Cut Nyak Meutia atau yang dikenal dengan Cut Meutia adalah seorang pahlawan wanita Indonesia yang berasal dari daerah Aceh. Cut Meutia lahir di Keureutoe, Pirak (Perlak), Aceh Timur pada tanggal 15 Februari 1870.
Cut Nyak Meutia merupakan putri satu-satunya dari pasangan suami istri Teuku Ben Daud Pirak dan Cut Jah. Orang tua Cut Meutia sendiri dianugerahi 5 anak termasuk dirinya, empat saudaranya merupakan laki-laki. Sedangkan Cut Nyak Meutia kemungkinan adalah anak terakhir dalam keluarga itu.
Kawan tahu tidak? Meutia berarti mutiara dalam bahasa Aceh. Nggak heran ya, kalau pahlawan wanita Indonesia satu ini seringkali disebut mutiara Aceh.
Sementara kita remaja masa kini sibuk dengan serba-serbi dunia remaja, Cut Meutia diceritakan dalam Menyusuri Tempat Tinggal Srikandi Aceh Cut Nyak Meutia (Ismail, 2018: 3) sudah terjun ke medan perang sejak usianya masih 17 tahun.
Baca juga: Emansipasi dan Kartini, Apa Itu? Mari, Menilik Perjuangan Emansipasi Kartini Lewat Sastra
Bersama Pernikahan dan Perjuangan
Cut Meutia menikah tiga kali. Pernikahan pertama bisa disebut kurang beruntung karena sang Pahlawan Mutiara Aceh itu ternyata menikahi seseorang yang tidak malu bersekutu dengan Belanda. Berbanding terbalik dengan Cut Meutia yang memiliki semangat perjuangan yang kental dalam darahnya.
Suami pertama Cut Meutia bernama Teuku Syamsarif. Kala itu ia menerima gelar Teuku Chik Bintara dari pemerintah Belanda, terpilih menjadi pejabat tinggi. Peristiwa ini yang kemudian melatarbelakangi perpisahan keduanya.
Dalam banyak cerita perjuangan Cut Meutia melawan Belanda, kebanyakan juga menyertakan kehidupan rumah tangga Cut Meutia. Jika Kawan juga bertanya-tanya, kalimat ini mungkin bisa sedikit menjawab.
Meski memiliki semangat membara untuk ikut berjuang, wanita di kala itu, baik yang belum maupun tidak memiliki suami, dilarang untuk berkeliaran sembarangan.
Cut Meutia kemudian menikah untuk kedua kalinya dengan Teuku Chik Muhammad, seorang laki-laki pejuang Aceh yang juga dikenal dengan Teuku Chik Tunong. Ia sendiri merupakan saudara dari Teuku Syamsarif, suami Cut Meutia sebelumnya (Djkn.kemenkeu.go.id).
Bersama Teuku Chik Muhammad, Cut Meutia berperang. Bahkan disebut Cut Meutia aktif berbagi saran taktik perang untuk digunakan mengusir Belanda dari tanah Aceh dan tentu membuat Belanda kala itu kelimpungan.
Dilansir dari website resmi Universitas Islam An-Nur Lampung, disebut bahwa bersama penduduk Aceh, Cut Meutia dan Teuku Chik Muhammad sering kali menyerang pos-pos Belanda di area Aceh bagian Utara dengan memakai strategi gerilya.
Setelah sempat dikira Belanda kehilangan semangat perjuangan karena hilang bak ditelan Bumi selama dua tahun lamanya, pada tahun 1901 pasukan suami Cut Meutia sukses menghancurkan pertahanan Belanda di Aceh dengan serangan yang dilakukan mendadak. Sultan Aceh kemudian menganugerahi pangkat Bupati Keureutoe kepada Teuku Chik Muhammad atas kesuksesannya.
Sayangnya perjuangan Teuku Chik Muhammad harus terhenti karena pada Maret 1905 dirinya ditangkap dan dieksekusi oleh Belanda di tepi pantai Lhokseumawe.
Teuku Chik Muhammad meninggalkan wasiat agar Cut Meutia menikah dengan sahabatnya yang bernama Pang Nanggroe. Keduanya akhirnya menikah dan mengobarkan perlawanan kembali kepada Belanda yang menduduki Aceh (Djkn.kemenkeu.go.id).
Pada 1910, kelompok Cut Meutia dan Pang Nanggroe diserang secara mendadak oleh Belanda dan karenanya Cut Meutia bersama para perempuan harus mundur ke pedalaman. Sementara itu, Pang Nanggroe bersama Teuku Raja Sabi, putra Cut Meutia dengan Teuku Chik Muhammad, sudah terlebih dahulu gugur, bertahan untuk menghadang dan mengalihkan perhatian. Pang Nanggroe kemudian gugur akibat tembakan jarak dekat yang mengenai dada, kala itu tanggal 26 September 1910 (Budaya.jogjaprov.go.id).
Cut Meutia kemudian menjadi komandan baru untuk pasukan tersebut. Diceritakan dalam situs budaya.jogjaprov.go.id, saat mereka sedang menanak nasi dalam perjalanan ke Gayo untuk bergabung dengan pejuang lain, pasukan itu mendapat serangan dadakan. Cut Meutia tertembak di bagian kaki, tetapi ia tak menyerah.
Cut Meutia terkepung, tetapi tidak menyerah dan memilih bertarung sampai akhir. Cut Meutia akhirnya gugur meninggalkan nama yang harum karena ditembak tiga kali oleh Belanda. Tepatnya di bagian kepala dan dada.
Baca juga: Cut Meutia, Sekilas Profil Pahlawan Perempuan Nasional dari Aceh
Sosok Cut Meutia Diabadikan di Uang Seribu
Dalam laman resmi Bank Indonesia, disebut Cut Meutia sebagai perempuan yang berani. Ia berperang untuk melepaskan tanah Aceh dari penjajahan belanda sembari memegang rencong, sebuah senjata tradisional khas Aceh. Cut Meutia tidak pernah terbelenggu dengan statusnya sebagai perempuan.
Atas jasa dan keberaniannya, sosok Cut Meutia diabadikan di halaman depan pecahan uang seribu keluaran 19 Desember 2016 seri pahlawan Nasional. Sosoknya juga senantiasa ada menghiasa halaman depan uang seribu yang dikeluarkan pada 17 Agustus 2022, saat ukuran uang mulai mengalami perubahan.
Sebelum itu pada 1992 untuk pertama kali potret Cut Meutia muncul di pecahan uang seribu dan lima ribu, tetapi baru sebagai watermark. Di tahun 2000, 2001, dan 2016 sosok Cut Meutia kembali muncul pada pecahan uang yang sama.
Sebenarnya tidak hanya uang loh, Kawan. Nama Cut Meutia sebagai pahlawan nasional sendiri juga diabadikan menjadi nama kereta api yang menghubungkan Sumatera Utara dengan Aceh.
Barangkali ada Kawan GNFI yang mau berlibur di ujung barat Sumatera, bisa loh menikmati pemandangan alam ditemani kereta api Cut Meutia!
Sumber:
- https://an-nur.ac.id/blog/cut-meutia-pahlawan-wanita-aceh-yang-gugur-dalam-pertempuran-melawan-belanda.html
- https://budaya.jogjaprov.go.id/berita/detail/1059-cut-meutia-1870-1910-pahlawan-perempuan-ahli-strategi-perang
- https://dishub.acehprov.go.id/cut-meutia-pahlawan-aceh-yang-namanya-diabadikan-jadi-nama-kereta-api/
- https://tirto.id/gugurnya-cut-meutia-mutiara-kesayangan-aceh-c8ow
- https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/Pahlawan-Perempuan-di-Uang-Rupiah.aspx
- https://www.bi.go.id/id/rupiah/gambar-uang/Detail-Uang.aspx?Bahan=Kertas&ID=7
- https://www.bi.go.id/id/rupiah/gambar-uang/Detail-Uang.aspx?Bahan=Kertas&ID=17
- https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-lhokseumawe/baca-artikel/12859/Cut-Meutia-Mutiara-dari-Aceh.html
- https://goodnewsfromindonesia.pages.dev/2023/03/03/cut-meutia-pahlawan-perempuan-nasional-dari-aceh
- https://www.kompas.com/stori/read/2021/06/02/140047479/cut-meutia-kehidupan-perjuangan-dan-akhir-hidup?page=all#page2
Ismail, Syamsiah. (2018). Menyusuri Tempat Tinggal Srikandi Aceh Cut Nyak Meutia. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Jakarta Timur.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News