wasiat faisal basri untuk arah ekonomi indonesia di masa depan - News | Good News From Indonesia 2024

Wasiat Faisal Basri untuk Arah Ekonomi Indonesia di Masa Depan

Wasiat Faisal Basri untuk Arah Ekonomi Indonesia di Masa Depan
images info

Faisal H. Basri, S.E., M.A., sosok ekonom besar Indonesia yang wafat pada 5 September 2024, meninggalkan sejumlah pesan penting bagi masa depan ekonomi Indonesia. Pemikiran mendalamnya tidak hanya menjadi warisan intelektual, tetapi juga panduan untuk arah kebijakan ekonomi ke depan.

Salah satu pesannya tersebut disampaikan dalam sebuah siniar yang diselenggarakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Faisal menyampaikan pandangan kritisnya mengenai arah pembangunan Indonesia saat ini.

Ia juga berharap Presiden Terpilih Prabowo Subianto agar mengevaluasi dan mengubah pendekatan pembangunan yang dianggapnya dapat berisiko menciptakan krisis ekonomi jika diteruskan tanpa perbaikan.

Pesan Penting Paus untuk Umat Beragama di Indonesia

Mengejar pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan

Faisal Basri juga memberikan pandangannya terkait ambisi Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 7% per tahun.

Menurutnya, target tersebut bisa dicapai asalkan ada perbaikan dalam efisiensi investasi, khususnya dengan memperbaiki skor Incremental Capital Output Ratio (ICOR) menjadi 4,25.

Hal ini bisa dilakukan melalui komitmen kuat dalam pemberantasan korupsi dan pelaksanaan lelang transparan untuk proyek-proyek pemerintah.

"Pak Prabowo harus menguatkan KPK agar tidak ada lagi gerombolan yang merongrong Indonesia, dan gunakan mekanisme lelang untuk proyek pemerintah agar mendapatkan harga yang terbaik dan termurah," tegas Faisal.

Terlebih lagi berbagai risiko geopolitik yang semakin mengancam pada tahun 2024, seperti konflik Rusia-NATO, serangan siber, serta persaingan strategis antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Dituding Bikin Kelas Menengah Jadi Miskin, Berapa Banyak Pengguna Air Kemasan di Indonesia?

Reformasi institusi dan kepastian hukum

Lebih lanjut, Faisal menekankan bahwa kemajuan ekonomi hanya bisa terjadi jika institusi dan aturan main diikuti dengan konsisten.

Ia membandingkan ekonomi Indonesia dengan Liga Inggris, di mana kesuksesan hanya bisa dicapai jika aturan main ditegakkan dengan tegas. Namun, menurut Faisal, prinsip kepastian hukum dan aturan main ini masih belum sepenuhnya diterapkan, baik di sektor ekonomi maupun politik.

"Harus ada transformasi dari ekonomi ekstraktif ke ekonomi inklusif, yaitu ekonomi yang benar-benar diperuntukkan bagi rakyat," tegasnya.

Ia juga menyoroti minimnya oposisi di parlemen, yang menyebabkan pemerintah cenderung lebih leluasa dalam membuat kebijakan tanpa banyak pengawasan.

Di sisi lain, dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), rakyat sering kali tidak diberi banyak pilihan karena calon-calon yang tersedia sudah ditentukan oleh koalisi partai politik.

Komitmen Indonesia untuk Memperkuat Penggunaan Mata Uang Lokal dalam Transaksi Bilateral

Pembangunan berkelanjutan sebagai pilar utama

Dalam diskusi "Growing Resilient Economies through Environmental Narratives" yang diselenggarakan oleh BEM FEB UGM dan Greenpeace Indonesia, Faisal turut menyerukan soal pentingnya pembangunan berkelanjutan yang mempertimbangkan keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Artinya, Indonesia perlu segera beralih ke ekonomi hijau untuk dapat bertahan di tengah ketidakpastian global. Menurut panduan United Nations Environment Programme (UNEP), ekonomi hijau adalah ekonomi yang rendah karbon, efisien dalam penggunaan sumber daya, dan inklusif secara sosial.

Menurut Faisal, transformasi ke arah ekonomi hijau hanya dapat dicapai melalui investasi yang fokus pada pengurangan emisi karbon, peningkatan efisiensi energi, serta perlindungan keanekaragaman hayati. Ini adalah kunci bagi Indonesia untuk membangun ekonomi yang tangguh dan berkelanjutan.

"Perubahan dalam kebijakan fiskal dan pengelolaan lingkungan sangat diperlukan untuk mencegah eksploitasi yang berlebihan dan memastikan pembangunan yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak," ujar Faisal.*

Mengenal Apa itu Inflasi Hijau: Pengertian, Faktor Penyebab, dan Dampaknya

Sosok yang penuh integritas

Sri Mulyani, Menteri Keuangan Indonesia, yang juga merupakan sahabat dekat Faisal Basri, mengungkapkan bahwa Faisal selalu menginginkan Indonesia dikelola dengan baik, transparan, dan berintegritas.

Salah satu wasiat terpenting Faisal baginya adalah agar Indonesia terus memperjuangkan ekonomi yang berkeadilan dan memperkuat transformasi sektor ekonomi.

“Beliau memberikan banyak masukan kepada kami, terutama soal transformasi Bea Cukai dan Pajak. Beliau selalu mengingatkan agar kami tetap waspada dan kritis, karena selalu ada yang mengamati dan melihat secara teliti apa yang kita lakukan. Itu sangat membantu kami, terutama saya secara pribadi, karena tidak semua hal bisa kita lihat sebagai Menteri. Kritik dan saran dari luar itu sangat penting,” ujar Sri Mulyani pada (05/09) kepada para wartawan.

Pandangan kritis Faisal Basri telah menjadi penyeimbang yang penting bagi pemerintah dalam menjalankan tugasnya. Pemikirannya yang tajam sering kali membuka mata para pengambil kebijakan akan urgensi keadilan, transparansi, dan keberlanjutan dalam pembangunan ekonomi.

Faisal Basri meninggalkan warisan pemikiran yang sangat berharga bagi masa depan ekonomi Indonesia.

Pandangan kritisnya mengenai pentingnya reformasi institusi, transisi ke ekonomi hijau, serta pembangunan berkelanjutan tentu dapat menjadi acuan bagi para pemimpin Indonesia di masa depan dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.

Mengenal Apa Itu Ekonomi Maritim: Tujuan hingga Perbedaannya dengan Ekonomi Kelautan

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

MF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.