Arjuna dapat dikatakan sebagai salah satu tokoh wayang yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Ia identik dengan ksatria sakti dan tampan yang digandrungi wanita.
Nama Arjuna menginspirasi banyak seniman, sehingga tidaklah mengherankan, jika ia banyak digunakan sebagai judul karya seni, seperti: Arjuna Mencari Cinta (novel karya Yudisthira Ardi Nugraha Massardi), Arjuna (lagu karya Dewa 19), Akulah Arjuna dan Dua Wajah Arjuna (sinetron). Siapakah Arjuna itu?
Arjuna dan Pandawa Lima
Arjuna yang dikenal juga sebagai Permadi adalah bagian dari Pandawa Lima yang terdiri dari Yudistrira, Bimasena, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Ia merupakan merupakan putra Prabu Pandudewanata dengan Dewi Kunti.
Arjuna dikenal memiliki paras rupa yang tampan, berperasaan halus dan berbudi pekerti luhur. Ia juga dikenal memiliki banyak aji kesaktian dan berbagai senjata pamungkas pemberian dewa.
Tidaklah mengherankan, jika ia dianggap sebagai salah satu ksatria agung yang berbudi pekerti luhur, yang kemudian terpilih untuk didampingi oleh Ki Semar Badranaya.
Semar Sosok Pamong bagi Satria Agung Berbudi Luhur
Masa Remaja Arjuna
Masa kecil para Pandawa dan sepupunya para Kaurawa tinggal bersama di lingkungan istana Astinapura. Arjuna merupakan murid yang sangat pandai dalam menyerap ilmu para gurunya.
Dalam waktu singkat, ia sudah menguasai semua ilmu panah yang diajarkan oleh Resi Krepa. Arjuna juga diakui oleh Kumbayana, yang dikenal juga dengan nama Pandita Durna sebagai murid terpandainya.
Konon, Arjuna mampu melepaskan enam puluh batang anak panah sekaligus setiap kali bidik. Saat ia menarik tali busurnya, perbawanya mendatangkan gemuruh angin. Jadi, sangatlah sulit bagi lawan untuk mengalahkannya dalam peperangan.
Tujuan Hidup Arjuna
Dalam salah satu episode di Mahabarata, terungkap apa yang menjadi tujuan hidupnya. Saat ia melakukan laku tapa di Gunung Indrakila, ia didatangi oleh Batara Indra yang menyamar sebagai pendeta tua renta. Sang dewa menguji Arjuna dengan bertanya tentang apa tujuan hidupnya
Arjuna dengan penuh keyakinan menjawab bahwa tujuan hidupnya adalah hanya membalas cinta kasih Ibunda dan saudaranya sekalian. Dalam perang yang nanti akan timbul (Bharata Yudha), ia hanya ingin menjadi perisai dan ujung senjata bagi para Pandawa. Dengan demikian, dapat memenangkan perang melawan angkara murka.
Togog dan Bilung, Tokoh Wayang Punakawan yang Tak Henti Menyuarakan Kebenaran
Batara Indra sangat puas dengan jawaban Arjuna, keteguhannya dalam membela kebenaran mengukuhkan kedudukan Arjuna sebagai lelananging jagad.
Istri-Istri Arjuna
Konon, seluruh pesona laki-laki sepenuhnya ada pada sosok Arjuna. Meski bertubuh ramping berwajah lembut, tetapi Arjuna adalah petarung hebat di medan laga pertempuran. Kehebatannya lengkap, bukan hanya sebagai penakluk pria di medan perang, Arjuna juga penakluk wanita di ranah asmara.
Ia beristri banyak, mulai dari anak pandita/pertapa, puteri raja hingga bidadari. Ada beberapa isterinya yang sangat terkenal, yaitu:
- Dewi Rara Sumbadra, dikenal juga dengan nama Rara Ireng. Ia merupakan putri Raja Dwarawati yang juga adik kandung Sri Kresna, manusia titisan Dewa Wisnu yang juga menjadi penasehat Arjuna.
- Dewi Srikandi, putri Raja Drupada dari Cempalareja. Ia merupakan putri yang handal dalam memanah. Peranannya sangat besar dalam Perang Bharata Yudha.
- Dewi Supraba, bidadari dari kahyangan, yang menemani Arjuna dalam menumpas Prabu Niwatakawaca yang berniat menyerang kahyangan.
Bhagawad Gita
Walaupun Arjuna seorang yang tangguh saat bertempur, tetapi ia juga memiliki perasaan yang halus. Menjelang perang Bharata Yudha, terbersit sedikit keraguannya. Sifat welas asihnya muncul. Mengapa? Karena dalam perang itu ia harus berhadapan dengan para gurunya dan saudara sepupunya sendiri dan mungkin juga harus membunuh mereka.
Kerisauan Arjuna ini dapat ditenangkan oleh Sri Kresna melalui dialog panjang yang dikenal dengan nama Bhagawad Gita. Kresna menekankan pentingnya menjalankan kewajiban sesuai dengan dharma (tugas) seseorang, meskipun itu sulit. Dia juga menjelaskan perbedaan antara tubuh fisik yang sementara dan jiwa yang kekal.
Tindakan harus dilakukan tanpa keterikatan pada hasilnya, sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan. Pengabdian yang murni kepada Tuhan dianggap sebagai cara tertinggi untuk mencapai spiritualitas dan kedamaian. Apa yang disampaikan Sri Kresna membantu Arjuna mengatasi keraguannya dan melanjutkan pertempuran dengan keyakinan.
The Lost Culture: Wayang Kulit Untuk Mendatangkan Hujan Saat Musim Kemarau di Lamongan
Karno Tanding
Dalam Perang Bharata Yudha, Arjuna memiliki peran yang sangat penting. Ada suatu episode yang dikenal dengan nama Karno Tanding. Episode ini adalah ketika Arjuna harus berhadapan dengan Adipati Karna yang menjadi panglima perang pasukan Kurawa. Karna juga merupakan anak dari Dewi Kunti, ibu Arjuna.
Jadi dalam perang tanding yang sangat krusial ini, ia menyadari bahwa dirinya harus mengalahkan Adipati Karna, yang juga memiliki kesaktian yang dapat mengimbanginya. Karna yang sudah bersumpah setia untuk membela Kurawa tentunya juga akan berbuat yang terbaik.
Perang tanding ini sangat luar biasa karena keduanya juga memiliki senjata pemusnah yang sakti. Karna memiliki panah Konta dan Wijayadanu. Sedangkan Arjuna memiliki panah Pasopati, Ardedali dan Busur Gandiwa. Takdir dewata telah tersurat bahwa Karna tewas ditangan Arjuna dan Pandawalah yang menjafdi pemenangĀ Bharata Yudha.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News