perempuan berhati baja dari tanah rencong - News | Good News From Indonesia 2024

Cut Nyak Dien, Perempuan Berhati Baja dari Tanah Rencong

Cut Nyak Dien, Perempuan Berhati Baja dari Tanah Rencong
images info

Seorang perempuan menatap lawannya dengan tajam di medan laga. Sorot matanya tegar, meski bertabur nanar. Semalam sang perempuan telah membungkam lawannya dengan sebilah rencong. Darah anyir membanjiri bumi yang dijuluki Serambi Mekah itu.

Sementara itu, para lawan tampak masih berjaga-jaga di sekelilingnya. Sang pejuang tersebut tidak gentar, menghadapi tekanan lawan dari negara seberang.

Kisah Hidup Cut Nyak Dien

Kawan GNFI, narasi di atas mengisahkan sosok perempuan tangguh yang memiliki keberanian dalam menghadapi penjajahan Belanda. Sosok ini bernama Cut Nyak Dien.

Perempuan yang memiliki tekad kuat ini lahir di Lampadang, Aceh pada 1848. Sebagai seorang pejuang, Cut Nyak Dien dikenal sebagai pribadi yang pantang untuk tunduk di bawah cengkeraman Belanda.

Ia memiliki keteguhan prinsip, ketika berhadapan dengan para penjajah. Hal ini membuat lawannya menjadi segan, karena Cut Nyak Dien sulit untuk ditaklukkan.

Seperti yang dilansir dari tirto.id, Cut Nyak Dien adalah seorang keturunan bangsawan Aceh yang lahir pada 1848 di kampung Lam Padang Peukan Bada, wilayah VI, Mukim, Aceh Besar.

Sejarah Hari Ini (2 Mei 1964) - Cut Nyak Dien, Cut Meutia, dan Kartini Pahlawan Nasional

Saat memasuki usia 12 tahun, ia dijodohkan Teuku Ibrahim Lamnga, putra Teuku Po Amat, Uleebalang Lam Nga XII. Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Ibrahim yang berjuang menghadapi cengkeraman Belanda. Karena hal itu, Teuku Ibrahim seringkali meninggalkan Cut Nyak Dien dan anaknya. Dari buku Cut Nyak Din, ketika Ibrahim Lamnga gugur pada 29 Juni 1878 di Glee Tarum dalam menghadapi Belanda. Kematian sang suami menumbuhkan amarah di dalam hati Cut Nyak Dien. Ia bertekad akan mengangkat senjata bersama pasukannya untuk menggempur Belanda (Ibrahim, 1996: 40).

Perjuangan Cut Nyak Dien Menghadapi Belanda

Menurut laman infobiografi.com, setelah kematian sang suami, Cut Nyak Dien dilamar oleh Teuku Umar, seorang pejuang muda yang memiliki semangat dalam melawan Belanda. Teuku Umar inilah yang nantinya akan memimpin pasukan Aceh dalam menghadapi Belanda.

Keinginannya untuk memperjuangkan tanah rencong, membawanya dalam perasaan yang hangat. Teuku Umar mengagumi sosok Cut Nyak Dien yang gigih dalam melawan penjajah Belanda.

Ketika Cut Nyak Dien dilamar oleh Teuku Umar, awalnya Cut Nyak Dien menolak. Namun, Cut Nyak Dien setuju, jika Teuku Umar mengizinkannya untuk ikut berjuang dalam medan perang.

Seperti yang dikutip dari gramedia.com,pada 30 Setember 1893, Teuku Umar dan pasukannya mendekati Belanda. Ia berpura-pura tunduk kepada Belanda demi mendapatkan persenjataan yang akan digunakan kembali untuk melawan Belanda. Akibatnya, Teukur Umar dicap sebagai pengkhianat.

Biografi Cut Nyak Dien, Pahlawan Nasional Wanita Asal Aceh

Meskipun demikian, Teuku Umar, Cut Nyak Dien, beserta pasukannya memilih untuk berjuang dalam menghadapi Belanda. Mereka berhasil membawa senjata, amunisi, dan perlengkapan perang.

Kelompok tersebut juga memilih untuk tidak kembali ke markas Belanda. Strategi ini membuat Belanda akhirnya menjadi berang. Negara itu lalu memburu Teuku Umar dan Cut Nyak Dien.

Pertempuran demi pertempuran pun dilalui. Sang suami, Teuku Umar gugur dalam medan laga di Meulaboh. Cut Nyak Dien kemudian melanjutkan perjuangan sang suami. Wanita itu dan pasukannya bertempur dari satu wilayah ke wilayah lain.

Bersama rakyat, Cut Nyak Dien mengalami berbagai kesulitan, seperti kehabisan logistik, uang, dan sebagainya. Keadaannya pun semakin renta dan memprihatinkan. Kendati demikian, ia memilih untuk bertahan dan meneruskan garis perjuangan.

Sayangnya, salah satu panglima kepercayaannya, Pang Laot berkhianat. Ia melaporkan tempat persembunyian Cut Nyak Dien pada Belanda. Pasukan penjajah akhirnya membawa Cut Nyak Dien ke Kutaradja. Pang Laot meminta agar Belanda memperlakukan wanita itu dengan baik.

Namun, Gubernur Belanda di Kutaradja, Van Daalen tidak setuju. Cut Nyak Dien lalu diasingkan ke Pulau Jawa, di Sumedang, Jawa Barat, pada 1907 hingga akhir hayatnya pada 1908.

Keteladanan dari Nilai-Nilai Hidup Cut Nyak Dien

Sebagai pahlawan, Cut Nyak Dien dikenal sebagai sosok perempuan yang berhati baja. Keberaniannya dalam membungkam pasukan Belanda di Aceh, membuatnya tumbuh menjadi seorang perempuan yang tangguh dan teguh dalam pendirian.

Melalui kisah hidupnya, Cut Nyak Dien mewariskan nilai-nilai moral yang dapat diimplementasikan dalam hidup sehari-hari. Berikut sikap yang dapat diteladani dari sosok tersebut:

Rela berkorban

Cut Nyak Dien menunjukkan semangatnya dalam perjuangan. Ketika Teuku Umar, sang suami terjun di medan pertempuran, ia ikut serta dalam perjuangan. Nyalinya tidak ciut, saat berhadapan dengan Belanda. Bersama Teuku Umar, Cut Nyak Dien menguatkan pasukannya untuk berani bertempur, demi memperjuangkan tanah air.

Cut Meutia, Pahlawan Wanita Indonesia Mutiara Aceh yang Sosoknya Diabadikan di Uang Seribu

Tangguh dalam berjuang

Ketika Teuku Ibrahim, suami pertamanya gugur di medan peperangan, kemarahan Cut Nyak Dien memuncak. Ia bertekad meruntuhkan penjajahan Belanda bersama pasukannya. Hingga suatu ketika, Teuku Umar yang datang melamarnya, mengajak Cut Nyak Dien untuk berjuang bersama.

Saat Teuku Umar berpura-pura tunduk pada Belanda, Cut Nyak Dien, sang suami, dan pasukannya diam-diam membawa persenjataan dan perlengkapan perang milik Belanda. Hal ini membuat Belanda menjadi murka. Meskipun demikian, keberanian Cut Nyak Dien tidak meredup. Ia justru semakin gencar menggelorakan perlawanannya terhadap Belanda.

Cinta tanah air

Cut Nyak Dien bertempur melawan kolonialisme Belanda dengan semangat yang berkobar. Baginya, takut dan tunduk di bawah kekuasaan Belanda adalah hal yang pantang. Sosok perempuan yang gigih ini memilih untuk angkat senjata, daripada dekat dengan Belanda.

Kecintaannya terhadap tanah kelahiran, menumbuhkan keberanian dalam diri Cut Nyak Dien untuk bertempur tanpa rasa takut.

Berbekal ilmu agama dan perang, Cut Nyak Dien memiliki keyakinan yang kuat bahwa Belanda yang merupakan lawan harus diusir dari tanah airnya sendiri. Pejuang wanita pun mengerahkan pasukannya untuk menyerbu benteng dan markas Belanda. Ketangguhan Cut Nyak Dien membuat Belanda berpikir bahwa ian adalah sosok yang sulit dikalahkan.

 

Sumber referensi:

  • Ibrahi, Muchtaruddin. 1996. Cut Nyak Din. Jakarta: CV Defit Prima Karya
  • https://tirto.id/biografi-cut-nyak-dhien-sejarah-singkat-pahlawan-wanita-dari-aceh-ga6X
  • https://www.gramedia.com/literasi/biografi-cut-nyak-dien/
  • https://www.infobiografi.com/biografi-dan-profil-lengkap-cut-nyak-dhien/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MD
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.