menarik puluhan siswa taman kanak kanak di pekalongan ikut lomba mencolet kain batik - News | Good News From Indonesia 2024

Menarik! Puluhan Siswa Taman Kanak-Kanak di Pekalongan Ikut Lomba Mencolet Kain Batik

Menarik! Puluhan Siswa Taman Kanak-Kanak di Pekalongan Ikut Lomba Mencolet Kain Batik
images info

Jika biasanya anak usia Taman Kanak-Kanak (TK) atau Raudhatul Athfal (RA) mengikuti lomba mewarnai menggunakan pensil warna dan crayon, hal berbeda dilakukan oleh anak-anak di Pekalongan.

Para anak di Pekalongan yang baru duduk di bangku TK/RA justru mengikuti Lomba Nyolet membatik. Lomba Nyolet tersebut diikuti oleh sekitar 50 siswa taman kanak-kanak/RA di halaman Museum Batik Pekalongan, Selasa (17/9/2024).

Colet merupakan salah satu teknik pewarnaan batik dengan cara menggambar warna pada kain menggunakan kuas. Oleh karena itu, teknik colet juga disebut sebagai teknik lukis. Artinya, anak-anak TK/RA tersebut tidak lagi melukis di kertas ataupun kanvas, melainkan di kain.

Uniknya Batik Aromaterapi, dari Madura Berhasil Ekspor ke Mancanegara

Tidak hanya taman kanak-kanak, lomba yang digelar oleh Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah ini juga diikuti oleh berbagai pelajar tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah hingga sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan sederajat.

Lomba tersebut digelar selama hari, mulai 17 hingga 19 September dengan jadwal yang telah ditentukan, mulai dari peserta tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah hingga sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan sederajat.

Cerita dari Jepara: Siswa Mengikuti Lomba Mengukir dan Rencana Seni Ukir Jadi Muatan Lokal

Lomba Mencolet untuk Menyambut Hari Batik

Lomba Nyolet yang diikuti oleh berbagai jenjang pendidikan di Kota Pekalongan digelar untuk menyambut Hari Batik Nasional 2024 pada 2 Oktober nanti.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga Kota Pekalongan, Sabaryo Pramono mengungkapkan bahwa kegiatan lomba ini merupakan salah satu upaya untuk mengimplementasikan apa yang sudah diberikan UNESCO sebagai best practice pelestari budaya batik.

Best Practice ini diberikan kepada Museum Batik dan komunitas batik Indonesia dalam kontribusinya memelihara kelestarian batik warisan budaya bangsa Indonesia, melalui pendidikan dan latihan kepada siswa-siswa sekolah.

"Oleh karena itu, kami ingin mewujudkan kegiatan nyata yaitu belajar membatik. Proses batik jangan sampai hilang ditelan zaman karena kalau bukan oleh anak-anak lagi yang akan melanjutkan," jelas Sabaryo, dikutip dari Antara.

Senada dengan hal tersebut, Retno Purnomo selaku Kepala Bidang Pariwisata berharap lomba ini dapat memunculkan rasa kesenangan dan cinta anak-anak kepada batik, sehingga mereka terdorong untuk mendalami batik sejak usia dini.

Mengenal 5 Motif Batik Cirebon, Ciri Khasnya dan Sejarahnya

Anak TK Mampu Mengombinasikan Warna

Juri Lomba Nyolet, Tamakun mengungkapkan anak-anak TK yang mengikuti lomba colet batik telah memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengombinasikan warna. Hal ini tidak terlepas dari konsep perlombaan membatik yang telah disesuaikan dengan usia dan kesukaan anak-anak.

"Anak-anak sekarang sudah mulai mengenal batik melalui media yang mereka sukai. Salah satunya dengan Nyolet, mereka tampak luar biasa padahal teknik ini terbilang perlu kesabaran dan konsentrasi tinggi. Mereka mampu mencampur warna menjadi warna tersier hingga gradasi. Yang bisa dibilang sulit untuk diterapkan pada media Nyolet cair," jelas Tamakun.

Fatonah, Maestro dari Sukapura yang Belajar Batik Secara Diam-Diam

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.