mengenal tradisi aron saling kerja sama dan tolong menolong dalam masyarakat karo - News | Good News From Indonesia 2024

Mengenal Tradisi Aron, Saling Kerja Sama dan Tolong Menolong dalam Masyarakat Karo

Mengenal Tradisi Aron, Saling Kerja Sama dan Tolong Menolong dalam Masyarakat Karo
images info

Masyarakat Suku Karo memiliki budaya tolong menolong dan kerja sama antar masyarakat yang dinamakan budaya aron. Bentuk kerja sama ini dilakukan dalam berbagai kegiatan dari kerja bakti hingga membantu tetangga.

Dimuat dari IDN Times, wujud dari budaya aron ini dibentuk kelompok kerja yang terdiri dari beberapa orang muda atau orang dewasa yang jumlahnya berkisar 6 hingga 24 orang per kelompoknya.

Legenda Pawang Ternalem dari Karo Sumatra Utara, Kisah Seorang Anak yang Dicap Pembawa Sial

Istilah Aron diambil dari bahasa setempat yaitu Sisaron-saronyang yang berarti diwujudkan dalam upah tenaga oleh orang-orang muda atau dewasa. Maksud dari tolong menolong ini untuk mengerjakan sesuatu yang membutuhkan cukup banyak tenaga manusia.

Bentuk pekerjaan yang menjadi bagian dari kerja sama dan tolong menolong itu biasanya dalam mengerjakan sawah ataupun ladang sesama anggota. Konsep ini pada akhirnya seperti upah tenaga dari masing-masing anggota.

Misalnya ketika salah satu anggota Aron sedang mengerjakan ladang, maka seluruh anggota lain wajib datang ke ladang milik anggota tersebut. Begitu seterusnya dengan cara bergilir.

Budaya sejak lama

Suku Karo telah melakukan budaya Aron ini sejak lama. Saat itu, masyarakat Karo sudah melakukan kegiatan bersama-sama mulai dari sosial, rumah tangga, hingga pertanian. Sehingga diwariskan turun temurun.

Budaya Aron bukanlah sikap manja atau keakraban semata-mata, tetapi akan entitas masyarakat Karo sebagai etnis yang kuat Sumatera Utara. Hal ini memang dipelihara sejak zaman Belanda.

Legenda Danau Lau Kawar di Karo Sumatra Utara yang Berasal dari Kemarahan Seorang Nenek

Citra kuat di dalam masyarakat Karo itu bukan sebagai identitas saja, tetapi juga dibuktikan saat masa penjajahan. Pihak Belanda pun cukup kesulitan menaklukkan wilayah Karo karena hubungan erat antar masyarakatnya yang sudah terbangun dengan kokoh.

Bergesernya makna

Tetapi seiring perkembangan zaman, budaya Aron terus beradaptasi. Mulai tahun 1980-an, Aron berubah menjadi sebuah tenaga kerja sewaan oleh pemilik sawah dan membayar upah sesuai dengan waktu kerja.

Pembayaran yang diterima berdasarkan kesepakatan para anggotanya. Secara umum sebagian besar bayaran umumnya dengan bentuk tenaga dalam bekerja. Sehingga sudah tidak bisa disebut tolong menolong.

Legenda Putri Hijau di Desa Seberaya, Kabupaten Karo, Dipercaya Sebagai Sosok Pelindung

Hal ini terjadi karena sumber daya manusia atau anggota suku Karo juga semakin sedikit. Bahkan, semakin berkurangnya SDM, kebanyakan Aron justru didatangkan dari luar daerah Karo seperti Berastagi, Samosir, dan juga Sidikalang. 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.