legenda danau lau kawar di karo sumatra utara yang berasal dari kemarahan seorang nenek - News | Good News From Indonesia 2024

Legenda Danau Lau Kawar di Karo Sumatra Utara yang Berasal dari Kemarahan Seorang Nenek

Legenda Danau Lau Kawar di Karo Sumatra Utara yang Berasal dari Kemarahan Seorang Nenek
images info

Danau Lau Kawar merupakan salah satu destinasi wisata yang bisa Kawan jumpai di Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Sama seperti halnya beberapa tempat yang ada di Indonesia, Danau Lau Kawar juga memiliki cerita legenda yang berkembang di tengah masyarakat terkait asal usul terbentuknya.

Menurut riwayatnya, kisah legenda Danau Lau Kawar ini berkisah tentang seorang nenek yang murka terhadap perilaku keluarganya kepada dirinya. Bagaimana kisah lebih lanjut terkait cerita legenda Danau Lau Kawar tersebut?

Legenda Danau Lau Kawar

Dilansir dari artikel Lasmi Sihaan, Jusrin Efendi Pohan, dan Esra Perangin-angin yang berjudul "Nilai Moral Pada Legenda Danau Lau Kawar Dan Legenda Pawang Ternalem Ditinjau Perspektif Posmodernisme," dijelaskan bahwa dulunya di daerah Karo terdapat sebuah desa bernama Kawar. Di desa ini, hidup seorang nenek yang sudah sakit-sakitan dan hidup seorang diri.

Sebenarnya nenek ini memiliki seorang anak yang sudah berkeluarga. Akan tetapi, anaknya tersebut sering abai terhadap kondisi yang dialaminya.

Biasanya anaknya ini akan mengirimkan makanan kepada nenek tersebut. Dirinya akan menyuruh istrinya atau anaknya untuk mengantarkan makanan sehari-hari untuk keperluan sang nenek.

Danau Lau Kawar Menjadi Incaran Anak Muda, Ini Sebabnya!

Suatu hari, masyarakat Desa Kawar tengah mengadakan acara rutin di wilayah tersebut. Acara ini digelar setiap tahunnya sebagai bentuk rasa syukur atas keberkahan yang didapatkan oleh masyarakat desa.

Pada saat gelaran acara ini, masyarakat ramai-ramai berkumpul bersama-sama di tengah desa. Berbagai macam hiburan dihadirkan untuk memeriahkan acara tersebut, seperti lantunan musik dna lainnya.

Para ibu-ibu juga saling bergotong royong untuk memasak berbagai macam makanan yang disajikan pada acara tersebut. Setiap orang yang ada di Desa Kawar saling merasakan kebahagiaan satu sama lain.

Namun kebahagiaan ini tidak bisa dirasakan oleh sang nenek. Dirinya sebenarnya juga ingin ikut dalam acara syukuran tersebut.

Akan tetapi, dirinya tidak bisa berbuat apa-apa untuk pergi seorang diri ke tengah desa. Kesedihan ini semakin diperparah karena sang nenek rasa lapar yang mulai menghampirinya.

Sang anak belum menghantarkan makanan untuk dirinya pada hari itu. Sang nenek hanya bisa mengurung diri di rumah dan kecewa atas perilaku anak dan keluarga kepada dirinya.

Di sisi lain, sang anak bersama keluarganya ternyata tengah mengikuti acara syukuran di desa tersebut. Mereka mengikuti acara ini dengan penuh riang gembira bersama masyarakat lainnya.

Pada saat gelaran acara masih berlangsung, sang anak tiba-tiba teringat bahwa dirinya belum mengantarkan makanan ke rumah ibunya. Dia pun menyuruh istrinya untuk mempersiapkan makanan dan meminta anaknya mengantarkan bekal tersebut ke rumah sang nenek.

Cerita di Balik Lau Kawar, Danau di Kaki Gunung Sinabung

Sang anak pun berangkat ke rumah neneknya untuk mengantarkan bekal. Sesampai di rumah nenek, dirinya pun langsung memberikan bekal tersebut.

Nenek yang sudah sedari tadi kelaparan langsung membuka bekal yang diantarkan oleh cucunya tersebut. Namun alangkah kagetnya sang nenek yang mendapati bekal makanan yang diantarkan sudah tinggal tulang saja.

Melihat perlakuan yang diterimanya, sang nenek langsung marah dan murka. Nenek tersebut merasa kecewa kepada anak, menantu, serta cucunya yang sudah berlaku demikian kepada dirinya.

Sang nenek pun berdoa atas situasi yang sudah dialaminya. Tidak lama setelah itu, langit di atas Desa Kawar yang awalnya cerah tiba-tiba berubah menjadi gelap.

Perubahan langit yang menjadi gelap ini kemudian disusul dengan suara petir yang bersahut-sahutan. Tidak hanya itu, gempa bumi juga terjadi tidak lama berselang setelah sang nenek memanjatkan doa.

Masyarakat Desa Kawar yang awalnya berbahagia dalam gelaran acara syukuran langsung kalang kabut melihat situasi yang tengah terjadi. Namun masyarakat Desa Kawar tidak bisa berbuat banyak atas musibah yang tengah terjadi di daerahnya.

Pada akhirnya Desa Kawar ditelan oleh bumi dan membentuk sebuah kawah. Seiring berjalannya waktu, kawah tersebut nantinya akan diisi oleh genangan air dan menjadi cikal bakal dari Danau Lau Kawar yang bisa Kawan jumpai pada saat ini.

Sumber:
- Sihaan, Lasmi, Jusrin Efendi Pohan, and Esra Perangin-angin. "Nilai Moral Pada Legenda Danau Lau Kawar Dan Legenda Pawang Ternalem Ditinjau Perspektif Posmodernisme." Jurnal Educatio FKIP UNMA 9.4 (2023): 2096-2104.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
AA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.