berkah dari sampah bank sampah bengras dan harapan baru untuk desa batukaras - News | Good News From Indonesia 2024

Berkah dari Sampah: Bank Sampah BENGRAS dan Harapan Baru untuk Desa Batukaras

Berkah dari Sampah: Bank Sampah BENGRAS dan Harapan Baru untuk Desa Batukaras
images info

Konon katanya sampah adalah musuh banyak orang. Aromanya yang tidak enak, bentuknya yang menjijikan, dan jumlahnya yang terus menggunung di berbagai tempat, membuat sampah menjadi momok yang menyeramkan bagi kebanyakan orang.

Itulah mengapa tagar lawan sampah banyak digunakan oleh berbagai macam gerakan pecinta lingkungan. Sialnya, musuh yang satu ini teramat sulit untuk dikalahkan.

Bentuk dan jumlahnya yang masif kerap kali membuat para pegiat lingkungan kelimpungan. Berbagai macam usaha yang telah dikerahkan tidak jarang terasa sia-sia karena sampah-sampah yang dianggap musuh tersebut tidak pernah dapat dikalahkan secara tuntas.

Ironisnya lagi, musuh tersebut tercipta karena ulah manusia sendiri. Manusia-lah yang menciptakan sampah. Manusia-lah yang menjadikan sampah sebagai masalah. Manusia juga yang menganggap sampah sebagai musuh.

Oleh karena itu, sampah sebenarnya bukanlah sumber masalahnya. Hal ini diperjelas oleh pengertian sampah yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008. Dalam UU tersebut tertulis dengan jelas bahwa sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.

Dalam pengertian tersebut, tidak ada sedikitpun penjelasan yang memperlihatkan bahwa sampah adalah masalah. Oleh karenanya, persepsi yang keliru akan sampah ini sebenarnya terjadi karena manusia sendiri yang tidak mampu mengelola sampah secara benar.

BENGRAS: Cahaya di Tengah Pengelolaan Sampah

Persepsi keliru ini mulai coba dilawan oleh berbagai macam pihak, termasuk salah satunya Bapak Amir. Bapak Amir adalah sosok hebat yang berani menggagas Bank Sampah di Dusun Sanghiangkalang, Desa Batu Karas.

Beliau sadar dan meyakini bahwa sampah adalah bagian dari hidup manusia. Sampah bukanlah musuh yang harus dilawan, melainkan bagian dari hidup manusia yang mesti dikelola.

Bank Sampah yang diberinya nama BENGRAS merupakan buah dari kesadaran dan keyakinannya itu. Ketika ditanya arti namanya, Bapak Amir menyatakan bahwa nama tersebut diambil dari kata bahasa Sunda yang memiliki arti terang benderang, sekaligus juga akronim dari Bersama Membangun Lingkungan Ramah Sampah.

Berdasarkan nama BENGRAS ini, Pak Amir ingin memperlihatkan bahwa alih-alih menjadi masalah, sampah justru dapat menjadi secercah cahaya untuk menerangi kehidupan, terlebih dalam hal perekonomian, yang pada akhirnya membawa sukacita.

Bank Sampah sendiri, menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang merujuk pada Peraturan Menteri LH No. 14 Tahun 2021, merupakan fasilitas untuk mengelola sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle), sebagai sarana edukasi, perubahan perilaku dalam pengelolaan sampah, dan pelaksanaan ekonomi sirkular, yang dibentuk dan dikelola oleh masyarakat, badan usaha, dan/atau pemerintah daerah.

Bank Sampah dengan demikian memiliki semangat untuk mengajak masyarakat menghapuskan stigma yang telah menempel pada sampah. Semangat tersebut yang menjiwai Pak Amir untuk mendirikan Bank Sampah di Desa Batukaras. Pak Amir berikhtiar untuk melepaskan stigma akan sampah yang telah hidup di tengah masyarakat, terlebih masyarakat Desa Batukaras, agar masyarakat semakin berani untuk mengelola sampah secara baik dan benar.

Terlebih lagi, masyarakat Desa Batukaras yang notabene merupakan Desa Wisata pasti akan selalu berurusan dengan sampah, baik itu sampah rumah tangga maupun sampah wisatawan. Dalam situasi tersebut, Pak Amir berpendapat bahwa pemahaman yang benar dan pengelolaan yang baik terhadap sampah sangat diperlukan oleh masyarakat Desa Batukaras.

Bank Sampah BENGRAS sendiri berdiri sejak tahun 2019, tetapi baru memiliki Surat Keputusan Kepala Desa Batukaras pada tahun 2020. Saat ini, Bank Sampah BENGRAS telah memiliki 29 nasabah yang tersebar di berbagai dusun. Pak Amir berusaha membuat sistem Bank Sampah BENGRAS sesederhana mungkin agar para nasabah tidak kesulitan.

Setiap Jumat sore, Pak Amir atau pengurus yang lain akan menerima sampah yang dibawa oleh para nasabah. Sampah yang diterima beragam, mulai dari plastik, beling, kardus, logam, dan kaca. Sampah tersebut nantinya ditimbang dan dicatat dalam Buku Besar Bank Sampah BENGRAS.

Hasil timbangan sampah nantinya ditukar menjadi uang yang disimpan dalam tabungan nasabah. Uang yang tersimpan di dalam Bank Sampah BENGRAS bisa diambil kapan saja, tetapi biasanya diambil pada saat perayaan besar, seperti lebaran dan tahun baru.

Terkait penimbangan dan pengiriman sampah, Pak Amir menjalin kerja sama dengan Kang Adung yang bertugas membawa sampah tersebut ke tempat pengepulan. Selain bertugas menimbang dan mengirimkan sampah kepada pengepul, Kang Adung juga bertugas untuk mengambil sampah nasabah yang berhalangan untuk hadir langsung ke Bank Sampah BENGRAS entah karena jaraknya yang jauh atau karena keperluan yang lain.

Mengubah Sampah Menjadi Berkah

Pak Amir mengaku bahagia dengan keberadaan Bank Sampah BENGRAS ini, meskipun pada prosesnya tidak selalu berjalan dengan mudah. Keterbatasan waktu, dana, dan juga tenaga kerap kali membuat Pak Amir kesulitan dalam pengelolaan Bank Sampah.

Respon masyarakat yang tidak selalu kooperatif juga menjadi kesulitan tersendiri. Akan tetapi, berkat konsistensinya, Pak Amir sedikit demi sedikit mulai berhasil meyakinkan masyarakat Desa Batukaras tentang pentingnya Bank Sampah BENGRAS dan manfaatnya bagi lingkungan.

Kehadiran Bank Sampah membuat kesadaran masyarakat di Desa Batukaras tentang pentingnya pengelolaan sampah telah bertransformasi. Sampah bukan lagi dianggap sebagai musuh yang menyeramkan, tetapi sebagai sebuah sumber daya yang dapat dimanfaatkan dengan bijaksana.

Masyarakat kini lebih sadar akan pentingnya pemilahan sampah, sehingga pengumpulan sampah di Bank Sampah BENGRAS semakin lama semakin meningkat.

Pak Amir juga bahagia karena kehadiran Bank Sampah BENGRAS membawa dampak positif lainnya terkait perekonomian masyarakat Desa Batukaras. Dengan mengumpulkan dan memilah sampah, nasabah Bank Sampah BENGRAS mendapatkan insentif berupa uang yang dapat digunakan untuk keperluan di masa depan atau membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti membayar listrik, membayar air, dan keperluan dapur.

Lebih dari sekadar manfaat ekonomi, Bank Sampah BENGRAS juga berkontribusi dalam upaya mencapai ekologi berkelanjutan. Dengan melakukan pemilahan sampah dan mengirimkannya ke tempat pendauran ulang, Bank Sampah BENGRAS membantu mengurangi dampak negatif sampah pada lingkungan dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih serta sehat.

Pak Amir dan Bank Sampah BENGRAS telah membuktikan bahwa sampah tidak selalu menjadi musuh yang harus diperangi, melainkan sebuah sumber daya berharga yang dapat dimanfaatkan dengan bijaksana. Keberadaan Bank Sampah BENGRAS mulai berhasil mengubah pandangan masyarakat Desa Batukaras tentang sampah, dari momok menyeramkan menjadi aset berharga yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan mereka.

Bank Sampah BENGRAS memberikan harapan akan masa depan yang lebih cerah, di mana sampah tidak lagi menjadi masalah, tetapi menjadi bagian dari solusi untuk mencapai ekologi berkelanjutan. Tabik!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SK
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.