriwikrama yaitu kemampuan untuk berubah wujud menjadi menjadi raksasa besar. Wajahnya mengerikan, bermata menyala, bergigi taring, berambut api, dan sakti mandraguna.

Kresna Menjadi Raja

Di masa muda, Narayana atau juga dikenal dengan nama Harimurti, melakukan pengembaraan hingga ia tinggal di Kerajaan Dwarawati.

Kerajaan itu memiliki raja raksasa bernama Prabu Yudakala/Kunjana Kresna. Ia senang menindas rakyatnya. Mereka bertanding dan akhirnya, Narayana mempu menewaskan sang raja dengan panah Cakranya.

Pemuda itu diangkat menjadi raja penguasa Kerajaan Dwarawati dengan gelar Prabu Kresna, menggunakan nama raja yang telah ditaklukannya. Selain menjadi kakak ipar Arjuna, putro tengah Pandawa, Prabu Kresna juga merupakan penasehat Arjuna dalam kehidupan dan juga strategi perang. Berbagai kisah menceritakan peran Kresna mengenai hal ini.

Arjuna, Ksatria Tampan yang Berbudi Luhur

Kresno Duta

Kresna dipercaya oleh keluarga Pandawa menjadi utusan atau duta untuk menemui para Prabu Suyudana dan Korawa sebelum pecahnya Perang Bharata Yudha. Pandawa masih menginginkan agar perang saudara ini tidak perlu terjadi, asalkan Prabu Suyudana dan Korawa mau mengembalikan Kerajaan Astina dan Amarta kepada yang berhak, yaitu Pandawa.

Di tengah perjalanan diplomasi menuju Astinapura, tiba tiba muncullah 4 dewa yaitu Batara Narada, Batara Janaka, Batara Kanwa dan Ramaparasu yang juga ingin membantu usaha perdamaian ini.

Namun, niat baik Pandawa ini malah dibalas dengan tindakan keji Korawa yang berniat untuk membunuh Sang Duta. Ketika diplomasi Tengah berlangsung, Prabu Suyudana meninggalkan istana untuk menyiapkan pasukan untuk mengepung Kresna.

Menyadari terjadinya rencana jahat ini, Kresna marah dan langsung bertriwikrama menjadi raksasa besar yang meluluh-lantakkan pasukan Astina dan memporakporandakan sekitarnya. Pandita Durna dan Resi Bisma Sangat ketakutan menyembah dan memohon ampun. Dewa yang ikut serta juga berupaya meredakan amarahnya.

Meneladani Dewi Kunti, Ibu Para Satria Pandawa

Batara Suryapun turun ke bumi dan mengingatkan agar tidak menumpas Kurawa pada saat ini. “Prabu Kresna, ingatlah sumpah Bima dan Drupadi terhadap Korawa, jangan sampai kemarahan engkau saat ini, menyebabkan mereka tidak dapat memenuhi sumpahnya pada Korawa," kata Batara Surya.

Prabu Kresnapun tersadar. Ada banyak sumpah yang harus ditunaikan pada Perang Bharata Yudha. Jadi iapun membiarkan Korawa tetap hidup, karena mereka telah memiliki takdir kematiannya sendiri.

Bhagawad Gita

Kresna sebagai titisan Wisnu memahami bahwa Perang Bharata Yudha harus terjadi, karena itu sudah merupakan takdir dewata untuk menumpas kejahatan. Karena itu, ketika Arjuna merasa ragu untuk memerangi guru-gurunya seperti Resi Bhisma dan Pandita Durna, serta Korawa, para sepupumya. Maka Sri Kresnapun melakukan dialog spiritual panjang dengan Arjuna yang dikenal dengan nama Bhagawad Gita.

Kresna yang bijaksana memberi penekanan pada pentingnya menjalankan kewajiban sesuai dengan dharma (tugas) seseorang, meskipun itu sulit. Kresna juga menjelaskan perbedaan antara tubuh fisik yang sementara dan jiwa yang kekal.

Tindakan harus dilakukan tanpa keterikatan pada hasilnya, sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan. Pengabdian yang murni kepada Tuhan dianggap sebagai cara tertinggi untuk mencapai spiritualitas dan kedamaian. Dialog panjang ini sangat membantu Arjuna mengatasi keraguannya dan meyakini bahwa perang itu memang harus dilakukan sesuai dengan takdir.

Semar, Sosok Pamong Bagi Satria Agung Berbudi Luhur

Kresna dalam Bharata Yudha

Dalam Bharata Yudha, Kresna bertindak sebagai penasehat strategi Pandawa, karena ia tidak dibolehkan secara aktif terlibat dalam peperangan. Ia juga yang menentukan siapa yang maju berhadapan dengan siapa. Misalnya ketika ia meminta Srikandi maju berhadapan dengan Resi Bisma, guru para Pandawa dan Korawa.

Ketika Adipati Karna menjadi senopati atau panglima perang, maka Kresna menunjuk Gatotkaca untuk menghadapinya. Kresna tahu bahwa takdir Gatotkaca akan terbunuh oleh Senjata Kunta yang dimiliki Karna yang hanya bisa dipakai sekali saja.

Dengan demikian maka setelah itu, Arjuna akan dapat menghadapi Karna dengan lebih mudah. Dalam pertempuran yang menentukan itu, Arjuna dapat membunuh Karna dengan panah Pasopati. Saat itu Kresna sendirilah yang menjadi sais bagi kereta perang Arjuna.

Jika kita memiliki penasehat yang waskita, seperti Kresna. Walaupun jalan yang kita tempuh berliku, tetapi akan terasa lebih mudah dilaluinya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

JE
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.