Cerita ini terkandung dalam sajak-sajak Jataka, yaitu kumpulan fabel (dongeng) dari tanah India. Ini juga termasuk pada sub cerita Pancatantra atau dongeng binatang yang mengandung pengajaran moralitas.
Cerita tersebut terukir dalam Relief Candi di Indonesia dan cerita ini mengangkat dari relief Candi Sojiwan.
Wanita Cantik dan Pria Tampan
Dikisahkan pada suatu masa terdapat seorang wanita cantik bernama Sunjati yang merupakan istri dari orang terkaya di desa itu. Walaupun terlihat cantik tetapi karena dia sering menggunakan perhiasan mewah saat pergi kemanapun membuat banyak orang iri dengannya.
Bahkan kemewahan dan kecantikannya sudah tersebar hingga negeri lain, sifatnya terlampau polos ternyata berdampak negatif kepadanya. Seringkali ia menjadi incaran para penjahat untuk mendapatkan hartanya.
Suatu ketika ada seorang penjahat yang memiliki paras yang tampan, hingga banyak orang-orang terpikat padanya. Penjahat ini bernama Kala, ia adalah penjahat ulung dari negeri seberang. Banyak orang disana merugi karenanya, hingga akhirnya ia diusir dari negerinya.
Dalam perjalanannya mencari tempat baru untuk singgah, ia memutuskan untuk berkelana ke negeri yang ternyata negeri dimana tempat Sunjati tinggal.
Hingga sampailah ia di desa, kisruh obrolan tentang gaya rias baru Sunjati masuk ke telinga Kala. Membuat ia langsung terpikirkan cara licik untuk medapatkan "harta karun" yang besar itu baginya.
Dua hari berlalu ternyata Kala menyiapkan siasat untuk berkenalan dengan Sunjati, ia sudah menyiapkan berbagai macam cara agar bisa mencuri perhatian wanita itu.
Tidak berselang lama ternyata cara pertamanya langsung ampuh. Rencana yang dilakukannya yaitu berpura-pura tidak sengaja menabrak Sunjanti kemudian berlagak ingin menolongnya. Ternyata cara itu berhasil.
Sunjati awalnya kesal tiba-tiba karena ia jatuh, tapi ia langsung teralihkan dengan ketampanan dari Kala, membuat ia langsung merubah prilakunya menjadi lebih sopan. Sunjati akhirnya bangun dibantu oleh Kala. Tak berlangsung lama keahlian berbicara Kala membuat Sunjati tertarik.
Seharian mereka menghabiskan waktu bersama, Kala mencoba mengiring opini tentang petualangannya dan dari mana ia berasal, yang sebenarnya itu adalah tipu belakanya saja agar Sunjati tertarik.
Tertarik dengan cerita-cerita tersebut, membuat Sunjati mengeluhkan tentang nasibnya di desa ini yang tidak bisa pergi kemanapun. Melihat kesempatan emas ini, Kala menawarkan pada Sunjati untuk pergi bersamanya secara diam-diam.
Tersipu malu Sunjati membuat ia tidak bisa berpikir jernih, tanpa berpikir panjang dan matang ia menyetujuinya. Kala mengajak Sunjati untuk pergi esok dini hari dan mereka akan bertemu di tepi sungai untuk pergi bersama.
Sebelum mereka berpisah, Kala berpesan kepada Sunjati bahwa Sunjati harus membawa segala harta yang dipunyainya sebanyak mungkin. Menurut Kala, harta itu nantinya akan berguna di kehidupan negeri yang akan mereka datangi. Polosnya Sunjati menyetujui hal tersebut.
Baca juga: Legenda Cerita Rakyat Candi Nusantara, Kisah Angsa Kepala Dua Abai Peringatan
Mudah Percaya
Besoknya saat dini hari Sunjati terengah-engah membawa barang-barangnya. Tentu banyak sekali yang ia bawa, mulai dari uang tunai hingga barang-barang mahal milikinya ia bawa. Terpengaruh dengan segala perkataan Kala membuat apa yang dikatakan Kala adalah kebenaran baginya. Nyatanya tidak seperti itu.
Kala ternyata telah sampai terlebih dahulu sebelum Sunjati tiba, ia memastikan kapal yang akan dibawanya nanti dalam keadaan baik untuk dirinya pergi. Setiba Sunjati di sana, Kala langsung mengajak dengan cepat Sunjati untuk pergi.
Dengan keahlian berpura-puranya, Kala membuat ekspresi gelisah seperti memikirkan banyak hal. Hingga membuat Sunjati menanyakan pada Kala, kenapa ia risau. “Engkau terlihat risau sekali, Kala. Apakah ada yang bisa ku bantu?” tanya Sunjati.
Bermuka dua, ia menarik simpati Sunjati dan mengatakan “Aku sebenarnya tidak ingin meninggalkan mu walau sedetikpun, Sunjati. Tapi aku merasa khawatir bagaimana aku akan membawa semua barang kita, sedangkan perahu kita kecil sekali” tutur Kala.
Padahal sebelumnya Kala memang menyiapkan kapal yang kecil agar ia dapat melancarkan aksinya. Kemudian lanjut Kala pada Sunjati, “Sebenarnya aku memiliki cara, tapi ini akan meninggalkan mu sebentar saja. Caranya dengan aku membawa harta-harta kita dulu ke seberang sungai, kemudian aku akan menjemput mu ketika aku sudah meletakkan harta kita di tempat aman”.
Awalnya Sunjati merasa sedikit ragu, tentunya ia juga bepikir pada hartanya. Karena ia tidak menemukan alternatif lainnya membuat dia meng-iya kan perkataan Kala.
Nahasnya Sunjati sudah terperangkap dalam ucapan Kala. Kemenangan bagi Kala karena Sunjati menyetujuinya.
Akhirnya Kala langsung pergi dengan perahu kecil dan seluruh harta Sunjati. Tapi sayangnya satu jam tak kunung datang, tiga jam tak ada juga. Membuat Sunjati gelisah karena ia tidak melihat tanda-tanda kapal dari Kala. Kekhawatirannya terbagi menjadi dua, pertama Kala terkena celaka di tengah sungai hingga ia tak bisa berbuat apa-apa dan yang kedua Kala adalah penipu sekaligus pencuri yang sudah pergi mengambil hartanya.
Tiga jam berlalu dengan tepat matahari di puncak. Kosong pikirannya, ia tidak tahu apa yang terjadi atas dirinya dan Kala. Akan tetapi terdapat peristiwa kecil yang sepersekian detik terjadi memberikan jawaban baginya.
Jawabannya
Memang alam bergerak sesuai dengan yang diinginkan, tetapi terdapat tanda-tanda alam yang memberikan kita sebuah jawaban atas keraguan, dan ini terjadi pada Sunjati.
Ditengah lamunannya tengah hari, ia tidak bisa merespon semuanya dan tidak tahu harus apa. Tidak berselang lama perhatiannya teralihkan sejenak, ia melihat seekor anjing betina yang sedang membawa daging dan anjing itu melihat banyak ikan yang berkerumunan di sungai.
Hingga kemudian anjing itu mencoba meletakkan daging tersebut untuk mencoba menangkap ikan lebih banyak, tapi sayangnya saat daging tersebut baru dilepaskan, bayangan hitam langsung menyambar daging itu yang ternyata adalah gagak. Gagak tersebut sudah mengintai daging yang dibawa oleh anjing itu dan menunggu kesempatan mengambilnya.
Terkejut si anjing hingga membuat ikan-ikan berenang lebih dalam. Seketika Sunjati langsung tersentak hatinya yang membuat ia sesak, hingga tiba-tiba menangis terisak-isak. Akhirnya ia mengerti apa yang terjadi padanya dan Kala. Sekarang iya mendapatkan jawabannya yang ternyata kala adalah pencuri.
Merasa apa yang terjadi pada anjing betina tersebut membuat ia sadar bahwa kondisi ia saat ini sama dengan anjing itu. Membuatnya sadar bahwa jangan mudah percaya pada orang yang baru ditemui dan jangan menilai orang hanya dari tampangnya. Ia tersadar bahwa kekayaan tidak ada artinya jika tidak memperbaiki diri. Peristiwa ini akhirnya memberikan pelajaran atas segala tindakan yang ia perbuat dan mencoba memperbaikinya seiring berjalan kehidupannya.
Referensi
Cahyono, N.H., Sugiyamin., Barriyah, I. Q., Susanto, M. R. (2023). Kajian Ikonology Relief Pancatantra Candi Sojiwan; Sebuah Dimensi Multikultur. Jurnal Seni Rupa Warna. Vol. 11 No 2. Hal 142 – 160.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News