World Cleanup Day Indonesia kembali menggelar aksi bersih lingkungan serentak di 38 provinsi, pada 1–30 September 2024. Aksi ini merupakan wujud kepedulian terhadap permasalahan sampah.
Hari Bersih Sampah atau World Cleanup Day (WCD) diinisiasi oleh komunitas Let’s Do It! sejak 2018. Gerakan ini diharapkan mampu menyadarkan dan mendorong inisiatif untuk mengurangi jumlah sampah di Indonesia.
Melalui World Cleanup Day, visi Indonesia Bersih dan Bebas Sampah di Tahun 2025 diharapkan akan lebih cepat tercapai.
Hasil tidak instan
Leader World Cleannup Day, Andy Bahari menekankan bahwa perubahan menuju Indonesia Bersih dan Bebas Sampah memerlukan kerja sama antara masyarakat dan pemangku kebijakan.
“Pemangku kebijakan harus bisa bersinergi jalan bersama untuk berkolaborasi melakukan perubahan, dan itu tidak instan. Dibutuhkan waktu minimal 10–15 tahun baru terlihat hasilnya, dengan infrastruktur yang mendukung, dan masyarakat yang sudah mulai sadar dengan masalah sampah,” kata Andy.
Andy mencontohkan, negara-negara maju yang sudah terbebas dari masalah sampah di masa lalu juga menghadapi masalah yang sama dengan Indonesia. Untuk itu, menggerakkan aksi World Cleanup Day bukan hal yang mudah.
Baca juga Dampak Edukasi dan Kegiatan Positif Sampah Puntung Rokok di Lingkungan Indonesia
679 relawan terlibat
Tim WCD nasional dibantu oleh 679 relawan menggelar acara puncak World Cleanup Day pada Minggu (22/9/2024). Mereka mengadakan kampanye menyuarakan isu sampah yang terjadi di Indonesia.
Kemudian, kampanye pilah sampah plastik dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar. Tim WCD dan relawan juga menampung sampah terpilah dari rumah-rumah warga. Hasilnya, sebanyak 87,945 kilogram sampah berhasil dikumpulkan untuk diolah.
Kegiatan World Cleanup Day dimeriahkan dengan talkshow bersama Luna Maya dan Direktur Pengendalian Pencemaran Udara Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) Luckmi Purwandari. Keduanya membahas pentingnya kesadaran masyarakat terhadap isu sampah.
Sampah, tanggung jawab bersama
Luna Maya, aktris populer sekaligus pemerhati lingkungan menyatakan bahwa sampah merupakan tanggung jawab masyarakat dan pemerintah.
“Pemerintah sudah berupaya melakukan banyak perubahan (untuk masalah sampah), tetapi jika masyarakat tidak mendukung kebijakan pemerintah, ya percuma. Jadi, ada dua sisi yang berperan penting, pemerintah untuk regulasi dan masyarakat sebagai pelaku yang melaksanakannya,” ujarnya.
Luckmi Purwandari menambahkan tentang pentingnya kesadaran terhadap masalah sampah. Aksi-aksi nyata untuk mengatasi masalah sampah bisa dimulai dari rumah dan sekolah.
“Menurut saya yang paling utama sadar dulu. Kalau tidak sadar bagaimana mau peduli. Peduli lalu wujudnya seperti apa? Misalnya dengan aksi nyata. Ini bisa dimulai dari rumah, dan kalau masih usia sekolah ya di sekolah,” kata Luckmi.
Baca juga Terlihat Sepele, Inilah 5 Dampak Buruk Sampah Makanan bagi Lingkungan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
