legenda cerita rakyat candi nusantara perlombaan garuda kecil dan kura kura kesombongan dan pembuktian - News | Good News From Indonesia 2024

Legenda Cerita Rakyat Candi Nusantara, Perlombaan Garuda Kecil dan Kura-Kura, Kesombongan dan Pembuktian

Legenda Cerita Rakyat Candi Nusantara, Perlombaan Garuda Kecil dan Kura-Kura, Kesombongan dan Pembuktian
images info

Cerita ini terinspirasi dari relief candi Nusantara, candi Sojiwan. Cerita termasuk dalam cerita fabel Tantri Kamandaka. Cerita sedikit dimodifikasi agar ramah anak, tetapi tidak menghilangkan esensi moral didalamnya.

Alkisah suatu masa di negeri yang dipimpin oleh dewa-dewa, terdapat seekor makhluk yang memiliki kepala burung dan berbadan manusia yang besar, ia diutus untuk menjadi tunggangan dewa Wisnu. Namanya adalah Garudeya atau nama lainnya Garuda.

Garuda sedari kecil hidup sendiri karena ibu nya dewi Winata sedang diperbudak oleh dewi Kadru. Ketika dewasa barulah Garuda menyelamatkan ibunya dengan meminjam Tirtha Amertha (Air Suci) pada dewa Wisnu dan sebagai balasannya Garuda harus menjadi tunggangan dewa Wisnu ketika bepergian. Hal ini yang membuatnya menjadi tunggangan dewa Wisnu nantinya.

Tapi cerita kali ini menceritakan salah satu peristiwa Garuda pada saat masih kecil yang membuat dia belajar untuk tidak sombong kepada semua orang.

Garuda Kecil yang Nakal

Garuda dibesarkan di hutan membuat ia pandai bercengkrama dengan banyak makhluk, ketika ia lahir ibunya tidak berada disampingnya hingga bertumbuh dewasa, sehingga yang mengasuhnya adalah alam itu sendiri dan hewan-hewan di sana menjadi teman dan keluarganya hingga ia besar, tak heran jika ia menganggap hutan tempat ia lahir adalah rumahnya.

Tubuhnya yang mencolok dengan badan manusia membuat ia sedikit berbeda diantara hewan-hewan lainnya. Terlebih lagi sayapnya, pada awalnya ia belum bisa terbang tetapi berkat kerja kerasnya ia terbiasa terbang dengan sayapnya.

Sayangnya saat ia bisa terbang, Garuda terlihat menyombongkan dirinya, ia selalu menyombongkan betapa cepatnya ia terbang dan tidak ada yang bisa mengalahkannya. Seringkali saking cepatnya membuat teman-teman kecilnya kewalahan bahkan bisa sampai kesal.

Salah satunya yaitu kura-kura, ketika Garuda terbang dengan melesat terkadang membuat angin sekitar berhembus kencang hingga membuat kura-kura terbalik dari posisi awalnya dan kesusahan untuk kembali ke posisi semula.

Mulanya kura-kura memaklumi hal itu, tapi seiring waktu ia menjadi kesal karena Garuda dengan sengaja membuat ia terbalik. Hingga kura-kura marah dan berkata “Garuda, aku sangat kesal karena kau sengaja membuat ku terbalik, jika kamu merasa sangat cepat, maka bertandinglah dengan ku, kita lihat siapa yang tercepat!!” marahnya kura-kura.

Mendengar hal tersebut membuat kura-kura tertawa “Hahaha... apakah benar kamu mau bertanding dengan ku? aku adalah makhluk tercepat di hutan ini, kamu tidak mungkin bisa menang dari ku kura-kura,” jawab Garuda.

“Huhhh (mendengus) ayo kita bertanding, jika aku menang kamu tidak boleh lagi menjahili ku dengan jahat tapi jika aku kalah maka aku akan menuruti permintaan mu, bagaimana?” ucap kura-kura sambil kesal.

Senyum yang lebar keluar dari Garuda, “Baiklah, kita adakan pertandingan untuk melihat siapa yang tercepat ya, yeaay,” tawa Garuda. Kura-kura akhirnya memberitahukan bahwa perlombaannya akan diadakan 2 hari lagi. Garuda setuju saja dengan itu, kerena ia bepikir akan mudah melawan kura-kura.

Ternyata satu hari sebelum pertandingan, kura-kura sedang menyiapkan cara agar ia menang dan kabar-kabar perlombaan ini didengar oleh para hewan lainnya.

Baca juga:Legenda Cerita Rakyat Candi Nusantara, Kisah Angsa Kepala Dua Abai Peringatan

Pelajaran Bagi Garuda

Suara riuh hewan-hewan yang menonton ternyata mebuat pertandingan jadi semakin menarik. Para tetua hewan juga menjadi juri untuk perlombaan. Sebelum mereka bertanding para tetua menyampaikan peraturan bagi mereka, bahwa siapapun yang berhasil sampai hingga garis selesai maka ia adalah pemenangnya.

Garuda dan kura-kura bersiap dengan ancangnya masing-masing hingga peluit tanda dimulainya pertandingan dimulai, "Priiiittt..." penonton bersorak sorai saat pertandingan dimulai. Kura-kura mulai berlari dengan kecepatannya, Garuda langsung mealju dengan santainya melewati kura-kura seakan mengejek kura-kura yag lambat.

Garuda tidak menganggap serius pertandingan ini, hingga dia terlalu bersantai-santai saat terbang. Rasa bosan menghampirinya hingga dia ingin mencoba mengejek kura-kura yang tidak terlihat dan berkata “Kura-kura... sudah sampai dimana kamu, aku sudah menunggu mu hihihi,” sambil mendayu dayu Garuda mengejek.

Tapi alangkah terkejutnya Garuda tiba-tiba kura-kura menjawab “Lama sekali kamu Garuda, aku sudah bosan menunggumu didepan sini hihihi,” tawa kura-kura. Tidak menyangka hal tersebut terjadi, Garuda pun kebingungan tapi ia memang melihat kura-kura di depan dia.

Karena panik, Garuda akhirnya menambah kecepatannya melewati kura-kura. Tapi bagaikan sihir, Garuda selalu dikejutkan dengan kura-kura yang tiba-tiba muncul dan sudah berada didepannya.

Akhirnya Garuda mulai serius menambah kecepatannya hingga garis selesai. Tapi ia tetap saja kalah cepat dengan kura-kura yang ternyata sudah menyentuh garis selesai dan akhirnya membuat kura-kura yang memenangkan pertandingan.

Lantas kura-kura langsung mendapatkan sorak sorai dari penonton yang bangga dengannya. Setiba di garis selesai Garuda sangat bingung karena kura-kura sudah memenangkan pertandingan tersebut. Sifat Garuda kecil yang masih anak-anak membuatnya menangis hingga terisak-isak melihat kekalahannya dan ia menyadari sesuatu dalam tangisan itu.

Melihat Garuda menangis, rasa iba muncul pada kura-kura dan menepuk pundak Garuda, “Kamu akhirnya menyadarinya kan, bahwa kamu tidak bisa meremehkan siapapun dengan apa yang kamu miliki.”

Akhirnya Garuda kecil memeluk kura-kura sambil menangis “huhu..(isak tangis), maafkan aku selama ini menjahilimu teman dan selalu sombong terhadap apa yang ku punya, aku berjanji tidak akan melakukan itu dan menjadi teman baikmu huhu.”

Merasa kasihan dengan Garuda, kura-kura pun menangis juga dan jujur bahwa sebenarnya ia juga berbuat curang dalam perlombaan ini, ia menempatkan teman-temannya yang lain di sepanjang jalur pertandingan hingga membuat ia menang.

“Maafkan aku juga Garuda, aku melakukan ini karena kami ingin memberitahu mu bahwa dengan bersama-sama semua hal bisa dilakukan, maka dari itu saling tolong menolong sangat perlu,” tutur kura-kura sambil terisak-isak.

Akhirnya mereka berpelukan bersama dan saling meminta maaf. Hal ini membat Garuda belajar bahwa kesombongan dan meremehkan orang lain akan membuat ia dijauhi teman-temannya. Tapi sifat saling tolong-menolong yang dikatakan kura-kura membekas dalam hati Garuda. Perasaan dan sifat ini ia pupuk hingga ia dewasa untuk akhirnya menolong ibunya dan menjadi tunggangan dewa Wisnu.

Baca juga: Legenda Cerita Rakyat Candi Nusantara, Wanita Kaya dan Pria Bermuka Dua

 

Referensi

Cahyono, N.H., Sugiyamin., Barriyah, I. Q., Susanto, M. R. (2023). Kajian Ikonology Relief Pancatantra Candi Sojiwan; Sebuah Dimensi Multikultur. Jurnal Seni Rupa Warna. Vol. 11 No 2. Hal 142 – 160.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.