Revolusi Agrikultur Keempat atau Agriculture 4.0, membawa transformasi besar dalam cara kita bertani dengan memanfaatkan teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (AI), robotika, drone, dan sistem pertanian presisi.
Revolusi ini tidak hanya mengubah metode pertanian tradisional. Namun, juga memberikan solusi untuk tantangan yang dihadapi sektor pertanian global, seperti perubahan iklim, peningkatan populasi, dan kebutuhan pangan yang terus meningkat.
Apa Itu Revolusi Agrikultur Keempat?
Agriculture 4.0 menandai peralihan dari praktik pertanian konvensional menuju penggunaan teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Teknologi seperti AI digunakan untuk perencanaan pintar dalam pengelolaan lahan. Sementara robotika dan drone mampu menangani tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia, seperti pemanenan, penyebaran pupuk, dan penyiraman tanaman dengan presisi yang lebih tinggi.
Menurut National Farmers' Union (NFU), teknologi ini juga dapat menarik tenaga kerja muda yang lebih terampil secara teknis ke dalam sektor pertanian yang selama ini didominasi oleh tenaga kerja yang menua.
Kondisi Sosial Ekonomi Pertanian Kelapa Sawit di Desa Fajar Baru, Kawasan Transmigrasi Lagita, Bengkulu
Namun, meski ada potensi besar, penerapan teknologi ini tidak serta merta tanpa tantangan. Dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh University of Reading, peneliti Hannah Barrett dan timnya mengungkapkan bahwa meskipun banyak kebijakan dan liputan media yang menggambarkan revolusi ini sebagai hal yang positif, ada risiko ketidaksetaraan dalam distribusi manfaat teknologi ini.
Petani kecil dan mereka yang berada di daerah dengan akses terbatas terhadap teknologi mungkin tidak akan merasakan keuntungan yang sama, seperti yang dirasakan oleh perusahaan besar dan pemilik modal.
Indonesia di Era Agriculture 4.0
Indonesia sebagai negara dengan sektor pertanian yang kuat, sudah mulai merasakan dampak dari revolusi ini. Pemerintah telah mengambil berbagai langkah untuk mendorong digitalisasi pertanian.
Salah satu langkah tersebut adalah peluncuran Agricultural War Room (AWR) yang terhubung dengan Agricultural Operation Room (AOR) di tingkat provinsi untuk memonitor dan meningkatkan produktivitas pertanian melalui data real-time.
Di samping itu, Indonesia juga telah meluncurkan National E-agriculture Strategy Roadmap yang ditargetkan selesai pada tahun 2027. Program ini mencakup integrasi basis data pertanian nasional, sistem peringatan dini bencana, dan analisis data pertanian untuk membantu petani dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.
Ekosistem startup di Indonesia juga berperan penting dalam revolusi ini. Startup seperti TaniHub, E Fishery, dan Aruna telah memberikan solusi digital bagi petani dan nelayan, mulai dari akses pasar, pembiayaan, hingga teknologi pertanian yang lebih modern.
Ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk memajukan sektor pertanian dan menciptakan ketahanan pangan yang lebih baik di masa depan.
Biochar, Solusi Perbaikan Tanah Pertanian Desa Dieng
Tantangan yang Dihadapi Indonesia
Meskipun Indonesia sudah berada di jalur yang tepat menuju Agriculture 4.0, tantangan tetap ada. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan infrastruktur teknologi di pedesaan.
Banyak daerah yang masih mengalami kesulitan akses internet, yang menjadi penghambat utama bagi penerapan teknologi digital di sektor pertanian. Selain itu, edukasi dan pelatihan teknologi bagi petani juga masih perlu ditingkatkan.
Banyak petani yang belum memahami manfaat dari teknologi baru ini dan masih ragu untuk mengadopsinya dalam kegiatan sehari-hari.
Menurut laporan dari Asian Development Bank, keberhasilan revolusi ini di Indonesia sangat bergantung pada koordinasi lintas sektor yang baik serta investasi dalam infrastruktur yang mendukung.
Tanpa adanya dukungan yang kuat dari pemerintah dan sektor swasta, penerapan teknologi canggih di sektor pertanian bisa terhambat dan hanya dinikmati oleh sebagian kecil kelompok saja.
Peluang Masa Depan
Potensi Agriculture 4.0 di Indonesia sangat besar. Dengan populasi yang mencapai 273 juta jiwa dan sektor pertanian yang menyumbang sekitar 14% dari PDB nasional, transformasi menuju pertanian yang lebih modern tidak hanya akan meningkatkan produktivitas, tetapi juga kesejahteraan petani.
Melalui penerapan teknologi seperti drone untuk pemantauan lahan, sensor untuk pengelolaan air, dan aplikasi mobile untuk akses pasar, petani dapat lebih mudah mengelola lahan mereka dengan cara yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Sebuah artikel dari Verdict menyebutkan bahwa peningkatan konektivitas dan pengembangan teknologi 5G di daerah pedesaan pada tahun 2030 akan semakin mempermudah implementasi sistem pertanian presisi.
Hal ini akan memungkinkan setiap perangkat di dalam ekosistem pertanian untuk terhubung dan mengumpulkan data secara berkesinambungan, yang pada gilirannya akan mempermudah pengambilan keputusan berbasis data.
Pakai Konsep Modernisasi Pertanian, Kota di Ujung Timur Indonesia Ini Siap Jadi Lumbung Pangan Dunia
Indonesia berada di ambang Revolusi Agrikultur Keempat dengan berbagai peluang dan tantangan. Meskipun ada berbagai inisiatif positif dari pemerintah dan sektor swasta, keberhasilan revolusi ini sangat bergantung pada dukungan infrastruktur, edukasi, dan akses teknologi yang merata.
Dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, swasta, dan komunitas petani, Indonesia berpotensi menjadi salah satu pemimpin dalam transformasi pertanian global, memastikan bahwa setiap petani dapat merasakan manfaat dari pertanian canggih ini.
Sumber Referensi:
- https://www.adb.org/publications/summary-indonesias-agriculture-natural-resources-and-environment-sector-assessment
- https://investinasia.id/blog/indonesia-agriculture-industry/
- https://www.trade.gov/country-commercial-guides/indonesia-agriculture
- https://intellidigest.com/agriculture-4-0-the-fourth-revolution/
- https://research.reading.ac.uk/research-blog/the-fourth-agricultural-revolution-is-coming-but-who-will-really-benefit/
- https://www.verdict.co.uk/tech-fourth-agricultural-revolution/?cf-view
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
