Kinerja perdagangan eceran di Indonesia pada Agustus 2024 diprediksi mengalami pertumbuhan yang signifikan. Hal ini terlihat dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang diperkirakan mencapai angka 215,9,
Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa sektor ini terus memperkuat kinerjanya, didukung oleh peningkatan penjualan pada mayoritas kelompok barang.
“Kinerja penjualan eceran di Indonesia pada Agustus 2024 diperkirakan tumbuh sebesar 5,8% secara tahunan, didorong oleh peningkatan permintaan pada berbagai kelompok barang utama, seperti barang budaya, rekreasi, dan bahan bakar kendaraan bermotor," ujar Erwin Haryono, Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, dikutip dari keterangan resmi.
Kelompok barang yang mendominasi pertumbuhan
Beberapa kelompok barang menjadi pendorong utama peningkatan penjualan eceran. Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi mencatatkan pertumbuhan tertinggi, diikuti oleh Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta Subkelompok Sandang.
Tren ini menunjukkan kebutuhan masyarakat akan barang-barang hiburan, rekreasi, dan kebutuhan sehari-hari masih cukup tinggi meskipun dalam kondisi ekonomi yang dinamis.
Selain itu, pertumbuhan penjualan juga didorong oleh peningkatan permintaan di sektor Makanan, Minuman, dan Tembakau, Peralatan Informasi dan Komunikasi, serta Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya.
Menurut survei, salah satu faktor yang memperkuat peningkatan permintaan adalah adanya perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia pada bulan Agustus. Selama event ini, banyak retailer yang menerapkan strategi potongan harga, yang turut berkontribusi pada peningkatan penjualan.
Wasiat Faisal Basri untuk Arah Ekonomi Indonesia di Masa Depan
Pemulihan setelah kontraksi di bulan sebelumnya
Secara bulanan (month-on-month/mtm), penjualan eceran pada Agustus 2024 diperkirakan tumbuh sebesar 1,6%, membalikkan tren kontraksi yang terjadi pada Juli 2024 sebesar 7,2%.
Penurunan penjualan pada bulan Juli disebabkan oleh normalisasi permintaan pasca-Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha.
Meskipun demikian, beberapa kelompok barang tetap mencatatkan pertumbuhan pada bulan Juli, seperti Subkelompok Sandang dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, yang berhasil menahan penurunan lebih lanjut.
Pada Juli 2024, IPR tercatat sebesar 212,4, mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,5% secara tahunan. Ini mengindikasikan bahwa sektor ritel masih cukup resilient di tengah perubahan kondisi pasar.
Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau serta Subkelompok Sandang kembali menjadi penyumbang utama pertumbuhan, sementara Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor juga mencatatkan kinerja yang stabil.
Mengenal Apa Itu Ekonomi Maritim: Tujuan hingga Perbedaannya dengan Ekonomi Kelautan
Tekanan inflasi di bulan-bulan mendatang
Dari sisi harga, tekanan inflasi diprediksi akan meningkat pada bulan-bulan mendatang, terutama pada Oktober 2024 dan Januari 2025.
Berdasarkan survei, Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) untuk kedua bulan tersebut tercatat masing-masing sebesar 141,3 dan 166,7, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang mencatatkan angka 134,5 dan 161,0.
Peningkatan ini sejalan dengan pola historis dalam tiga tahun terakhir, yang menunjukkan adanya peningkatan tekanan inflasi menjelang akhir tahun.
Dengan kondisi ini, para pelaku usaha di sektor ritel perlu memperhatikan potensi kenaikan harga barang yang dapat mempengaruhi daya beli konsumen.
Strategi pricing yang tepat akan sangat penting untuk menjaga stabilitas penjualan, terutama di tengah tekanan inflasi yang mungkin akan terus meningkat hingga awal tahun 2025.
Sempat Dianggap Narkotika, Begini Aturan Terbaru untuk Perdagangan Kratom di Indonesia
Prospek pertumbuhan yang positif
Secara keseluruhan, pertumbuhan penjualan eceran pada Agustus 2024 menunjukkan prospek yang positif bagi sektor ritel di Indonesia.
Kinerja yang kuat pada kelompok barang tertentu, didukung oleh momentum perayaan nasional serta strategi diskon dari retailer, diharapkan dapat menjaga tren pertumbuhan ini di bulan-bulan mendatang.
Dalam menghadapi tantangan inflasi dan potensi kenaikan harga, penting bagi para pelaku usaha untuk tetap fleksibel dan inovatif dalam merespons perubahan kondisi pasar.
Cadangan Devisa Indonesia Capai Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News