Sampah makanan (food waste) sering kali dianggap sepele dan tidak mendapatkan perhatian serius dari banyak orang. Banyak dari kawan semua mungkin berpikir bahwa membuang sisa makanan adalah hal kecil yang tidak berdampak besar.
Padahal, di balik tindakan tersebut, ada sejumlah dampak buruk yang cukup besar bagi lingkungan. Berikut lima dampak buruk sampah makanan bagi lingkungan yang perlu Kawan ketahui dan waspadai.
Pemborosan Sumber Daya Alam
Setiap makanan yang diproduksi melibatkan sumber daya alam, seperti air, tanah, dan energi. Misalnya, untuk menghasilkan satu kilogram daging sapi, dibutuhkan ribuan liter air serta pakan, yang juga memerlukan lahan dan energi untuk diproduksi.
Ketika makanan tersebut ada yang terbuang, maka sumber daya yang telah digunakan dalam proses produksinya menjadi sia-sia. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO), sekitar sepertiga dari semua makanan yang diproduksi di dunia berakhir sebagai sampah. Artinya, sumber daya alam yang sangat berharga juga ikut terbuang dalam jumlah besar.
Mencemari Tanah dan Air
Sampah makanan yang terbuang, terutama yang bercampur dengan bahan kimia dan limbah berbahaya, dapat mencemari tanah dan air. Saat makanan membusuk, sisa makanan akan melepaskan cairan yang disebut leachate.
Leachate ini dapat meresap ke dalam tanah dan mencemari air tanah, yang kemudian bisa merusak ekosistem dan kualitas air yang digunakan oleh manusia maupun hewan. Pencemaran air ini dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber air.
Meningkatkan Emisi Gas Rumah Kaca
Sampah makanan yang terbuang dan membusuk di tempat pembuangan akhir (TPA) menghasilkan gas metana (CH4), yang merupakan salah satu gas rumah kaca paling kuat. Metana memiliki potensi 25 kali lebih besar dalam memerangkap panas di atmosfer dibandingkan dengan karbon dioksida (CO2).
Menurut International Foster Care Organisation (IFCO), sampah makanan menyumbang sekitar 8—10% dari total emisi gas rumah kaca dalam skala global. Oleh karena itu, membuang makanan secara sembarangan tanpa pengelolaan yang tepat tidak hanya merugikan secara ekonomis, tetapi juga memperburuk perubahan iklim.
Mengancam Keberlanjutan Pangan
Pemborosan makanan yang berlebihan dapat mengancam keberlanjutan pangan di masa depan. Seiring dengan pertumbuhan populasi global, kebutuhan akan pangan terus meningkat.
Apabila manusia tidak mengelola sumber daya pangan dengan bijak dan terus membuang makanan dalam jumlah besar, maka manusia bisa menghadapi krisis pangan di masa depan. Krisis ini tidak hanya akan berdampak pada ketersediaan pangan, tetapi juga pada stabilitas ekonomi dan sosial di berbagai negara.
Yuk, Terapkan 5 Tips Mengolah Sampah Makanan agar Lebih Ramah Lingkungan
Mengancam Ekosistem Makhluk Hidup
Sampah makanan juga memberikan ancaman terhadap ekosistem keragaman makhluk hidup. Banyak ragam flora dan fauna yang terancam keberadaannya. Misalnya, akibat industrialisasi makanan, kebutuhan terhadap suatu bahan makanan tertentu meningkat.
Seringnya, kebutuhan terhadap suatu bahan makanan tertentu mengalami peningkatan. Tetapi, jumlah makanan yang dibutuhkan tidak sebesar yang diproduksi. Ini menyebabkan banyak lahan hutan yang dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan atau peternakan, sehingga banyak flora dan fauna menjadi terancam punah dan kehilangan habitatnya.
5 Jenis Sampah yang Paling Banyak Dihasilkan di Indonesia
Sampah makanan adalah masalah serius yang sering kali diabaikan karena dianggap sepele. Padahal, dampaknya terhadap lingkungan tidak main-main. Oleh karena itu, penting bagi kawan semua untuk lebih bijaksana dalam mengelola dan mengurangi sampah makanan.
Cara yang bisa kawan lakukan adalah dengan mengubah kebiasaan konsumsi, seperti membeli makanan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan, menyimpan makanan dengan baik agar tidak cepat rusak, serta memanfaatkan sisa makanan menjadi kompos. Kawan semua tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan hidup di bumi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News